Untuk menjaga jarak kelahiran bayi, ada baiknya Anda melakukan KB setelah melahirkan.
Kita mengenal alat kontrasepsi dengan sebutan KB. Saat ini, KB digunakan sebagai salah satu cara untuk meningkatkan keselamatan ibu dan bayi dengan cara mengatur jarak kelahiran. Agar tujuan ini tercapai, perlu kiranya mengetahui kapan waktu paling tepat untuk KB setelah melahirkan serta jenis kontrasepsi apa yang paling tepat untuk digunakan.
Baca juga: KB yang Aman untuk Ibu Menyusui
Kapan waktu yang tepat untuk KB setelah melahirkan?
Waktu yang paling tepat untuk KB sebetulnya sesaat setelah ibu melahirkan. Namun kondisi ini juga bergantung dari jenis kontrasepsi yang hendak ibu pilih, serta apakah ibu meyusui bayinya atau tidak.
Ada dua macam cara untuk mengatur jarak kelahiran bayi, yaitu dengan metode hormonal dan non hormonal.
KB metode non hormonal terdiri dari:
- Metode Amenore Laktasi (MAL)
- Kondom
- Alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR)
- Kontrasepsi Mantap (Tubekstomi dan vasektomi)
Sementara KB metode hormonal terdiri dari:
- Progestin yang berupa pil KB, Injeksi, dan implan
- Kombinasi: pil dan injeksi
Seluruh metode KB non hormonal sangatlah cocok untuk ibu yang menyusui. Dan sesungguhnya bila ibu telah menyusui, maka sesungguhnya ibu telah menggunakan salah satu metode KB non-hormonal, yaitu Amenore Laktasi.
Agar metode ini berhasil, sangat disarankan agar ibu memberikan ASI-nya secara eksklusif dan memberikan kepada bayi sedikitnya 8 kali sehari, yaitu setiap 2-3 jam walaupun di malam hari.
Baca juga: Tips agar ASI Melimpah
Pada saat ibu menyusui, hormon prolaktin akan meningkat. Peningkatan hormon ini akan mencegah terjadinya ovulasi dan memperlama masa tidak datangnya haid/ menstruasi pasca melahirkan (amenorea postpartum).
Pada situs bkkbn.go.id disebutkan bahwa metode ini cukup efektif untuk mencegah kehamilan ibu setidaknya hingga 6 bulan. Namun, pada beberapa ibu, ovulasi kadang terjadi sebelum menstruasi pertama pasca persalinan terjadi.
Untuk itu akan lebih baik bila ibu mengkombinasikan metode ini metode lainnya selama metode tersebut tidak mengganggu produksi ASI ibu.
Misalkan metode AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) yang biasa dikenal dengan nama IUD. Ada pula jenis IUD post plasenta yang biasanya dipasang 48 jam pasca persalinan. Namun bila terlambat maka perlu ditunggu 6-8 minggu pasca persalinan.
Intinya, jika ibu berniat memberikan ASI pada bayi, maka jenis KB yang dipilih haruslah jenis yang tidak akan mengurangi jumlah ASI yang diberikan. Atau bila ibu ingin mengkombinasikan MAL dengan metode KB hormonal, maka pilihlah jenis kontrasepsi yang hanya mengandung progesterone saja.
Terkait dengan kontrasepsi pasca melahirkan, WHO sebagai badan kesehatan dunia yang juga mengkampanyekan pemberian ASI eksklusif untuk bayi, menyarankan agar ibu mulai menggunakan KB hormonal yang mengandung progesteron pada 6 minggu pasca melahirkan.
Parents, semoga informasi di atas bermanfaat.
Baca juga:
Ini bahayanya penggunaan pil KB jangka panjang, simak peringatan seorang ibu!
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.