Baby walker tampaknya menjadi jawaban bagi para orangtua yang mulai kelelahan mengejar bayi yang mulai aktif menjelajahi semua tempat. Parents mungkin sedang memikirkan membeli alat ini untuk bayi Anda di rumah dan kapan waktu yang tepat untuk memberikannya.
Sebenarnya, menurut dokter anak tidak ada waktu yang tepat dalam memberikan baby walker. Alat ini lebih banyak memberi dampak negatif ketimbang positif bagi bayi.
Kurang Bermanfaat untuk Perkembangan Bayi
Di Amerika Serikat dan negara lain di seluruh dunia, ruang gawat darurat merawat ribuan bayi setiap tahun karena terluka saat menggunakan babywalker. Bahkan menurut sebuah laporan, di Hong Kong juga terjadi kasus balita yang nyaris tewas akibat memakai alat ini.
Menurut sebuah penelitian dalam jurnal Pediatrics yang diterbitkan pada 17 September 2018, “Lebih dari 200.000 anak-anak di bawah usia 15 bulan dirawat di UGD rumah sakit akibat cedera tulang tengkorak, gegar otak, patah tulang, dan cedera lain terkait dengan penggunaan babywalker sejak tahun 1990 hingga 2014”.
Melihat angka cedera yang cukup tinggi, dokter anak mendesak untuk dikeluarkan larangan penggunaan baby walker.
Benjamin Hoffman adalah seorang dokter anak yang memimpin American Academy of Pediatrics Committee on Injury, Violence and Poison Prevention. Ia berkata, “Saya melihat babywalker sangat berbahaya dan tidak memiliki manfaat apa pun, sebaiknya tidak dijual di AS.”
Apa itu Baby Walker?
Walker dirancang untuk membantu bayi yang belum bisa berjalan. Alat ini biasanya dilengkapi dengan empat roda untuk memudahkan mobilisasi.
Namun, bergerak tanpa kendali di atas empat roda, alih-alih di atas kedua kakinya sendiri, akan membahayakan keselamatan bayi. Banyak dari mereka yang terbentur dinding atau ujung-ujung furnitur tajam atau bahkan jatuh dari tangga.
Kembali ke tahun 2010, Komisi Keamanan Produk Konsumen menyerukan agar babywalker dipasangi fitur keselamatan seperti rem. Meski hal ini membantu mengurangi jumlah cedera, ribuan anak masih berakhir di rumah sakit.
“Masih ada 2.000 anak per tahun yang dirawat karena cedera setelah menggunakan walker. Banyak dari mereka yang mengalami luka serius dan harus dibawa ke IGD,” ujar Dr. Gary Smith, penulis senior di Pediatrics.
“Oleh sebab itu, kami mendukung American Academy of Pediatrics bahwa babywalker tidak boleh digunakan dan dijual. Sama sekali tidak ada alasan mengapa produk ini harus ada di pasaran.”
Baby Walker akan Membahayakan Perkembangan Bayi
Sebagian orang yang menggunakan walker percaya bahwa alat ini dapat membantu perkembangan bayi, terutama yang berkaitan dengan kemampuan berjalan. Namun, mendorong seorang anak untuk berjalan sebelum tubuhnya siap justru akan menghambat perkembangannya.
Seorang dokter anak, David Gellar, mencoba menjelaskan fakta ini. Bayi yang menggunakan walker mungkin akan dapat berjalan sebulan kemudian dibanding bayi yang tidak menggunakan.
Bayi belajar berjalan ketika otot, keseimbangan, dan koordinasi geraknya sudah cukup kuat untuk itu. Ia juga mengamati dan memahami bagaimana kaki-kakinya bergerak.
Ketika bayi berada di walker, ia tidak bisa melihat langsung bagaimana kakinya bergerak karena terhalang oleh tatakan meja. Akibatnya, keterampilan bayi juga ikut terhambat.
Jangan lupa tambahkan risiko tinggi cedera yang membuat akhirnya para dokter anak sangat menentang penggunaan babywalker.
Ajari Bayi Anda Berjalan Tanpa Menggunakan Baby Walker
Sekarang sudah jelas alasan mengapa tidak ada waktu yang tepat untuk babywalker ketika mengajari anak untuk bergerak. Berikut beberapa cara membantu mendorong bayi Anda berjalan tanpa menggunakan alat ini.
1. Biarkan Anak Duduk tanpa Bantuan
Minta anak duduk di bangku tanpa bantuan dan penyangga punggung. Namun, pastikan Anda berada di dekatnya untuk menjaga bayi Anda tetap aman.
Kaki anak Anda harus dapat menyentuh lantai sehingga ia dapat menjejak dan mendorong pinggul serta lutut hingga tegak lurus. Begitu ia bisa mencapai posisi ini, minta anak mengambil mainan di lantai dan kemudian kembali duduk di bangku.
Anda dapat mencoba menempatkan mainan di jarak yang berbeda untuk meningkatkan jangkauan anak melatih otot-ototnya. Dengan melakukan aktivitas ini, bayi Anda didorong untuk menggerakkan kakinya agar stabil.
Pada saat yang sama, ia memberi beban pada kakinya sekaligus meningkatkan otot kaki, bahu, dan punggung.
2. Tunjukkan Benda-Benda untuk Menarik Minatnya
Dengan melakukan ini, anak Anda didorong untuk menggerakkan kepala dan lehernya yang dapat menguatkan otot punggungnya. Ingatlah bahwa selain otot kaki, otot punggung memiliki peran penting dalam membantu bayi berjalan.
Hal lain yang dapat Parents lakukan untuk memperkuat otot punggung anak adalah dengan membiarkannya berbaring tengkurap. Dengan begitu, bayi dapat belajar mengendalikan ototnya sehingga memungkinkan ia berjalan lebih cepat.
3. Berikan Mainan Push and Pull
Mainan dorong dan tarik (push and pull) lebih dari sekedar mainan biasa karena membantu bayi berjalan. Dengan mainan ini, anak dapat belajar cara berdiri, bergerak, dan menjaga keseimbangannya.
Bayi akan bersemangat memainkannya karena mainan ini punya musik dan lampu yang menghibur. Berikan mainan ini dan lihat anak Anda berdiri sendiri tanpa bantuan serta meningkatkan kepercaan dirinya maupun kemampuan untuk berjalan.
4. Biarkan Anak Berjalan Tanpa Alas Kaki
Kaus kaki dan sepatu berfungsi untuk membantu anak menahan dingin maupun melindungi kaki anak dari benda-benda kasar yang ada di lantai/jalanan. Namun, jika Parents ingin bayi Anda mulai berjalan dengan cepat, sebaiknya biarkan ia bertelanjang kaki.
Telapak kaki kecilnya dapat berpijak pada permukaan dengan lebih baik, tidak seperti ketika ia mengenakan kaus kaki dan sepatu.
Selain itu, saat bayi Anda memakai sepatu, pastikan Anda memeriksa kakinya untuk melihat apakah ada iritasi. Bila terdapat tanda-tanda kulit anak iritasi, sebaiknya singkirkan sepatu itu dan cari yang lain yang dapat membantunya fokus berjalan tanpa mengalami masalah kulit.
5. Bantu Anak Berjalan
Ketika bayi Anda mulai berjalan, pastikan Anda tahu cara membantunya. Cukup berdiri di belakang anak, pegang area lengan atas anak Anda, dan minta ia berdiri perlahan-lahan sambil menarik salah satu lengannya ke depan.
Segera setelah anak memutar pinggulnya untuk melangkah, kakinya akan mengikuti secara alami. Selalu terapkan prosedur ini ketika anak Anda berlatih berjalan sampai ia tidak lagi membutuhkan bantuan Anda.
Pendapat Sejumlah Pakar Soal Bahaya Baby Walker
Claire McCarthy, MD, Editor Fakultas Senior, Harvard Health Publishing di Kanada, dalam tulisannya yang dipublikasikan di laman resmi Harvard University juga menyatakan baby walker berbahaya.
Menurut sebuah penelitian di jurnal Pediatrics, antara tahun 1990 dan 2014, lebih dari 230.000 anak di bawah usia 15 bulan dirawat di unit gawat darurat AS karena cedera yang berkaitan dengan alat bantu jalan. Sebagian besar cedera terjadi saat anak-anak jatuh dari tangga saat berjalan, biasanya melukai kepala atau leher, terkadang serius.
Tapi, bukan hanya tangga yang bisa menjadi masalah. Anak-anak yang menggunakan baby walker juga dapat mengambil benda berbahaya (seperti benda tajam atau cairan panas) yang berada di luar jangkauan mereka.
Claire McCarthy menulis, anak-anak dengan baby walker dapat jatuh dan terluka — dan bahkan tenggelam saat mereka terlempar ke kolam renang atau spa. Ada juga cedera akibat mainan yang menempel pada baby walker.
Penelitian di tahun 1990 dan 2003, cedera baby walker menurun 84,5%, karena standar keselamatan alat bantu jalan ini ditelaah kembali. Pada tahun 2010 standar keamanan khusus wajib berlaku. Antara lain, standar tersebut mencakup langkah-langkah untuk membantu mencegah pejalan kaki jatuh dari tangga atau terguling, dan untuk memastikan bahwa bayi yang berada di dalamnya tertopang dengan baik dan tidak terjebak di dalamnya.
Adakah Baby Walker yang Aman untuk Bayi?
Salah satu Bunda di laman forum komunitas The Asian Parent menyarankan penggunaan kayu atau bambu yang ditancapkan sebagai sarana alat bantu berjalan si kecil, alih-alih baby walker.
“Itu kayu dan bambu ditancapin di tanah buat latihan jalan bayi. Bisa browsing. Itu lebih bagus, apalagi ga pake alas kaki,” tulisnya sebagaimana dikutip dari laman komunitas tAP.
Beberapa Bunda juga mengaku lebih memilih baby walker yang didorong si kecil dibanding jenis baby walker yang mengelilingi tubuh anak.
Pertanyaan Populer Terkait Bahaya Baby Walker
Kapan bayi boleh duduk di baby walker?
Baby Walker biasanya digunakan untuk bayi berusia 4 – 16 bulan. Banyak orangtua yang percaya bahwa baby walker dapat membantu anak berjalan lebih cepat. Namun secara medis alat ini tidak direkomendasikan untuk digunakan.
Apa manfaat baby walker?
Baby walker adalah alat yang biasa digunakan untuk membantu anak belajar berjalan tanpa perlu diawasi kemana pun. Walker dirancang untuk membantu bayi yang belum bisa berjalan. Alat ini biasanya dilengkapi dengan empat roda untuk memudahkan mobilisasi. Namun alat ini juga berpotensi membahayakan keselamatan bayi. Banyak dari mereka yang terbentur dinding atau ujung-ujung furnitur tajam atau bahkan jatuh dari tangga. Secara umum, alat dibuat untuk memudahkan bayi dalam berjalan atau belajar berjalan.
Apakah bayi 6 bulan boleh naik baby walker?
Bayi 6 bulan bisa menggunakan Baby walker. Setelah bayi bisa berjalan tidak disarankan lagi untuk menggunakan walker). Dalam penggunaannya tetap harus disesuaikan dengan panjangnya bayi anda dan perkembangan motorik bayi anda. Selain itu, untuk menjaga keselamatan anak, Parents tetap harus membersamai si kecil ketika ia menggunakan walker ya, Bun.
Amankah alat bantu jalan bayi?
Sebagian orang yang menggunakan walker percaya bahwa alat ini dapat membantu perkembangan bayi, terutama yang berkaitan dengan kemampuan berjalan. Namun, mendorong seorang anak untuk berjalan sebelum tubuhnya siap justru akan menghambat perkembangannya. Anak juga punya risiko tinggi terjatuh.
Kenapa dokter tidak merekomendasikan baby walker?
Bayi belajar berjalan ketika otot, keseimbangan, dan koordinasi geraknya sudah cukup kuat untuk itu. Ia juga mengamati dan memahami bagaimana kaki-kakinya bergerak. Ketika bayi berada di walker, ia tidak bisa melihat langsung bagaimana kakinya bergerak karena terhalang oleh tatakan meja. Akibatnya, keterampilan bayi juga ikut terhambat.
Penelitian menunjukkan bahwa walker tidak memberikan keuntungan apapun bagi perkembangan anak. Jadi Parents bisa mempertimbangkan kembali jika pernah punya niat membelikan si kecil Baby Walker. Demikian semoga bermanfaat.
***
Artikel telah diupdate oleh: Kalamula Sachi
Baca juga:
Bahayakah jika anak tidak bisa merangkak sebelum jalan? Ini penjelasan dokter
Lebih Aman dan Minim Risiko, Ini Tips Belajar Jalan Tanpa Baby Walker!
Anak Terlambat Jalan Bisa Karena Kesalahan Orangtua
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.