Berencana Punya Momongan? Ini 6 Tes Kesehatan Sebelum Hamil yang Perlu Dilakukan

Jangan lupa lakukan serangkaian tes ini agar promil berjalan lebih lancar! Semangat pejuang dua garis biru!

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Memiliki anak atau menjadi orang tua sekiranya perlu persiapan yang matang. Salah satunya, ketika sudah berencana memiliki anak, terdapat beberapa tes kesehatan sebelum hamil yang perlu Parents lakukan.

Pasalnya, memastikan kesehatan ibu dalam kondisi terbaik sebelum hamil, tentu berguna agar kehamilan yang akan berlangsung selama kira-kira 9 bulan berjalan aman dan minim risiko.

Serta, beberapa tes skrining prenatal juga dilakukan untuk menentukan apakah bayi cenderung memiliki kondisi kesehatan tertentu atau kelainan kromosom. Misalnya, sindrom Down, potensi lahir prematur, risiko keguguran, dan lain sebagainya.

Selengkapnya, melansir berbagai sumber, berikut adalah beberapa pemeriksaan yang harus Anda lakukan sebelum hamil.

Artikel terkait: Jangan salah! Keguguran dan stillbirth tidak sama, ini perbedaan dan cara mencegahnya

Beragam Tes Kesehatan Sebelum Hamil yang Perlu Dilakukan

1. Tes Darah untuk Uji Genetik

Tes darah untuk uji genetik ini terutama penting dilakukan jika terdapat kelainan gen tertentu dalam keluarga besar. Anda bisa mendapatkan tes sebelum atau selama kehamilan.

Skrining darah genetik ini akan memberi tahu Anda jika Anda atau pasangan memiliki gen 'abnormal' ataukah tidak. Karena jika demikian, kemungkinan Anda akan mewariskannya kepada anak-anak Anda.

Dokter akan mengambil sampel darah atau air liur Anda untuk pengujian. Laboratorium dapat mencari gen untuk berbagai jenis gangguan, seperti kemungkinan kelainan berikut ini:

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan
  • Cystic fibrosis, di mana lendir tebal merusak organ tubuh
  • Fragile X syndrome, kondisi genetik yang menyebabkan berbagai masalah perkembangan termasuk ketidakmampuan belajar dan gangguan kognitif.
  • Sickle cell disease atau penyakit bulan sabit, kondisi tidak adanya darah merah yang mengantarkan oksigen ke seluruh tubuh
  • Tay-Sachs disease, kondisi yang menghancurkan sel-sel saraf dalam tubuh
  • Spinal muscular atrophy, atau kelainan genetik yang mengakibatkan kelemahan dan pengecilan (atrofi) pada otot yang digunakan untuk bergerak (otot rangka).

Artikel terkait: Dikira hanya asam lambung, seorang dokter ternyata mengalami penyakit jantung

2. Pap Smear Test, Tes Kesehatan Sebelum Hamil yang Perlu Dilakukan

Kanker serviks adalah kanker paling umum kedua pada perempuan antara usia 20 dan 44 tahun. Mulai usia 21 tahun, perempuan sebaiknya diskrining untuk kanker serviks dengan tes Pap smear.

Tes ini melibatkan pengambilan sampel sel serviks dan memeriksanya terkait sel yang berpotensi kanker.

Tes ini harus dilakukan setiap 2-3 tahun. Jika Anda belum pernah melakukan Pap smear selama beberapa tahun, ada baiknya Anda melakukannya sebelum hamil. Dengan begitu, jika Anda membutuhkan perawatan, Anda tidak perlu menunda sampai setelah melahirkan.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

3. Tes Gula Darah atau Skrining Glukosa 

Tes skrining glukosa berfungsi untuk memeriksa kemungkinan diabetes gestasional, suatu kondisi yang dapat berkembang selama kehamilan. Biasanya bersifat sementara dan sembuh setelah melahirkan.

Tes skrining glukosa ini cukup standar untuk semua orang, yang memeriksa apakah Anda akan melalui kehamilan berisiko tinggi atau tidak.

Sebagaimana ditulis laman kesehatan Healthline, Anda dapat menderita diabetes gestasional saat hamil, bahkan jika Anda belum pernah menderita diabetes sebelum kehamilan sama sekali.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Diabetes gestasional dapat meningkatkan potensi Anda untuk melahirkan secara caesar karena bayi dari ibu dengan diabetes gestasional biasanya lahir lebih besar. Bayi Anda mungkin juga memiliki gula darah rendah pada hari-hari setelah melahirkan.

Beberapa dokter memulai dengan pemeriksaan glukosa yang lebih sederhana, di mana Anda akan minum larutan sirup, diambil darahnya sekitar satu jam kemudian, dan kemudian kadar gula darah Anda diperiksa.

Jika kadar gula Anda tinggi, dokter Anda akan menjadwalkan tes toleransi glukosa, di mana Anda akan berpuasa sebelum prosedur, mengambil darah Anda untuk mengetahui kadar gula darah, minum larutan gula, kemudian memeriksakan kadar darah Anda satu jam sekali, selama tiga jam.

Jika tes Anda positif untuk diabetes gestasional, Anda memiliki risiko lebih tinggi terkena diabetes dalam 10 tahun berikutnya, jadi Anda harus melakukan tes lagi setelah kehamilan.

Artikel terkait: Depresi pasca persalinan berbeda dengan baby blues, kenali perbedaannya di sini!

4. Tes Kesehatan Sebelum Hamil, Tes Fungsi Tiroid

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Hormon tiroid ibu hamil yang normal sangat penting untuk perkembangan janin. Jika ibu hamil mengalami hipotiroid atau kekurangan hormon tiroid, artinya perkembangan janin selama kehamilan bisa terganggu atau bahkan lebih parahnya bisa menimbulkan kecacatan atau bahkan keguguran.

Ibu hamil yang berisiko tinggi mengalami masalah tiroid harus menjalani tes fungsi tiroid bahkan jika mereka tidak bergejala sekalipun.

Idealnya, tes darah skrining ini harus dilakukan pada minggu kesembilan kehamilan atau pada kunjungan prenatal pertama, demikian dikutip laman kesehatan hormone.org.

5. Test Infeksi Menular Seksual (IMS)

Infeksi menular seksual yang tidak diobati dapat menyebabkan masalah yang sangat serius bagi kehamilan dan bayi Anda. Misalnya, gangguan jamur klamidia telah dikaitkan dengan persalinan prematur dan berat badan lahir rendah.

Selain itu, infeksi gonore dapat menyebabkan keguguran, kelahiran prematur dan berat badan lahir rendah; dan sifilis juga telah dikaitkan dengan kelahiran prematur, serta kelahiran mati, dan masalah dengan organ janin, termasuk otak, jantung, kulit, mata, telinga, gigi, dan tulang bayi.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

"Adalah perawatan standar bagi dokter Anda untuk memeriksa klamidia, gonore, HIV, hepatitis, dan sifilis selama kunjungan pranatal pertama," kata dokter spesialis kandungan Kenneth James, M.D sebagaimana dikutip laman Parents.

Ia merekomendasikan kedua pasangan untuk diskrining sebelum hamil. Dengan begitu, Anda dapat menerima perawatan dan mengambil tindakan pencegahan yang diperlukan untuk melindungi bayi Anda di masa depan.

Bahkan jika Anda 100 persen yakin Anda berada dalam hubungan monogami dan pasangan Anda tidak akan pernah selingkuh, lebih aman lakukan pemeriksaan ini daripada menyesal. Kesehatan bayi Anda bisa bergantung pada Anda berdua.

6. Uji Toksoplasma, Tes Kesehatan Sebelum Hamil

Pemeriksaan toksoplasmosis atau tes toksoplasma adalah tes darah yang menentukan apakah Anda memiliki antibodi serum terhadap parasit Toxoplasma gondii atau tidak.

Tubuh Anda hanya membuat antibodi setelah parasit T. gondii menginfeksi. Jumlah dan jenis antibodi yang Anda miliki menunjukkan apakah infeksi baru terjadi atau terjadi beberapa waktu lalu. Dokter mungkin melakukan lebih dari satu tes darah selama beberapa minggu.

Bagi kebanyakan orang dewasa, toksoplasmosis tidak berbahaya dan hilang tanpa perlu pengobatan. Kondisi ini seringkali tanpa gejala. Namun, jika orang hamil tertular infeksi, itu bisa menular ke janin mereka.

Makan daging mentah atau setengah matang dari hewan yang terinfeksi tokso akan menempatkan Anda pada risiko infeksi T. gondii.

Anda juga dapat tertular infeksi setelah memegang kucing yang terinfeksi atau kotorannya (yang dapat terjadi saat membersihkan kotak kotoran).

Setelah tertular infeksi, Anda akan memiliki antibodi T. gondii selama hidup. Ini berarti, Anda tidak akan mengalami infeksi lagi.

Mengapa saya perlu tes toksoplasmosis?

Dokter mungkin ingin melakukan tes toksoplasmosis dalam keadaan berikut:

  • Bunda hamil, dan mereka ingin tahu apakah Anda memiliki antibodi T. gondii.
  • Bunda hamil, dan mereka ingin menentukan apakah bayi Anda yang belum lahir menderita toksoplasmosis atau tidak.
  • Infeksi T. gondii dapat menyebabkan kerusakan otak dan kebutaan pada bayi yang sedang berkembang. Dokter dapat menguji sampel cairan ketuban, yang merupakan cairan yang mengelilingi bayi di dalam rahim, untuk melihat apakah ia mengalami infeksi atau tidak.

Demikian beberapa tes kesehatan sebelum hamil yang perlu Parents pertimbangkan dan lakukan sebelum memutuskan untuk hamil dan menjadi orang tua. Semoga informasi ini bermanfaat, ya!

***

Baca juga:

id.theasianparent.com/bayi-keguguran

id.theasianparent.com/program-hamil-setelah-alami-stillbirth

id.theasianparent.com/skrining-ibu-hamil-resiko-tinggi