Orang tua baru mudah sekali merasa khawatir ketika melihat ada gerakan aneh pada bayinya, seperti hentakan atau getaran-getaran berulang pada beberapa bagian tubuh bayi. Kasus ini biasanya dikenal dengan istilah tremor pediatrik, dan tremor pada bayi ini sering terjadi di bagian dagu, lengan, atau kaki.
Dalam kebanyakan kasus, gerakan ekstra ini sebenarnya normal serta tidak berbahaya, dan banyak bayi yang mengalaminya dapat melampauinya.
Meski demikian, penting bagi Parents sebagai orang tua untuk membedakan yang mana tremor normal dan kejang serius.
Berikut ini beberapa gejala yang menandakan bayi mengalami tremor yang normal dengan kejang yang harus diwaspadai.
Daftar isi
Apa Itu Tremor pada Bayi?
Tremor pada bayi merupakan kondisi ketika si kecil melakukan gerakan tidak biasa seperti tangan dan kaki bayi tidak bisa diam. Atau, kondisi bayi terlihat seperti menggigil saat menyusu.
Dokter Spesialis Anak dr. Ria Yoanita, Sp.A menjelaskan tremor pada bayi ini cukup umum terjadi kok, Parents.
“Tremor pada bayi merupakan jenis gerakan spontan yang umum ditemukan pada bayi. Studi melaporkan adanya tremor pada 44% bayi cukup bulan yang sehat. Tremor muncul sebagai getaran berirama dengan frekuensi tinggi, amplitudo rendah, melibatkan rahang, kaki, tangan,” jelas dokter anak yang berpraktik di Radjak Hospital Salemba dan RS St. Carolus Salemba.
Gangguan tremor pediatrik menyebabkan gerakan otot gemetar yang tidak disengaja dan berirama.
Pada bayi dan anak-anak, getaran berirama ini biasanya terjadi di lengan, yang kemudian bisa berdampak pada kaki, rahang, kepala, atau suara, dan terjadi saat bayi/anak sedang beristirahat atau aktif bergerak. Sebagian penyebabnya tidak diketahui.
Penelitian menunjukkan bahwa dua pertiga bayi baru lahir mengalami masalah ini pada beberapa hari pertama kehidupannya.
Sering kali, kondisi ini dipicu oleh stres akibat berada di lingkungan yang baru. Jadi, sebenarnya Anda tidak perlu merasa terlalu khawatir.
Menurut Seattle Children, tremor normal dan tidak normal digambarkan seperti berikut ini:
-
Bayi Tremor Sambil Menangis
Bayi baru lahir mengalami jitterness (tremor halus) pada bagian lengan, rahang, atau kakinya sambil menangis.
Ini normal dan umum terjadi pada bayi lahir cukup bulan atau prematur, dan biasanya akan berhenti saat usia bayi 1-2 bulan.
Tremor biasanya akan berhenti dengan sendirinya. Parents dapat membantu menenangkan si kecil dengan menggenggam dan menahan bagian tubuh yang gemetar dengan lembut.
Anda juga dapat mencoba menyusui untuk menghentikan gemetarnya.
-
Bayi Tremor Tidak Menangis
Ketika bayi tremor dalam keadaan tidak menangis, malah bisa jadi tidak normal, lho, Parents. Beri ia sesuatu untuk diisap yang membuatnya nyaman (bila pemicu tremor adalah stres) dan berhenti tremor.
Tremor cenderung lebih buruk saat bergerak, dan sebaliknya, tidak berbahaya bila terjadi saat bayi sedang dalam kondisi beristirahat.
Namun seiring waktu, jika terjadi sering, tremor perlahan-lahan bisa memburuk dan dapat melumpuhkan.
Artikel terkait: Kejang pada bayi: Kenali tanda-tandanya dan cara mengatasinya
Penyebab Tremor pada Bayi
Dokter Ria menjelaskan penyebab tremor pada bayi ini bisa ditinjau dari 2 sisi, penyebab alami dan penyebab gangguan medis.
“Penyebab alami (tremor pada bayi) adalah respon bayi terhadap rangsangan dari lingkungan baru. Pada bayi baru lahir, hal ini dapat terjadi pada beberapa minggu awal kehidupan,” jelas dokter Ria.
Dokter Ria juga menjelaskan, penyebab tremor pada bayi dapat berasal dari gangguan medis, yang dilatarbelakangi oleh sejumlah gangguan kesehatan.
“Seringkali disebabkan kondisi antara lain hipoglikemia (kadar gula darah rendah), hipokalsemia (kadar kalsium rendah), hipomagnesium (kadar magnesium rendah), sepsis (infeksi), ensefalopati hipoksia (kekurangan oksigen di otak) dan perdarahan intrakranial (otak),” tambahnya.
Sementara itu melansir lamar Verywell Family, penyebab tremor pada bayi dibedakan atas dua hal, yaitu penyebab alami dan penyebab medis.
Penyebab Alami
1. Bagian dari Keterampilan Motorik Halus
Bagian tubuh yang berbeda cenderung berkedut pada tahap perkembangan yang berbeda pula.
Misalnya, pada periode neonatal (28 hari pertama kehidupan), kedutan atau ekstremitas (anggota gerak) pada kepala terjadi untuk mempersiapkan bayi belajar mengangkat kepalanya.
Sementara itu, kedutan pada pergelangan tangan dan jari pada bayi merupakan bagian dari pengembangan keterampilan motorik halusnya.
2. Sistem Saraf yang Belum Matang
Pada bayi baru lahir, jalur yang membawa sinyal dari otak ke bagian-bagian tubuh lainnya belum sepenuhnya berkembang optimal dan ini bisa menyebabkan gerakannya terlihat seperti tersentak-sentak seperti tremor atau berkedut (pada mata).
Ketika sistem sarafnya sudah lebih matang di beberapa minggu pertama kehidupannya, gerakan-gerakan tersebut akan semakin berkurang.
Kondisi refleks seperti ini juga bisa terjadi bayi prematur. Misalnya, selama periode neonatal.
Jitterness atau kedutan kepala dan ekstremitas lainnya terjadi untuk membantu mempersiapkan bayi mengangkat kepalanya.
Tremor juga bisa terjadi di pergelangan tangan dan jari ketika tubuhnya sedang mengembangkan keterampilan motorik halus.
3. Refleks Mengejutkan (Moro)
Jika bayi tiba-tiba dikejutkan oleh suara keras atau rangsangan lingkungan lainnya, biasanya bayi secara tidak sadar membuat gerakan refleks seperti tangan menangkis, kaki menendang, atau melengkungkan punggungnya selama beberapa detik.
Peristiwa ini disebut refleks moro atau refleks kaget, dan umum terjadi pada bayi berusia 3 hingga 6 bulan, ketika bayi dapat menopang kepalanya sendiri, atau mungkin lebih lambat pada bayi prematur.
4. Jumlah Kafein yang Tinggi dalam ASI
Jika Bunda menyusui dan banyak mengonsumsi minuman berkafein seperti kopi atau soda, cairan tersebut bisa menyebabkan bayi bergerak-gerak atau gelisah, lho.
Namun, itu jika jumlahnya berlebihan. Maka itu, disarankan jumlah kafein yang Busui konsumsi tidak lebih dari 300 mg atau sekitar 2-3 cangkir kopi, atau lebih rendah dari 200 mg bila bayi Anda prematur.
Jika Bunda sedang menyusui dan minum banyak minuman berkafein (seperti kopi, teh, atau soda), kafein yang Anda konsumsi akan masuk ke dalam ASI.
Sejumlah kecil kafein biasanya tidak menjadi masalah, tetapi terlalu banyak kafein dari ASI Anda dapat menyebabkan bayi menjadi mudah rewel, sulit tidur, dan mulai menunjukkan tanda-tanda kedutan atau kegelisahan.
Artikel Terkait: Bolehkah Ibu Menyusui Minum Kopi? Ini Penjelasannya
5. Bagian dari Aktivitas Tidur atau Bangun
Gerakan tremor dan kedutan juga mungkin terjadi saat bayi tertidur atau bangun.
Apa yang Bunda lihat kemungkinan merupakan kondisi jinak yang dikenal sebagai mioklonus tidur atau mioklonus nokturnal, dan biasanya terjadi pada saat bayi hendak tidur.
Rangsangan eksternal seperti kebisingan, gerakan, atau cahaya berlebihan juga dapat menyebabkan gerakan ini.
Mioklonus tidur biasanya sembuh dalam waktu satu tahun dan tidak ada dampak yang harus dikhawatirkan. Itu semua bagian dalam peningkatan perkembangan sensori-motorik bayi.
Penyebab Medis
6. Gula Darah Rendah
Salah satu tanda awal gula darah rendah (hipoglikemia) adalah gemetar. Jika kadar gula darah (glukosa) bayi turun, itu dapat menyebabkan tubuh bayi gemetar dan tremor.
Gula darah rendah adalah masalah umum yang dihadapi bayi prematur, terutama jika orang tuanya menderita diabetes atau preeklampsia selama kehamilan.
Bila gula darah rendah adalah penyebabnya, Bunda perlu bantuan dokter untuk menormalkan kadar gula bayi.
7. Ketidakseimbangan Elektrolit atau Kekurangan Vitamin
Gerakan bayi yang menyentak-nyentak juga dapat menandakan bayi kekurangan mineral, seperti kalsium rendah (hipokalsemia) atau magnesium rendah (hipomagnesemia).
Menggigil dan atau gemetar bisa menjadi tanda awal rendahnya kadar vitamin D pada bayi baru lahir.
Jumlah natrium yang rendah (hiponatremia) dapat menyebabkan peningkatan aktivitas otot yang terlihat seperti menyentak atau berkedut.
Jika bayi memiliki ketidakseimbangan elektrolit, ia mungkin memerlukan cairan intravena (IV). Sangat penting bagi Anda untuk mencari bantuan medis jika hal ini terjadi pada bayi.
8. Pengaruh Obat
Bayi yang lahir dari ibu dengan gangguan penggunaan zat dapat mengalami tremor, kedutan, dan gemetar dalam beberapa hari atau minggu setelah kelahirannya.
Beberapa bayi tidak memerlukan perawatan apa pun dalam hal ini, semua tergantung pada jenis obat dan tingkat keparahan gejalanya.
9. Penggantian Popok
Jika tremor terjadi setiap kali Parents mengganti popok bayi, itu mungkin cara bayi untuk memberi tahu Anda bahwa mereka tidak suka popoknya diganti.
10. Kelaparan
Menggerakkan lengan dan kakinya ke sekelilingnya bisa menjadi salah satu tanda bahwa bayi sedang lapar.
Menangis, yang juga bisa membuat tubuh gemetar atau kaku, juga merupakan tanda lapar yang terlambat. Saat lapar, gula darah pada tubuh bayi menjadi rendah dan itu bisa menyebabkan bayi menggigil.
11. Stres
Child neurology Foundation menambahkan, tremor bisa juga dipicu oleh stres.
12. Pemicu Lain Tremor pada Bayi
Tremor dapat terjadi pada usia berapa pun dan disebabkan oleh beberapa kemungkinan pemicu menurut laman Childrens. Di antaranya adalah:
- Kerusakan struktur otak yang mengontrol aktivitas otot
- Genetika
- Trauma kepala
- Keracunan logam berat (seperti timbal atau merkuri)
- Gagal ginjal
- Gagal hati
- Sklerosis ganda
- Tiroid yang terlalu aktif (kelenjar hormon yang mengontrol metabolisme)
- Pukulan
Tanda dan Gejala Tremor pada Bayi
Kejang atau tremor pada bayi baru lahir berbeda dengan kejang yang terjadi pada anak yang lebih besar dan orang dewasa.
Secara umum, tanda-tanda berikut mungkin mengindikasikan bayi Anda sedang mengalami tremor:
- Gerakan dan perilaku yang tidak khas pada bayi seusianya.
- Episode berulang yang identik dalam fitur dan durasi.
- Episode yang tidak disebabkan oleh perubahan postur atau aktivitas.
- Perubahan nyata pada ekspresi wajah, pernapasan, dan detak jantung bayi.
- Gerakan yang berirama dan dapat terjadi hanya pada satu sisi tubuh, atau simetris (misalnya, kedua lengan melakukan hal yang sama pada waktu yang sama).
- Gemetar atau menyentak yang tidak dapat dihentikan. Maksudnya, jika lengan bayi menyentak dan Anda dapat menghentikannya dengan memegang lengannya dengan lembut, maka itu mungkin bukan kejang. Sebaliknya, tremor terus berlanjut meski Anda sudah memegang lengannya.
- Kesulitan berjalan atau masalah motorik halus (mencubit, mengedipkan mata, dan gerakan kecil lainnya).
- Kelemahan anggota badan.
- Gangguan bicara.
Ingatlah bahwa ketika bayi pertama kali mengalami kejang, mereka mungkin masih akan baik-baik saja.
Namun seiring waktu, Anda akan melihat beberapa gejala atau masalah lain seiring dengan perkembangannya terutama bila bayi sering mengalaminya.
Artikel terkait: 7 Jenis dan Penyebab Penyakit Tremor, Tiba-Tiba Bikin Tangan Gemetar
Cara Dokter Mendiagnosis Tremor pada bayi
Dokter mungkin akan melakukan salah satu dari tes ini untuk mendiagnosis tremor pediatrik pada bayi Anda:
- Tes darah
- Electroencephalogram (EEG) untuk mendeteksi aktivitas listrik di otak bayi
- Tes genetik
- Magnetic resonance imaging (MRI), yakni tes pencitraan yang menghasilkan gambar tubuh 3-D yang detail menggunakan medan magnet.
Cara Mengatasi Tremor pada Bayi
Dokter Ria menjelaskan, penanggulangan tremor pada bayi ini dapat diatasi berdasarkan penyebab yang ditemukan.
“Bergantung dari penyebabnya, apakah alami atau gangguan medis,” katanya.
Tremor dapat dikontrol atau dibatasi dengan beberapa hal, di antaranya:
1. Genggam dengan Lembut
Seperti yang dijelaskan di atas, tremor umumnya akan berhenti dengan sendirinya. Parents juga dapat membantu menenangkannya dengan menggenggam dan menahan bagian tubuh yang gemetar dengan lembut.
2. Susui atau Beri Dot
Bunda juga dapat membantu menenangkan si kecil dengan menyusuinya atau memberi dot untuk menghentikan gemetarnya.
3 Menghindari Pemicu
Salah satunya yaitu tidak konsumsi kafein untuk Bunda yang menyusui.
4. Obat-obatan
Obat-obatan tertentu pun sering diresepkan untuk mengobati tremor.
5. Perangkat Adaptif
Seperti memberikan beban pada pergelangan tangan bayi atau perangkat stimulasi listrik.
6. Operasi
Dokter Anda mungkin merekomendasikan operasi seperti stimulasi otak dalam (Deep brain stimulation/DBS).
Dengan terapi DBS, ahli bedah menanamkan perangkat kecil di bawah kulit di bagian dada yang disebut neurostimulator.
Alat ini akan mengirimkan impuls ke elektroda yang ditempatkan di bagian otak yang bertanggung jawab atas gerakan tak sadar untuk membantu mengendalikannya.
7. Terapi Relaksasi
Jenis terapi ini pun jadi salah satu solusi untuk mengatasi tremor pada bayi.
Artikel terkait: 7 Jenis Penyakit Saraf dan Gejala yang Perlu Diwaspadai
Kapan Bunda Harus Khawatir dengan Kondisi Tremor pada Bayi?
Pertama kali Parents melihat tubuh bayi tremor, entah saat ia sedang menangis atau tidak, itu mungkin akan menjadi momen mengkhawatirkan bagi Anda.
Namun jangan takut, gerakan-gerakan tersebut sangat umum terjadi pada bayi sebagai cara dirinya mengenali tubuh dan lingkungannya.
Akan tetapi, bila tremor bayi diikuti dengan tanda atau gejala mengkhawatirkan seperti tremornya semakin sering dan dalam keadaan bayi sedang tenang, jangan ragu untuk mengkonsultasikannya ke dokter anak.
“Orang tua sebaiknya waspada ketika bayi menunjukkan getaran terus menerus dan/atau berlebihan, berlangsung lama, warna bayi berubah dari merah muda lembut menjadi pucat atau kebiruan baik di bibir, jari tangan dan kaki selama bergetar, tampak lemas,” kata Dokter Ria menjelaskan.
Demikian hal-hal terkait tremor pada bayi beserta cara mengatasinya. Semoga bermanfaat ya, Parents.
***
Artikel telah diupdate oleh: Kalamula Sachi
What Every Parent Should Know About Baby Tremors
www.verywellfamily.com/fussy-babies-and-shaking-movements-2634468
Pediatric Tremors
www.childrens.com/specialties-services/conditions/tremors
Twitching and Jitteriness in Preemies
www.verywellfamily.com/twitching-and-jitteriness-in-preemies-4148494
Baca juga:
Waspadai 5 Penyakit Gangguan Kejang Pada Bayi yang Wajib Anda Ketahui
Waspadai Spina Bifida, Cacat Lahir pada Tulang Belakang Bayi
Waspadai kejang demam pada anak, ini yang perlu Parents ketahui