Mendonorkan darah diklaim dapat memberikan manfaat kesehatan. Namun untuk bisa melakukannya, seseorang harus memenuhi syarat donor darah.
Berbicara mengenai donor darah, apakah ibu hamil dan ibu menyusui boleh mendonorkan darah? Berikut penjelasannya!
Artikel terkait: Ingin Donor Darah Saat Puasa? Perhatikan Hal Berikut Ini Dulu, Parents!
Bolehkah Ibu Hamil Mendonorkan Darah?
Menurut Palang Merah Amerika, ibu hamil tidak disarankan untuk mendonorkan darah.
Seorang wanita baiknya menunggu setidaknya 6 minggu setelah melahirkan sebelum mulai mendonorkan darah.
Meskipun jumlah darah dalam tubuh meningkat sekitar 50 persen selama kehamilan, tetapi Bumil dan janin sangat membutuhkan darah tersebut untuk mendapatkan kesehatan dan nutrisi yang optimal.
Beberapa wanita mungkin tidak sengaja menyumbangkan darah sebelum tahu mereka hamil.
Kondisi ini mungkin tidak akan menyebabkan masalah kehamilan, tetapi jika Bunda khawatir, segera konsultasi ke dokter.
Artikel terkait: 4 Kondisi ini membuat ibu hamil butuh transfusi darah, kenali risikonya
Bolehkah Ibu Menyusui Donor Darah?
Berbeda dengan ibu hamil, ibu menyusui boleh mendonorkan darah, tapi ada syaratnya.
Baru enam minggu setelah melahirkan, Bunda bisa mulai mendonorkan darah.
Busui bisa mendonorkan darah dengan syarat ia tidak berisiko mengalami anemia atau masalah kesehatan lainnya.
Beberapa ibu khawatir dengan infeksi karena mendonorkan darah, tetapi dengan teknik steril, risiko infeksi dari donor darah sangat rendah.
Artikel terkait: 10 Pantangan Ibu Melahirkan Sebelum 40 Hari, Bukan Sekadar Mitos!
Manfaat Mendonorkan Darah
Menurut penelitian yang diterbitkan dalam American Journal of Epidemiology, seseorang yang rutin mendonorkan darah, 33% lebih rendah untuk menderita penyakit kardiovaskular, dan 88% lebih rendah untuk menderita serangan jantung.
Dalam sebuah studi lain yang diterbitkan dalam Journal of American Medical Association, para peneliti menemukan bahwa mereka yang berusia antara 43 dan 61 tahun, memiliki peluang lebih kecil untuk mengalami serangan jantung dan stroke, ketika mereka rutin menyumbangkan darah setiap enam bulan sekali.
Selain itu, kelebihan zat besi dalam darah dapat menyebabkan berbagai gejala seperti detak jantung tidak teratur, kelemahan otot, pengerasan pembuluh darah, percepatan oksidasi kolesterol, penurunan libido (hasrat seksual) dan pembesaran organ hati.
Kadar zat besi yang tinggi dalam darah juga dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker.
Saat mendonorkan darah, Anda mengeluarkan 225 hingga 250 mg zat besi dari tubuh. Jadi dengan mendonorkan darah, Anda bisa mencegah kelebihan zat besi dalam darah.
Artikel terkait: Ingin Donor ASI? Ini Prosedur yang Wajib Bunda Ketahui
Syarat Donor Darah secara Umum
Dilansir dari Palang Merah Indonesia, berikut ini adalah syarat donor darah yang perlu Anda ketahui sebelum bisa ikut menyumbang darah:
- Usia 17-60 tahun (usia 17 tahun diperbolehkan menjadi donor bila mendapat izin tertulis dari orangtua)
- Berat badan minimal 45 kg
- Temperatur tubuh 36,6 – 37,5 derajat Celcius
- Tekanan darah baik, yaitu sistole: 110-160 mmHg, dan diastole: 70-100 mmHg
- Denyut nadi teratur yaitu sekitar 50-100 kali/menit
- Hemoglobin perempuan minimal 12 gram, sedangkan untuk laki-laki minimal 12,5 gram
- Jumlah penyumbangan darah per tahun paling banyak 5 kali, dengan jarak penyumbangan sekurang-kurangnya 3 bulan
- Calon donor dapat mengambil dan menandatangani formulir pendaftaran. Lalu menjalani pemeriksaan pendahuluan, seperti kondisi berat badan, HB, golongan darah, dan dilanjutkan dengan pemeriksaan dokter.
Bagi Busui yang ingin melakukan donor darah, pastikan berkonsultasi dulu dengan dokter untuk mengetahui kondisi kesehatan Anda secara menyeluruh.
Donor darah hanya bisa dilakukan oleh orang dengan kondisi tubuh sehat.
Bila Anda sedang sakit, sebaiknya tidak melakukan donor darah karena bisa memperparah kondisi Anda.
Semoga informasi di atas bermanfaat!
***
Baca juga:
Pria 81 tahun ini selamatkan nyawa 2,4 juta bayi lewat donor darah
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.