Bisa melihat si kecil belajar berjalan adalah momen paling menyenangkan dan tak terlupakan untuk Parents. Terlebih berjalan merupakan salah satu tonggak perkembangan motorik kasar yang penting bagi bayi. Tapi, kapan sebenarnya umur berapa bayi bisa berjalan?
Setiap anak berkembang dengan unik, Bun. Si kecil tentu memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing berdasarkan tonggak perkembangan, tak terkecuali untuk kemampuan berjalannya.
Semakin hari, bayi semakin memperkuat otot-otot mereka, perlahan-lahan dia bersiap melangkahkan kaki untuk pertama kali. Tapi kemampuan ini tak datang dengan sendirinya, melainkan melalui serangkaian proses. Mulai dari telungkup, duduk, berdiri, hingga berjalan. Namun, ada bayi-bayi yang bisa sampai melewati beberapa tahap untuk sampai bisa berjalan.
Umur Berapa Bayi Bisa Berjalan?
Dokter spesialis pediatric orthopedic, Dr. Göran Kendorf menjelaskan bahwa si kecil belajar bergerak maju melalui aktivitas merangkak. Menurutnya, merangkak dan duduk secara mandiri adalah dua langkah perkembangan yang biasanya terjadi sekitar waktu yang sama.
Kemampuan ini secara bertahap biasanya muncul pada usia sekitar 8-10 bulan. Tetapi, usia ini mungkin bervariasi antara 9 dan 18 bulan.
Umumnya, sebagian besar bayi mulai merangkak sekitar 7 bulan, kemudian ia akan belajar berdiri rata-rata sekitar 9 hingga 12 bulan. Selanjutnya, ia akan belajar merayap dan menjelajah secara bertahap.
Ciri-Ciri Bayi Hendak Berjalan
Umur berapa bayi bisa berjalan?
Si kecil akan mencoba beberapa langkah sambil memegang sesuatu seperti sofa, meja, dan tembok setelah ia bisa berdiri. Normal bagi setiap bayi untuk belajar perkembangan tersebut selama beberapa minggu.
Bila sudah di tahap ini, artinya si kecil sudah semakin berkembang dan berarti sudah akan berjalan. Si kecil sudah mengembangkan kemampuan motorik di kaki dan pinggul. Seperti halnya merangkak, perkembangan terjadi secara bertahap dari ujung kepala hingga ujung kaki.
Selain itu, faktor kepribadian juga rupanya memengaruhi. Bayi yang terlihat lebih berani biasanya akan berjalan lebih cepat dibandingkan bayi yang terlihat takut. Namun jangan khawatir Bunda, ada beberapa cara untuk menstimulasinya agar ia bisa lebih cepat berjalan.
Stimulasi Agar Bayi Bisa Berjalan
1. Berikan Kesempatan Eksplorasi
Bunda, sebaiknya jangan terlalu banyak menggendong atau memangku bayi. Hal ini secara tak langsung bisa menurunkan motivasi si kecil untuk bergerak mengeksplorasi lingkungan.
Jangan terlalu mengkhawatirkannya akan terjatuh atau terluka saat bereksplorasi, asalkan diawasi dengan baik, tentu prosesnya akan aman-aman saja.
Artikel terkait: 3 Hal yang Dipelajari Si Kecil Ketika Parents Membiarkannya Bereksplorasi
2. Pertimbangkan Kembali Baby Walker
Walau terlihat cukup menstimulasi, rupanya tidak semua bayi cocok menggunakannya, Bun. Namun ternyata, banyak ahli yang juga kurang merekomendasikan penggunaannya.
American Academy of Pediatrics merekomendasikan agar kita menghindari penggunaannya untuk si kecil. Baby walker menjaga dan membiasakan si kecil dalam posisi duduk, pinggul tertekuk, serta menggunakan kaki bawah untuk menggerakkan kaki ke depan.
Posisi ini bukanlah cara berjalan alami, selain itu akan membahayakan juga bila si kecil terguling bersama Baby Walker.
3. Motivasi dengan Kesukaannya
Saat si kecil berada dalam masa eksplorasi, ada banyak hal yang bisa menjadi motivasi, salah satunya mainan. Parents bisa mendorongnya berjalan dengan menunjukkan mainan favoritnya.
Selain mainan, Anda atau orang terdekat lainnya juga bisa menjadi salah satu tujuan si kecil ketika belajar berjalan.
4. Biarkan Bayi Bertelanjang Kaki
Siapa sangka, bertelanjang kaki rupanya lebih direkomendasikan pada bayi yang baru belajar berjalan. Mengenakan sepatu sebetulnya tak masalah, namun bertelanjang kaki membuat si kecil lebih bisa mengatur keseimbangan.
Dengan bertelanjang kaki, si kecil lebih mudah menggunakan jari kaki untuk keseimbangan, otot dan tulang kaki pun bisa berkembang dengan baik.
Artikel terkait: Benarkah kaus kaki bayi bisa hambat pertumbuhan kakinya? Ini penjelasannya
Hal yang Harus Dihindari Saat Bayi Belajar Berjalan
Ada beberapa hal yang harus dihindari saat si kecil belajar berjalan. Tentu saja tujuannya agar proses belajar berjalan si kecil lancar, aman, dan sesuai perkembangannya. Sebaiknya Parents hindari melakukan hal ini:
1. Hindari Menggunakan Baby Walker
American Academy of Pediatrics merekomendasikan untuk tidak menggunakan alat bantu jalan bayi. Alasannya karena baby walker adalah penyebab cedera pada bayi yang sedang belajar berjalan. Cedera ini biasanya terjadi pada kepala dan leher setelah jatuh dari tangga.
Academy of Pediatrics (AAP) telah menyerukan larangan penjualan dan pembuatan jalan bayi di AS, dan penelitian menunjukkan bahwa mereka dapat memperlambat perkembangan motorik, menghambat perkembangan kurva tulang belakang normal dan memengaruhi postur tubuh bayi. Lebih buruk lagi, pejalan kaki dapat terbalik atau berguling menuruni tangga, yang mengakibatkan cedera.
2. Jangan Memaksa Si Kecil untuk Segera Berjalan
Si kecil mungkin sudah menunjukkan beberapa tanda bahwa mereka siap, tetapi butuh waktu lama untuk mengoordinasikan semuanya dengan otak dan tubuh. Berhati-hatilah dalam mendorong si kecil untuk berjalan sebelum mereka siap melakukannya sendiri. Hal ini dapat mengakibatkan pengalaman negatif atau cedera yang dapat menunda berjalan lebih jauh.
3. Hindari Barang-Barang yang Membahayakan Bayi
Saat bayi belajar berjalan, ada kemungkinan dia akan meraih sesuatu sebagai pegangan atau penopang tubuhnya. Sebaiknya, hindari barang-barang yang mudah ditarik dan jatuh. Kondisikan lingkungan di sekitar bayi aman dari barang yang mudah terjatuh.
4. Hindari Bayi Belajar Jalan di dekat Sudut Meja
Saat si kecil sedang belajar berjalan, ia akan sering terjatuh karena masih menyeimbangkan badannya. Ini adalah hal yang wajar karena ini adalah proses pembelajaran si kecil. Namun sebaiknya, Parents mencegah kemungkinan ini dengan menghindari tempat-tempat berbahaya ketika ia belajar berjalan, seperti sudut-sudut meja yang tajam.
Atau bila memungkinkan, Parents bisa memasang pengaman di setiap sudut meja yang mungkin akan dilalui si kecil. Dengan begitu, Parents bisa meminimalisir luka yang lebih parah.
5. Disarankan untuk Tidak Menggunakan Alas Kaki
Bila si kecil belajar berjalan di dalam ruangan dan di permukaan yang aman di luar ruangan, biarkan ia berjalan tanpa alas kaki (atau dengan kaus kaki yang tidak licin). Berjalan tanpa alas kaki pada masa ini bisa membantu membangun otot di kaki dan pergelangan kakinya, untuk membantu lengkungannya berkembang, dan untuk belajar keseimbangan dan koordinasi.
Tapi pakaikan sepatu yang nyaman ketika ia belajar jalan di luar ruangan. Pilihlah sepatu yang ringan dan fleksibel. Jauhi sepatu dengan sol yang tebal atau sepatu kets. Sepatu jenis ini memiliki penyangga pergelangan kaki yang dapat menghambat gerakan kaki si kecil.
Kapan Harus Khawatir?
Sebagian besar anak akan mulai berjalan antara usia 12 bulan sampai sekitar 16 bulan. Namun, Parents bisa berkonsultasi dengan dokter jika ia masih belum menunjukkan minat untuk berjalan pada usia 15 hingga 16 bulan, terutama jika mereka terlambat dalam perkembangan lainnya.
Kesabaran adalah kunci, karena setiap anak berkembang secara berbeda, dan dengan kecepatannya sendiri. Jika si kecil memiliki salah satu dari tanda-tanda berikut, Parents harus menghubungi dokter:
- Tiba-tiba berhenti berjalan
- Tidak menunjukkan tanda akan berjalan hingga 15 bulan
- Tidak dapat berjalan secara mandiri pada usia 18 bulan
- Berjalan goyah pada usia 2 tahun
- Memiliki gaya berjalan yang tidak biasa pada usia 3 tahun
Selain itu, ada beberapa kondisi kaki yang perlu Parents perhatikan selama masa ini, yaitu:
1. Kaki Datar atau Telapak Kaki Rata
Kondisi telapak kaki datar atau rata sebenarnya normal dialami bayi. Biasanya ini disebabkan karena masih adanya lapisan lemak yang berfungsi sebagai bantalan ketika ia belajar berdiri.
Meski begitu, bila kondisi ini berlangsung sampai usia 4 atau 5 tahun, dan si kecil terlihat kesakitan saat berjalan, Parents perlu memeriksakannya ke dokter.
2. Kaki Melengkung
Beberapa kaki bayi mungkin juga melengkung ke dalam, hampir seperti bulan sabit. Ini mungkin dimulai di dalam rahim, dan membutuhkan waktu untuk diluruskan.
3. Kaki Merpati atau Toeing-in
Bentuk kaki toeing-in atau saat tulang telapak kaki ke dalam biasanya akan sembuh sendiri dalam waktu enam bulan setelah ia bisa berjalan. Bila kondisinya berlanjut lebih lama, konsultasikan kepada dokter anak.
4. Toeing-out atau Jari Kaki ke Luar
Beberapa anak menunjukkan bentuk telapak kaki ke luar sampai usia 2 tahun, kemudian akan membentuk toeing-in ketika mereka berusia 3 atau 4 tahun. Namun bila kondisinya membuat si kecil sulit berjalan dan berlari, konsultasikan dengan dokter.
5. Berjalan Jinjit
Beberapa balita mungkin akan menunjukkan jalan jinjit sampai usia 2 tahun. Namun, berjalan jinjit mungkin menunjukkan otot yang terlalu kencang di tumit atau kaki. Untuk memastikannya, cukup periksa apakah anak bisa berjalan normal atau tidak. Jika dia tidak bisa, atau jika dia masih berjalan berjinjit melewati usia 2 tahun, periksakan ke dokter anak.
Artikel terkait: Wajarkah Bayi Jalan Jinjit? Ini yang Perlu Parents Ketahui!
Terkadang, keterlambatan dalam berjalan dapat menandakan keterlambatan perkembangan yang memerlukan perawatan. Atau bisa menjadi tanda kondisi medis tertentu. Tapi, tak perlu khawatir bila tanda-tanda di atas tidak dialami si kecil.
Parents perlu memeriksakan si kecil, bila tanda-tanda di atas mulai terlihat atau sudah membuat si kecil susah berjalan.
Semoga informasi ini bermanfaat untuk Parents!
***
Artikel telah diupdate oleh: Fadhila Afifah
Baca juga:
Anak terlambat berbicara, kapan Parents perlu khawatir?
4 Penyebab Anak Terlambat Berjalan (Delayed Walking) dan Cara Mengatasinya
5 Cara Merangsang Si Kecil Cepat Berjalan, Wajib Diketahui Orangtua Baru
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.