Solusio Plasenta - Plasenta Lepas saat Hamil yang Bisa Picu Persalinan Prematur
Ari-ari lepas saat hamil bisa membahayakan nyawa ibu dan janin di dalam kandungan, waspadai gejalanya dan hindari faktor risikonya.
Solusio Plasenta atau abrupsio plasenta adalah kondisi plasenta yang lepas dari dinding rahim sebelum proses persalinan terjadi, baik sebagian maupun seluruhnya. Kondisi ini bisa memicu persalinan prematur, dan termasuk ke dalam komplikasi kehamilan yang serius.
Selama masa kehamilan, plasenta atau ari-ari tumbuh di dalam rahim yang berfungsi sebagai tempat penyaluran oksigen dan nutrisi dari ibu ke janin. Apabila ari-ari lepas dari rahim, risiko terburuk yang bisa terjadi ialah ibu dan janin tidak selamat. Karena suplai oksigen menurun pada bayi, dan ibu bisa mengalami perdarahan hebat.
Seorang pakar kandungan di RSUD Leuwiliang Bogor, dr Irfan Mulyana Mustofa SpOG mengatakan, solusio plasenta merupakan kasus komplikasi kehamilan yang serius.
“Biasanya solusio plasenta terjadi di atas usia kehamilan 20 minggu karena jika di bawah usia kehamilan 20 minggu termasuk dalam keguguran atau abortus,” jelas dr Irfan seperti dikutip dari Detik Health.
Artikel terkait: Waspadai Plasenta Lepas pada Trimester Kedua dan Ketiga
Daftar isi
Gejala yang Harus Diwaspadai
Kasus plasenta lepas saat hamil biasanya terjadi pada trimester ketiga. Beberapa minggu sebelum HPL juga rawan terjadi ari-ari lepas. Gejala yang harus Bunda waspadai ialah:
- Nyeri hebat di bagian punggung
- Kontraksi yang mendadak dan berlangsung cepat
- Perdarahan
- Sakit di bagian rahim
- Nyeri di bagian perut bawah
- Gerakan janin tidak seaktif biasanya
Bila gejala di atas Bunda alami saat hamil, segeralah menghubungi dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Artikel terkait: Jangan sepelekan bayi tidak menendang dalam kandungan trimester ketiga
Penyebab Solusio Plasenta saat Hamil Terjadi
Meski penyebab utama abrupsio plasenta terjadi belum diketahui, namun beberapa faktor bisa memengaruhi risiko ibu hamil mengalami kondisi ini, yakni sebagai berikut:
- Penggunaan obat-obatan terlarang, atau rokok
- Hamil di usia 40 tahun ke atas
- Pernah mengalami kondisi abrupsio plasenta pada kehamilan sebelumnya
- Pernah melahirkan anak kembar
- Menderita hipertensi
- Mengalami gangguan darah beku
- Punya trauma di perut karena kecelakaan, jatuh atau dipukul
- Air ketuban pecah dini
Diagnosis dan Penanganan
Bila mengalami gejala seperti yang disebutkan di atas, dokter akan memeriksa fisik ibu hamil untuk melihat sejauh mana kontraksi rahim yang terjadi. Pemeriksaan darah dan USG juga mungkin diperlukan bila terjadi perdarahan. Detak jantung janin juga harus dipantau untuk mengetahui kondisinya.
Hasil diagnosis akan menentukan metode penanganan yang diperlukan, terkait usia kandungan, dan tingkat keparahan. Bila gejalanya ringan dan detak jantung bayi normal, biasanya ibu hamil akan dirawat di rumah sakit.
Namun, jika plasenta benar-benar sudah lepas dari rahim, tidak bisa ditempelkan kembali dan harus diambil tindakan operasi caesar untuk melahirkan bayi. Kemungkinan tranfusi darah diperlukan jika terjadi perdarahan hebat pada ibu.
Risiko Komplikasi yang Bisa Terjadi
- Risiko pembekuan darah pada ibu
- Syok akibat ibu kehilangan banyak darah
- Plasenta lepas bisa menyebabkan gagal ginjal atau gagal organ lain.
- Perdarahan hebat pada proses persalinan
- Risiko pengangkatan rahim jika perdarahan hebat tidak bisa dihentikan
- Kurangnya asupan nutrisi dan oksigen pada janin
- Persalinan prematur
- Bayi stillbirth
Tindak Pencegahan
- Konsumsi asam folat sesuai anjuran dokter
- Cek kehamilan secara rutin
- Bila menderita hipertensi, harus segera ditangani
- Hindari obat terlarang dan rokok
Menjaga pola hidup sehat dan gizi seimbang bisa membantu mencegah kondisi ini terjadi. Jangan lupa untuk selalu memeriksakan kandungan Anda setiap bulan, agar bila terjadi masalah bisa segera ditangani sedini mungkin.
Perbedaan Solusio Plasenta dan Plasenta Previa
Lantas, apa perbedaan antara solusio plasenta dan plasenta previa? Laman Cleveland Clinic menjelaskan, pada plasenta previa, plasenta menutupi seluruh atau sebagian leher rahim orang tua yang melahirkan. Ini juga disebut plasenta dataran rendah. Anggap saja sebagai penghalang yang menghalangi jalan keluar dari rahim. Meski plasenta dalam posisi rumit, ia tetap menempel di rahim.
Ketika plasenta terlepas dari rahim, ini adalah solusio plasenta. Kedua kondisi tersebut dapat menyebabkan perdarahan vagina selama kehamilan dan persalinan.
Patofisiologi Solusio Plasenta
Solusio plasenta adalah ketika sebagian atau seluruh plasenta terpisah dari dinding rahim sebelum waktunya. Abrupsi diperkirakan terjadi setelah pecahnya pembuluh darah ibu di dalam lapisan basal endometrium. Darah menumpuk dan memisahkan perlekatan plasenta dari lapisan basal. Bagian plasenta yang terlepas tidak dapat berfungsi. Laman Tech me obgyn menjelaskan terkait patofisiologi solusio plasenta ini.
Ada dua jenis utama:
- Terungkap – jalur perdarahan turun dari lokasi pemisahan plasenta dan mengalir melalui serviks. Ini menyebabkan pendarahan vagina.
- Tersembunyi – perdarahan tetap berada di dalam rahim, dan biasanya membentuk bekuan secara retroplasenta. Pendarahan ini tidak terlihat, namun bisa cukup parah hingga menyebabkan syok sistemik.
Penatalaksanaan
Mayo Clinic menulis, Bunda mungkin akan diberikan obat untuk membantu paru-paru bayi Anda tumbuh berkembang sepenuhnya dan untuk melindungi otak bayi, jika memang persalinan dini diperlukan. Umumnya setelah usia 34 minggu kehamilan, jika terjadi solusio plasenta ringan, persalinan pervaginam yang dipantau secara ketat mungkin masih bisa dilakukan.
Pertanyaan Populer Terkait Solusio Pasenta
Berikut adalah sederet pertanyaan yang kerap menjadi bahan diskusi terkait komplikasi kehamilan solusio plasenta.
Solusio plasenta umur kehamilan berapa?
Solusio Plasenta adalah kondisi plasenta yang lepas dari dinding rahim sebelum proses persalinan terjadi. Solusio plasenta kerap terjadi pada usia kehamilan trimester ketiga. Namun demikian, tidak menutup kemungkinan komplikasi ini bisa terjadi kapan saja saat usia kehamilan telah menginjak lebih dari 20 minggu.
Solusio plasenta darah berwarna apa?
Salah satu gejala utama dari solusio plasenta adalah pendarahan vagina berwarna hitam atau kehitaman.
Apakah solusio plasenta bisa berulang?
Solusio plasenta merupakan penyakit kehamilan yang relatif umum dan dapat secara serius membahayakan keadaan ibu. Seorang ibu yang pernah mengalami kondisi ini, mempunyai resiko yang lebih tinggi mengalami kekambuhan pada kehamilan berikutnya. Demikian juga bila pernah mengalami solutio plasenta sebelumnya insiden berulang kembali dilaporkan paling sedikit 1 dalam 18 kehamilan.
Bagaimana risiko ibu dengan solusio plasenta pada saat inpartu?
Kondisi ini dapat menyebabkan komplikasi berupa syok karena kehilangan darah, gangguan pembekuan darah (koagulasi intravascular diseminata), sehingga kadang memerlukan transfusi darah.
Apa ciri ciri plasenta lepas dari dinding rahim?
Ciri-ciri plasenta lepas dari dinding rahim di antaranya adalah adanya pendarahan berwarna kehitaman. Gejala atau ciri lainnya adalah:
- Nyeri hebat di bagian punggung
- Kontraksi yang mendadak dan berlangsung cepat
- Perdarahan
- Sakit di bagian rahim
- Nyeri di bagian perut bawah
- Gerakan janin tidak seaktif biasanya
Hubungi dokter Anda jika mengalami pendarahan, kram atau mengalami nyeri panggul selama kehamilan, terutama pada trimester ketiga.
Solusio plasenta adalah kondisi yang jarang terjadi, namun serius yang dapat dialami orang selama kehamilan. Bicaralah dengan dokter Anda jika Anda mengalami pendarahan vagina, nyeri panggul atau kram. Solusio plasenta harus segera didiagnosis dan diobati untuk memastikan Anda dan bayi Anda sehat.
Demikian hal-hal yang sebaiknya Bunda ketahui terkait solusia plasenta, mulai dari risiko selama kehamilan sampai dengan pencegahan. Semoga bermanfaat ya, Bun.
***
Artikel telah diupdate oleh: Kalamula Sachi
Placental abruption
Placental Abruption
Placental Abruption
my.clevelandclinic.org/health/diseases/9435-placental-abruption
Placental abruption
www.mayoclinic.org/diseases-conditions/placental-abruption/symptoms-causes/syc-20376458
Baca juga:
Retensio Plasenta, waspada komplikasi akibat ari-ari tertinggal di rahim setelah bayi lahir