“Wajar nggak, sih, kalau anak belum lancar berbicara saat usianya 2 tahun? Soalnya anak saya belum banyak ngoceh, nih. Jadi khawatir dan bertanya-tanya sebenarnya apa saja tanda anak terlambat berbicara,” ujar Dewi seorang ibu baru.
Menjadi orangtua baru, mau tidak mau memang sering kali menghadapi berbagai kekhawatiran. Maklum, namanya juga masih belum ada pengalaman bukan? Rasanya, apa-apa jadi serba clueless.
Setidaknya, Dewi tidak sendirian. Banyak orangtua baru yang memiliki pertanyaan serupa. Apa mungkin termasuk Parents? Meskipun perkembangan bahasa setiap anak bervariasi, penting untuk mengetahui seperti apa ciri-ciri anak terlambat berbicara.
Umumnya, sebelum usia satu tahun seorang anak sudah mampu mengoceh kata “mama” atau “papa”, dan memang sebagian besar balita dapat mengatakan sekitar 20 kata pada saat mereka berusia 18 bulan. Tapi bagaimana jika pada usia 2 tahun, anak belum benar-benar berbicara atau hanya mampu mengeluarkan 2-3 kata?
Para psikolog mengatakan biasanya saat anak sudah memasuki usia 2 tahun, anak sudah mampu menyebutkan sejumlah nama benda di sekitarnya kemudian menggabungkan menjadi kalimat pendek.
Contohnya seperti kemampuan mengatakan “itu apa?”, “aku lapar”, “mama bobo”. Selain itu, anak yang sudah memasuki usia 2 tahun juga telah menguasai kosa kata hingga 150—300 kata.
Bagaimana jika kemampuan ini belum dikuasai si kecil? Apakah mungkin ia terlambat bicara?
Ciri-ciri anak terlambat berbicara
Penting untuk dipahami lebih dahulu bahwa kemampuan bahasa seorang anak terus berkambnag sejak dini, bahkan saat ia masih bayi. Di mana cara berbahasa ini akan dimulai dengan mendengar, melihat, dan mengikuti orang di sekitarnya.
Tak mengherankan jika para ahli selalu menekankan penting bagi orangtua selalu aktif mengajak anak berbicara, bahkan sejak dalam kandungan dan saat masih bayi. Meskipun belum mampu berbicara, toh, anak-anak sebenarnya telah memahami kalimat yang Parents lontarkan.
Sehingga, saat melihat seorang bayi yang tidak bisa menanggapi atau memberikan respon suara atau bahkan tidak bersuara sama sekali, tentu saja perlu diperhatikan secara khusus.
Sayangnya, sulit bagi orangtua untuk mengetahui apakah anak mereka hanya membutuhkan waktu sedikit lebih lama untuk berbicara, atau apakah memang ada masalah yang perlu perhatian medis.
Berikut adalah beberapa hal yang harus diperhatikan. Hubungi dokter jika terjadi pada anak:
- Pada 12 bulan: tidak menggunakan gerakan, seperti menunjuk atau melambaikan tangan
- Pada 18 bulan: lebih memilih gerakan daripada vokalisasi untuk berkomunikasi
- Usia 18 bulan: kesulitan meniru suara
memiliki kesulitan memahami permintaan verbal sederhana
- 2 tahun: hanya bisa meniru ucapan atau tindakan dan tidak mengeluarkan kata atau frasa secara spontan
- Berusia 2 tahun: hanya mengucapkan bunyi atau kata-kata tertentu berulang kali dan tidak dapat menggunakan bahasa lisan untuk berkomunikasi lebih dari kebutuhan mendesaknya
- Berusia 2 tahun: tidak bisa mengikuti arahan sederhana
2 tahun: memiliki nada suara yang tidak biasa (seperti suara serak atau sengau)
Apa penyebab anak terlambat berbicara?
Healthline menjelaskan keterlambatan berbicara pada anak sebenaranya disebabkan berbagai faktor. Dalam beberapa kasus, lebih dari satu faktor memengaruhi terhadap keterlambatan bahasa. Gangguan ini bisa dimulai dari proses pendengaran, penerus impuls ke otak, otak, otot atau organ pembuat suara.
Namun, ada beberapa penyebab yang umum di antaranya adalah :
- Gangguan pendengaran: Biasa terjadi pada anak-anak yang memiliki gangguan pendengaran memiliki gangguan bahasa juga. Jika mereka tidak dapat mendengar bahasa, belajar berkomunikasi bisa sulit.
- Autisme: Walaupun tidak semua anak autis mengalami keterlambatan bahasa, autisme sering memengaruhi komunikasi.
- Kecacatan Intelektual: Berbagai kecacatan intelektual dapat menyebabkan keterlambatan bahasa. Misalnya, disleksia dan ketidakmampuan belajar lainnya menyebabkan keterlambatan bahasa dalam beberapa kasus.
- Beberapa masalah psikososial: Ini juga dapat menyebabkan keterlambatan bahasa. Misalnya, pengabaian yang parah dapat menyebabkan masalah dengan perkembangan bahasa.
Mendiagnosis anak terlambat berbicara
Salah satu hal yang perlu diwaspadai orangtua adalah ketika melihat anak yang telah memasuki usia 2 tahun belum memahami perintah sederhana yang diberikan. Atau, anak belum bisa menggabungkan dua kata sederhana menjadi sebuah kalimat pendek.
Jika hal ini terjadi, sangat disarankan untuk melakukan konsultasi dengan dokter anak atau psikolog untuk mengevaluasi tumbuh kembang si kecil.
Setelah melakukan penilaian medis menyeluruh, biasanya dokter anak akan merujuk ke ahli patologi bicara-bahasa. Mereka akan melakukan penilaian komprehensif bahasa ekspresif dan reseptif anak untuk menentukan apakah anak memiliki keterlambatan bahasa.
Setelah menyelesaikan evaluasi pidato dan bahasa, ahli patologi bahasa dapat merekomendasikan ujian lain. Misalnya, ujian pendengaran dapat membantu mereka menentukan apakah anak Anda memiliki gangguan pendengaran. Anak mungkin memiliki masalah pendengaran yang diabaikan, terutama jika mereka masih sangat kecil.
Semoga si kecil memenuhi perkembangan bahasa sesuai usianya ya, Parents!
Referensi: Kidshealth, Healthline
Baca juga:
Hati-hati, pola asuh salah bisa sebabkan anak alami mogok bicara atau selective mutism
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.