Jika Bunda mengalami hal aneh saat berhubungan intim, seperti merasa tidak nyaman, sakit saat penetrasi, atau malah tidak bisa berhubungan intim sama sekali, bisa jadi Bunda mengalami kondisi yang dinamakan vaginismus.
Apa itu Vaginismus?
Menurut seorang ahli seksologi klinis di Singapura bernama Dr. Martha Lee, vaginismus adalah kondisi yang dialami seorang perempuan ketika dinding-dinding vagina mengetat secara tidak sengaja ketika ada sesuatu yang memasukinya. Contohnya penis, tampon (semacam pembalut), atau alat uji pelvis yang dilakukan oleh seorang dokter.
Bagi banyak perempuan yang mengalaminya, kondisi ini datang secara tak terduga dan biasanya terjadi ketika sedang berhubungan intim. Sakit yang dialami perempuan disebabkan oleh mengetatnya otot di sekitar vagina dan terjadi di luar kendali si perempuan yang mengalaminya.
Menurut para ahli kesehatan seksual, “Mengetatnya dinding vagina diakibatkan oleh mengencangnya otot di dasar panggul, terutama kelompok otot pubococygeus. Terkadang wanita yang mengalaminya tidak sadar atau bahkan tidak tahu bahwa vaginismus adalah penyebab mengapa penetrasi terasa sakit.”
Seorang perempuan yang menderita vaginismus bisa merasa tidak nyaman saat berhubungan seks atau merasa kesakitan. Bahkan ada pula yang sama sekali tidak bisa dipenetrasi.
Sakitnya seperti ada yang robek, perasaan terbakar, atau perasaan seperti suami menabrak dinding yang tidak bisa ditembus.
Di Indonesia, kondisi ini disebut gancet. Otot vagina yang mengencang juga bisa terjadi ketika penis sudah ada dalam vagina, sehingga membuat penis terjepit dan tidak bisa keluar.
Vaginismus sendiri memiliki dua jenis, yakni primer dan sekunder. Primer membuat wanita mengalami rasa sakit setiap kali melakukan hubungan intim.
Sedangkan sekunder terjadi karena seorang perempuan mengalami trauma akibat kekerasan seksual atau pernah mengalami proses persalinan yang sulit, sehingga membuatnya takut untuk berhubungan seksual.
Otot vagina mengencang hingga sulit melakukan penetrasi atau penis tidak bisa masuk sama sekali
Gejala vaginismus
Apabila Bunda mengalami gejala-gejala berikut ini, sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter untuk mengatasinya.
- Rasa panas membakar diikuti dengan otot vagina yang mengejang saat berhubungan seksual
- Sakit saat penetrasi, rasa tidak nyaman ketika penis memasuki vagina, atau kesulitan penetrasi hingga penis tidak bisa masuk sama sekali.
- Rasa tidak nyaman saat menjalani uji pelvis dari dokter
- Sakit terus menerus saat berhubungan seksual tanpa alasan yang bisa dijelaskan
- Tidak bisa bernapas saat berhubungan seks dan otot di tubuh terasa kejang (seperti otot di kaki, punggung bagian bawah, atau anggota tubuh lainnya)
- Sakit atau tidak nyaman saat berhubungan intim setelah melahirkan
- Bunda tidak mau berhubungan seks karena takut sakit atau gagal mendapatkan orgasme
Penyebab terjadinya vaginismus
Ada dua jenis penyebab mengapa wanita mengalami vaginismus, yakni fisik dan mental. Hampir 90% wanita yang mengalami vaginismus disebabkan oleh faktor psikologis seperti kecemasan, ketakutan dan lainnya. Sedangkan 10%-nya adalah penyebab fisik.
Dr Boyke Dian Nugraha SpOG MARS, seorang konsultan di bidang seksual menyatakan, bahwa vaginismus biasanya dialami oleh perempuan yang tumbuh di lingkungan keluarga dengan religiusitas yang sangat kuat. Dengan ajaran yang membuat seks terkesan tabu dan tidak baik, membuat seorang wanita menganggap seks adalah hal yang terlarang.
“Hal ini membuat wanita ketakutan untuk disentuh, apalagi berhubungan seksual, padahal statusnya sudah menikah,” ujarnya seperti dikutip dari Liputan 6.
Penyebab psikologis
- Takut hamil
- Mengantisipasi seks sebagai hal yang menyakitkan. Biasanya terjadi pada perempuan pernah mengalami seks menyakitkan sebelumnya. Atau seorang perawan yang mendengar cerita bahwa seks itu menyakitkan
- Kecemasan yang berhubungan dengan kemampuan seksual
- Pengalaman traumatis yang berkaitan dengan kekerasan seksual
- Kurangnya ikatan emosional dengan pasangan
- Pengetahuan seksual yang minim
Penyebab fisik
- Infeksi pada sistem reproduksi
- Komplikasi setelah persalinan cesar atau kesulitan dalam proses persalinan normal
- Kekerasan seksual yang melukai secara fisik, seperti pemerkosaan
- Kekeringan vagina yang disebabkan masalah hormon
- Kurangnya lubrikasi vagina yang disebabkan menopause
- Sakit di bagian pelvis karena operasi atau trauma akibat cedera
Artikel terkait: Vulvodynia, Depresi Vagina yang Membuat Area Kewanitaan Terasa Sangat Menyakitkan
Para ahli menegaskan bahwa hal yang memicu terjadinya vaginismus juga disebabkan oleh kurangnya pemanasan atau foreplay sebelum berhubungan intim. Atau karena kecemasan berlebihan yang dialami perempuan.
Bila pemicu ini muncul, otot vagina yang mengejang bisa terjadi tanpa disadari oleh si perempuan. Perempuan yang mengalaminya tidak bisa menghentikan maupun mengendalikannya sehingga dia tidak bisa disalahkan atas keadaan ini.
Terjadi di luar kendali perempuan sehingga ia pun tak bisa disalahkan
Cara menanganinya
Bagi Anda yang mengalami hal ini, tidak perlu khawatir. Vaginismus sebenarnya bisa disembuhkan melalui serangkaian terapi, pelatihan dan teknik relaksasi. Berikut ini penjelasan lengkapnya.
Psikoterapi
Metode ini dilakukan pada perempuan yang mengalami vaginismus karena masalah psikologis. Mereka akan mengungkapkan ketakutan dan emosi yang melingkupi dirinya, terkait berbagai kecemasan menyangkut persoalan seksualnya bersama pasagan.
Psikoterapi dianggap sebagai bagian terpenting dalam program penyembuhan ini sehingga pasien bisa mengerti dengan penyebab yang membuat mereka mengalami vaginismus. Kemudian ia dapat mendiskusikannya dengan suami agar bisa mengurangi kecemasan atau ketakutan yang dialami sang istri mengenai hubungan seksual.
Teknik Relaksasi
Teknik ini digunakan untuk membantu perempuan merasa lebih tenang dan rileks sehingga dia bisa melepaskan berbagai emosi yang membuatnya sulit berhubungan intim dengan suami.
Pendidikan seks yang meliputi anatomi tubuh dalam sistem reproduksi
Mengajari perempuan tentang anatomi tubuhnya yang berkaitan dengan seksualitas. Hal ini bisa membantu perempuan tersebut memahami mengapa vaginismus bisa terjadi.
Setelah itu, pasien juga akan dilatih berbagai macam teknik untuk membantu otot dasar panggulnya menjadi rileks dan suami bisa melakukan penetrasi tanpa membuat istrinya kesakitan.
Persiapan hubungan bagi suami istri
Dr. Martha Lee menyatakan agar proses penyembuhan ini berjalan sukses, perempuan yang mengalami vaginismus harus bekerjasama dengan suaminya. Ahli terapi seks bisa mendampingi mereka untuk menguatkan jalinan emosional dan kepercayaan di antara suami istri.
Suami istri juga akan diajari variasi teknik dan latihan untuk menghindari terjadinya otot vagina yang mengejang, sehingga perempuan bisa berhubungan intim tanpa merasa kesakitan.
Di Indonesia, masalah ini seringkali ditutupi karena perempuan merasa malu akan ketidakmampuannya memuaskan suami. Bila dibiarkan, kondisi ini akan memicu kehidupan pernikahan yang hampa karena tidak ada seks, perselingkuhan, atau bahkan perceraian.
Karena itu, jika Anda mengalaminya segeralah berkonsultasi dengan dokter ahli kandungan dan meminta saran dari ahli terapi hubungan seks untuk menyelamatkan pernikahan Anda.
Ingat, vaginismus bukan salah perempuan! Keadaan ini bisa disembuhkan dengan dukungan penuh dan kerjasama dari suami.
***
Disadur dari tulisan Nalika Unantenne di theAsianparent Singapura
Baca juga:
5 Penyebab Hubungan Seks Setelah Melahirkan Terasa Sakit, Ini Cara Mengatasinya
Merasa sakit saat buang air kecil setelah berhubungan, ketahui penyebabnya!
Berhubungan saat keputihan amankah dilakukan? Ini risikonya, waspada!
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.