Otak merupakan salah satu organ yang paling penting dalam tubuh manusia. Seiring berjalannya waktu, otak juga akan ikut menyusut dan menua seperti halnya kulit dan tulang. Proses penuaan otak ini disebut dengan penyakit demensia.
Apa Itu Penyakit Demensia?

Dilansir dari Mayo Clinic, demensia adalah sekumpulan penyakit yang memengaruhi daya ingat dan pemikiran seseorang sehingga mengganggu aktivitas kehidupannya sehari-hari.
Demensia Disebabkan oleh Apa?
Pada dasarnya, demensia disebabkan oleh kerusakan atau hilangnya sel-sel saraf dan koneksi mereka di otak. Bisa juga disebabkan oleg faktor genetik, gaya hidup, dan lingkungan.
Dr. Yuda Taruna SpS, Dekan Fakultas Kedokteran dan Kesehatan UNIKA Atma Jaya & Spesialis Saraf mengatakan hingga sampai saat ini demensia belum ada obatnya.
“Jadi kami para dokter harus fokus pada dua hal yakni dengan mengenalkan faktor risiko dan deteksi dini,” tegasnya dalam acara konferensi pers peluncuran Paviliun Bonaventura oleh RS Atma Jaya di RS Atma Jaya, Jakarta.
Apa Gejala dan Ciri-ciri Demensia pada Lansia?
Gejala demensia bervariasi tergantung pada penyebabnya, tetapi tanda dan gejala umum demensia antara lain ialah:
- Perubahan kognitif
- Lupa
- Kesulitan berkomunikasi atau menemukan kata-kata
- Kemampuan visual dan spasial menurun, contoh kasus tersesat saat mengemudi
- Kesusahan bernalar atau pemecahan masalah
- Tidak bisa menangani tugas yang rumit
- Merasa kesulitan dalam perencanaan dan pengorganisasian
- Kesulitan dengan koordinasi dan fungsi motorik tubuh
- Sering kebingungan dan disorientasi
- Perubahan psikologis atau kepribadian
- Depresi
- Kegelisahan
- Perilaku tidak pantas
- Paranoia
- Agitasi
- Halusinasi
Apakah Penyakit Demensia Dapat Disembuhkan?

Tidak ada obat yang dapat menyembuhkan demensia, namun beberapa obat dapat membantu mengatasi gejala untuk sementara waktu.
Meskipun tidak ada penyembuhan, beberapa gejala demensia yang disebabkan oleh kondisi tertentu dapat diperbaiki dengan pengobatan.
Kondisi seperti infeksi, gangguan tiroid, kekurangan vitamin B-12, efek samping obat, atau perdarahan subdural dapat menyebabkan gejala mirip demensia yang dapat dipulihkan dengan penanganan yang tepa.
Dokter dapat meresepkan obat untuk mengatasi masalah lain yang terkait dengan demensia, serta terapi non-obat seperti olahraga, nutrisi yang baik, dan menjaga aktivitas sosial.
Apa Dampak dari Demensia?
Demensia memengaruhi memori, kemampuan berpikir, dan kemampuan sosial yang mengganggu kehidupan sehari-hari seseorang.
Dampak psikologis mencakup perubahan kepribadian, depresi, kecemasan, agitasi, dan halusinasi.
Komplikasi serius dapat terjadi seperti nutrisi buruk karena kesulitan makan, pneumonia akibat gangguan menelan, ketidakmampuan melakukan perawatan diri seperti mandi dan berpakaian, tantangan keamanan pribadi, dan pada tahap akhir dapat menyebabkan koma bahkan kematian.
Bagaimana Pengobatan Demensia?
Pengobatan demensia bersifat suportif dan bertujuan memperlambat perkembangan penyakit serta mengatasi gejala, karena belum ada obat yang dapat menyembuhkan demensia secara total.
Selain obat-obatan, terapi non-farmakologis juga sangat penting dalam pengobatan demensia.
Aktivitas fisik teratur, menjaga pola makan sehat yang kaya buah, sayuran, dan omega-3, serta tetap aktif secara mental dan sosial dapat membantu memperlambat perkembangan gejala.
Terapi okupasi dapat membantu penderita demensia beradaptasi dengan rutinitas harian, sementara terapi musik dan seni terbukti efektif mengurangi agitasi dan meningkatkan kualitas hidup.
Dukungan keluarga dan perawatan yang konsisten juga berperan penting dalam manajemen demensia jangka panjang.
Itulah penjelasan tentang demensia. Semoga bermanfaat!
***
Baca juga:
5 Fakta Hormon Kortisol, Hormon Stres yang Memengaruhi Kenaikan Berat Badan
Beragam Jenis Tes DNA, Manfaat, Syarat, dan Kisaran Biayanya
6 Cara sederhana mencegah pikun di masa tua, perlu dicoba!
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.