Donor ASI merupakan prosedur memberikan ASI perah kepada ibu atau bayi lain yang membutuhkan. Donor ASI kini sudah banyak dilakukan di Indonesia, namun masih dilakukan secara kekeluargaan. Sedangkan di negara maju seperti Amerika, donor sudah dilakukan melalui Bank ASI.
Di Indonesia, prosedur donor ASI masih dipengaruhi oleh agama dan budaya. Bahkan, ada ibu yang tidak mau menjadi pendonor ASI dari bayi yang berbeda jenis kelamin dengan anaknya. Karena takut saat dewasa nanti, sang anak jatuh cinta dengan si penerima donor dan tidak bisa menikah.
Artikel Terkait: Penerima Donor ASI Gagal Menikah, Setelah Tahu Calon Pasangan Adalah Saudara Sepersusuan
Apakah Donor ASI Aman?
Pada hakikatnya, donor ASI terbilang aman jika memenuhi syarat yang ditentukan. Di Amerika Serikat, donor ASI aman asalkan sudah mengikuti protokol standar yang ketat yang telah dikembangkan dalam kemitraan dengan Food & Drug Administration (FDA), Centers for Disease Control and Prevention (CDC) dan American Academy of Pediatrics (AAP).
Protokol tersebut memastikan bahwa donor disaring secara memadai dan air susu disimpan, serta diproses dengan cara yang mengurangi potensi risiko pada bayi. Dikutip dari laman What to Expect, FDA menyatakan bahwa pilihan untuk memberi donor asi pada bayi adalah pilihan terbaik yang dibuat oleh dokter anak.
“Jika Anda memilih untuk menggunakan donor susu, gunakan hanya ASI dari sumber yang telah menyaring donornya dan mengambil langkah-langkah untuk memastikan keamanan pasokan susunya,” kata FDA.
Sementara di Indonesia, beberapa fasilitas kesehatan seperti di rumah sakit besar di ibu kota provinsi sudah siap melayani informasi tentang donor ASI. Selain itu, ada pula layanan bank ASI dengan protokol yang cukup ketat.
Persyaratan Donor ASI
Bagi Anda yang ingin menjadi pendonor maupun penerima donor ASI, tentunya harus mengetahui dengan jelas prosedur serta persyaratannya. Hukum tentang donor ASI di Indonesia sudah masuk ke dalam Peraturan Pemerintah Nomor 33 tahun 2012.
Berikut ini adalah persyaratan mendonorkan ASI sesuai dengan PP tersebut.
- Merupakan permintaan dari ibu kandung, atau keluarga bayi
- Ibu kandung dan keluarga si bayi mengetahui dengan jelas identitas, alamat, dan agama si pendonor
- Pendonor ASI dalam kondisi kesehatan yang baik
- ASI tidak diperjualbelikan
- Pemberian donor harus memerhatikan norma agama, dan aspek sosial budaya.
- Menjamin mutu dan keamanan ASI yang didonorkan melalui kebersihan, cara memerah ASI, penyimpanan ASI, dan cara pemberian ASI.
Sementara itu, dilansir dari laman WebMD, ada beberapa syarat donor ASI yang baik, yaitu:
- Secara keseluruhan dalam keadaan sehat
- Miliki ASI lebih dari yang dibutuhkan anak (Anda tidak boleh mengambil ASI dari bayi sendiri untuk disumbangkan)
- Dapat membekukan ASI dalam waktu 24-48 jam setelah memompa
- Hanya gunakan obat-obatan yang disetujui untuk donor
- Penuhi persyaratan donasi minimum lainnya dari bank ASI atau fasilitas layanan kesehatan yang bersangkutan
- Tidak menggunakan suplemen herbal apa pun.
Menurut AAP dan FDA, Anda harus menghindari mengambil susu yang dipompa langsung dari orang lain atau melalui pengaturan berbagi informal secara online. Bahkan jika ASI berasal dari seseorang yang dikenal dan dipercaya, berbagi secara informal berpotensi membuat bayi terkena kontaminasi bakteri atau virus seperti cytomegalovirus, hepatitis, atau HIV. Bayi juga bisa terpapar obat-obatan atau zat lain.
Selain persyaratan di atas, calon pendonor juga harus mengikuti prosedur sebelum bisa mendonorkan ASI-nya. Prosedur donor memiliki berbagai tahapan, untuk memastikan bahwa ASI yang didonorkan berkualitas baik, dan aman diberikan untuk bayi.
Berikut ini adalah prosedur mendonorkan ASI secara umum.
- Calon pendonor diperiksa kesehatannya dan dipastikan bebas dari penyakit berbahaya yang bisa ditularkan lewat ASI.
- Calon pendonor mendapatkan pelatihan tentang kebersihan, cara memerah dan menyimpan ASI
- Bayi dari calon pendonor telah mendapatkan ASI yang cukup dan tidak kekurangan
- ASI dari pendonor akan dipasteurisasi (disterilkan melalui proses pemanasan) pada suhu rendah (62,5-63 derajat Celcius) selama 30 menit untuk mematikan virus dan bakteri berbahaya, seperti HIV.
- Setelah dipasteurisasi, ASI disimpan di dalam lemari pendingin dengan suhu minus 20 derajat. Hal ini dilakukan untuk memastikan kandungan ASI tidak berubah.
Artikel Terkait: Cynthia Lamusu Tak Segan Menerima Donor ASI untuk Bayi Kembarnya
Tahapan Donor ASI
Secara umum, menurut Asosiasi Perbankan Susu Manusia Amerika Utara (HMBANA), ada beberapa tahapan donor ASI:
1. Hubungi Unit Donor ASI atau Bank ASI
Pada tahap ini, pendonor atau menjalani pra skrining. Pendonor ASI akan ditanyai daftar pertanyaan untuk mengenal sedikit tentang Anda dan bayi, kesehatan umum, dan berapa banyak susu yang dapat disumbangkan.
2. Formulir Donor Lengkap
Untuk menentukan kelayakan, pendonor akan menjawab pertanyaan tentang kesehatan dan riwayat kesehatan saat ini, gaya hidup, dan penggunaan obat-obatan.
3. Lakukan Tes Darah
Sebelum memberikan ASI kepada bayi yang membutuhkan, pendonor harus melakukan serangkaian tes darah guna memastikan kondisi kesehatannya. Pendonor potensial disaring untuk HIV, hepatitis B dan C, HTLV, dan sifilis. Bank ASI akan memberikan instruksi untuk pengambilan darah dan akan menanggung biaya tes.
Selain itu, tes darah juga mengukur apakah ada riwayat alergi atau tidak, sehingga nantinya dapat diberikan kepada bayi dengan kondisi yang sama dengan sang pendonor.
4. Menjadi Donor yang Disetujui
Setelah formulir dan pemeriksaan darah ditinjau, pendonor akan diberi tahu apakah memenuhi syarat untuk menyumbang.
5. Bagikan Susu dengan Aman
Bank ASI akan memberi petunjuk untuk pengambilan susu yang bersih dan aman, seperti mencuci tangan dan membersihkan pompa dan bagian pompa dengan benar. Mereka juga akan memberi info bagaimana pendonor menyimpan susu setelah dipompa.
Tergantung pada bank ASI dan di mana tinggal, Anda mungkin dapat mengantarkan ASI langsung ke bank atau mengaturnya untuk diambil. Jika ASI perlu dikirim, bank ASI akan menanggung biaya pengiriman dan memberi persediaan (seperti gel es) dan instruksi tentang cara mengirimkan susu untuk memastikannya tetap segar selama transit.
Hal yang Harus Diperhatikan Sebelum Donor ASI
Berikut ini adalah beberapa langkah yang harus dilakukan saat bersiap untuk mendonorkan ASI.
Mensterilkan Bagian Pompa
Jangan sesekali menyimpan bagian pompa ASI di lemari es di antara pemompaan. Alih-alih steril, menyimpan pompa ASI di kulkas dapat menyebabkan kontaminasi bakteri dari dalam lemari es ke dalam ASI perah atau alat pompa.
Cuci bagian pompa dengan sabun dan bilas dengan air panas. Sterilkan komponen sekali sehari dan simpan di tempat yang tidak dapat terkontaminasi, seperti boks khusus pompa ASI.
Cuci Tangan
Jangan menyentuh bagian pompa yang bersih sebelum mencuci tangan. Setelah Anda mencuci tangan, jangan menyentuh apa pun untuk menghindari kontaminasi silang.
Pindahkan Susu
Jika Anda memompa ke dalam botol, pindahkan dengan hati-hati ke dalam kantong untuk dibekukan. Berhati-hatilah untuk tidak menyentuh air susu dengan tangan.
Beri Label dan Simpan
Pastikan mencantumkan tanggal dan waktu sesi memompa di tas atau kantung ASI. Sertakan berapa mililiter di setiap kantung sehingga Anda dapat menghitung berapa banyak susu yang telah disimpan untuk disumbangkan.
Pastikan freezer atau lemari es diatur ke pengaturan terdingin untuk memastikan bahwa ASI benar-benar beku sesuai pedoman yang tepat.
Meminta Bantuan
Jika Anda harus minum obat yang tidak disetujui oleh bank ASI, atau jika Anda sakit, tandai kantong dari sesi pemompaan dengan tepat. Tanyakan kepada bank ASI apakah ASI tersebut memenuhi syarat untuk disumbangkan atau apakah Anda harus menyimpannya untuk anak sendiri.
Artikel Terkait: 3 Panduan Khusus Menyimpan ASIP agar Tetap Berkualitas
Tips untuk Ibu yang Melakukan Donor ASI
Sebelum melakukannya, ada beberapa tips untuk ibu yang melakukan donor ASI. Diutamakan, pendonor harus menjaga dan menerapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS), seperti:
- Tidak merokok atau menggunakan produk tembakau atau obat-obatan rekreasional ilegal
- Tak memiliki tato, tindik badan, atau riasan permanen
- Tidak memiliki pasangan seksual yang berisiko
- Tidak mengonsumsi alkohol
- Mengonsumsi makanan sehat dan tidak menyebabkan alergi (khusus bagi pendonor yang memiliki alergi)
- Pendonor ASI harus mendapatkan pelatihan tentang kebersihan, cara memerah, dan menyimpan ASI
- Selalu mencuci tangan sebelum sebelum memompa ASI, pastikan menggunakan air mengalir dan sabun, kemudian keringkan dengan handuk bersih
- Rutin membersihkan alat pompa ASI.
- Perah ASI di tempat bersih
- ASI perah harus disimpan pada tempat tertutup, botol kaca, kontainer plastik dari bahan polypropylene atau polycarbonate, botol bayi atau kantung ASI standar.
Dalam panduan kesehatan, kegiatan donor ASI semestinya dilakukan melalui unit donor ASI, yang memiliki tim konsultan terlatih di bidangnya dengan standar sesuai prosedur internasional.
Namun demikian, beberapa ibu memilih untuk melakukan donor ASI melalui asas kekeluargaan dan saling percaya. Biasanya hal ini dilakukan sesama kerabat, atau orang yang sudah dikenal dekat.
Menjadi pendonor ASI adalah pekerjaan yang mulia, karena bisa membantu bayi yang membutuhkan. Bagi Anda yang memiliki masalah dalam menyusui bayi, tidak ada salahnya mencari pendonor ASI. Yang paling penting adalah gizi anak dapat tercukupi.
Itulah informasi lengkap mengenai donor ASI. Sebelum memberikan ASI hasil donor tersebut kepada bayi, pastikan untuk melakukan pemeriksaan dan pemanasan (flash heating). Metode ini dikenal lebih melindungi sifat anti-infeksi dan nutrisi ASI daripada yang biasanya digunakan di bank ASI.
Semoga artikel di atas bermanfaat ya!
***
Artikel telah diupdate oleh: Nikita Ferdiaz
Baca Juga:
Bagaimana hukum donor ASI dalam agama Islam? Ini penjelasannya
Bank ASI: Pengertian, Hukum, dan Alamat Bank ASI di Indonesia
8 Artis Jadi Ibu Susu, Salurkan ASI ke Kerabat hingga Rumah Sakit
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.