Bila Anda sedang menyusui, kemungkinan besar Anda dan suami belum menginginkan punya momong baru dan ini menjadi pertanyaan Anda, “apa KB untuk ibu menyusui yang tepat?”
Tentunya ber-KB adalah pilihan yang akan Anda lakukan untuk menunda kehamilan selanjutnya.
Saat ini tersedia beberapa pilihan cara KB untuk ibu menyusui yang dapat Anda pilih sesuai dengan kondisi dan kesepakatan Anda dan suami.
Berikut penjelasan lengkapnya, Parents.
Artikel terkait: 10 Efek Samping yang Dapat Timbul Saat Bunda Berhenti KB
11 Jenis KB untuk Ibu Menyusui
Di bawah ini, terdapat beberapa pilihan kontrasepsi untuk ibu menyusui, termasuk KB cara alami sampai dengan penggunaan alat dan cara hormonal.
1. LAM (Menyusui sebagai cara ber-KB)
Menyusui dapat menjadi menjadi cara pencegahan kehamilan secara alami. Metode ini disebut sebagai LAM (Lactational Amenorrhea Method).
Namun ada beberapa syarat yang harus dipenuhi agar tidak terjadi kehamilan, yaitu :
- Anda belum mendapatkan menstruasi kembali setelah melahirkan
- Bayi hampir 100% hanya meminum ASI
- Bayi belum berusia 6 bulan
- Menyusui setiap 4 jam dalam 24 jam
Bila salah satu syarat tidak dipenuhi, Anda perlu mempertimbangkan beberapa kontrasepsi untuk ibu menyusui lainnya yang tertera di bawah ini.
2. Kondom Laki-laki dan Perempuan
Kondom untuk laki-laki sudah biasa kita kenal. Padahal, tersedia pula kondom untuk wanita.
Cara kerjanya sama dengan kondom laki-laki. Bedanya, kondom ini dimasukkan ke vagina sehingga mencegah sperma masuk ke dalam vagina.
3. KB untuk Ibu Menyusui dengan Spermisida
Spermisida dapat berupa jel, busa, spons, yang dapat dioleskan pada vagina dengan tujuan membunuh sperma.
Spermisida digunakan sebelum melakukan hubungan seksual. Ada pula spermisida yang berbentuk tablet dan dimasukkan ke dalam vagina.
4. Diafragma dan Spermisida
Metode ini menggabungkan penggunaan diafragma (kap bulat) dengan spermisida. Diafragma yaitu selubung karet yang dimasukkan ke dalam vagina sehingga menutupi mulut rahim.
Alat ini dapat dicuci dan dipakai berkali-kali. Spermisida biasanya juga digunakan bersama diafragma ini untuk membunuh sperma, karena penggunaan spermisida saja kadang tidak efektif.
5. IUD
Seringkali dikenal dengan sebutan Spiral, terbuat dari tembaga dan dimasukkan ke rahim oleh dokter.
Tujuannya adalah mencegah sperma mencapai sel telur. IUD sudah menjadi cara KB yang populer dan dapat bertahan hingga 12 tahun, seperti yang dituliskan laman Planned Parenthood.
Artikel terkait: Setelah Pasang IUD, Kapan Boleh Berhubungan Seksual?
6. IUD dengan Hormon
Seiring dengan perkembangan waktu, IUD juga ada yang dilengkapi dengan hormon progesteron dalam dosis rendah.
Hormon ini akan mempertebal lendir pada serviks, sehingga sperma sulit mencapai sel telur. Selain itu hormon ini mencegah pelepasan sel telur.
7. Pil Mini
Pil ini mengandung hormon progesteron yang mencegah pelepasan sel telur.
Cara ini sebagai cara kontrasepsi untuk ibu menyusui yang paling mudah dilakukan. Selengkapnya bacalah di sini.
8. Suntikan
Suntikan KB dapat dilakukan setiap bulan atau 3 bulan, tergantung pilihan Anda.
Hormon progesteron diberikan melalui suntikan, sehingga fungsinya sama dengan pil mini.
9. Vasektomi (Steril Pria)
Cara ini dilakukan dengan memotong saluran yang meluncurkan sperma dari testikel laki-laki. Cara ini bersifat permanen.
10. Tubektomi (Steril Wanita)
Cara ini juga bersifat permanen, yaitu dengan motong saluran yang membawa sel telur ke rahim.
11. Pil Kontrasepsi Darurat (PKD)
Pil ini disebut juga pil Kondra. Sistem kerjanya adalah membunuh sperma sebelum membuahi sel telur.
Pil ini diminum 2 kali. Pertama kali paling lama adalah dalam waktu 72 jam setelah berhubungan seksual, dan pil kedua adalah 12 jam setelah pil pertama diminum.
Pil ini berbeda dengan aborsi, karena pembuahan belum terjadi.
Artikel terkait: Pil Kontrasepsi Darurat: Jenis, Cara Pakai, dan Efek Sampingnya
Cara KB Lainnya untuk Ibu Menyusui
Cara KB untuk ibu menyusui yang alami adalah dengan cara kalender, namun sulit dilakukan bila menstruasi belum datang.
Selain itu, mengeluarkan sperma di luar vagina adalah salah satu cara KB alami yang dapat dilakukan.
Alat KB yang Tidak Disarankan untuk Ibu Menyusui
Menurut laman Better Health, ada beberapa metode KB yang sebaiknya dihindari ibu menyusui, di antaranya:
- Pil kontrasepsi yang mengombinasikan estrogen dan progesteron tidak direkomendasikan sebelum enam minggu karena bisa mengurangi produksi ASI.
- Cincin vagina (NuvaRing®) tidak disarannkan karena juga bisa mengurangi produksi ASI.
- Pil kontrasepsi darurat, ulipristal acetate (UPA), karena dikeluarkan melalui ASI dan efeknya pada bayi belum diketahui. Jika Anda mengonsumsinya, disarankan untuk tidak. menyusui selama tujuh hari setelah menggunakankannya.
Kapan KB untuk Ibu Menyusui Harus Dilakukan?
Menurut laman Better Health, pada umumnya para wanita berada dalam masa subur dua minggu sebelum menstruasi.
Setelah melahirkan, menstruasi biasanya akan kembali lagi setelah enam minggu hingga tiga bulan setelah melahirkan. Hal ini tergantung pada apakah Anda menyusui secara eksklusif, memberikan susu formula pada bayi, atau mengombinasikan keduanya.
Pada kenyataannya, menstruasi Anda mungkin belum aktif lagi sampai Anda benar-benar berhenti atau mengurangi menyusui. Meski begitu tanpa disadari, Anda tetap bisa dalam masa subur.
Oleh karenanya, jika Anda ingin menggunakan alat kontrasepsi setelah melahirkan, disarankan untuk memulainya sejak 3 minggu setelah melahirkan.
Laman Planned Parenthood menyarankan untuk tidak menggunakan metode KB dengan hormon estrogen pada 3 minggu pertama setelah melahirkan, seperti pil, cincin atau patch. Setelah 3 minggu, Anda dipersilakan untuk menggunakan metode-metode tersebut.
***
Parents, itulah informasi tentang KB untuk ibu menyusui.
Selalu konsultasikan dengan dokter sebelum Anda memilih metode kontrasepsi apa pun untuk mengetahui mana pilihan terbaik untuk Anda.
Semoga informasi ini bermanfaat.
Baca Juga:
Bunda, Ini 6 Jenis KB Ibu Menyusui yang Tidak Bikin Gemuk
Ingin Gunakan Alat Kontrasepsi Hormonal? Simak Penjelasan Pakar Berikut Ini Dulu, Bun
Kontrasepsi setelah Melahirkan, Kapan Waktu yang Tepat dan Apa yang Harus Diperhatikan?
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.