Sesak Napas saat Hamil: Penyebab dan Cara Mengatasinya
Apa saja penyebab dan cara mengatasi sesak napas saat hamil? Simak penjelasan lengkapnya berikut ini, Bun!
Sesak napas saat hamil sering kali dialami oleh para ibu, akibat kondisi rahim yang semakin membesar dan menekan paru-paru.
Bumil pun jadi susah mencari posisi tidur yang nyaman, sehingga aktivitas bernapas pun memerlukan kerja keras.
Bagaimana cara mengatasi sesak napas saat hamil? Simak artikel ini sampai habis, Bunda.
Artikel Terkait: Cara Mengatasi Asma saat Kehamilan Agar Ibu dan Calon Bayi Tetap Sehat
Daftar isi
Normalkah Sesak Napas saat Hamil?
Pada awal kehamilan, sesak napas dikenal sebagai dyspnea. Sesak napas adalah gejala umum yang memengaruhi orang selama kehamilan.
Meskipun menyebabkan ketidaknyamanan, itu benar-benar normal. Sesak napas saat hamil juga tidak menyebabkan bahaya bagi bayi dalam kandungan, kok.
Ia akan tetap teroksigenasi dengan baik melalui plasenta. Kondisi tersebut dapat dimulai pada trimester pertama.
Bahkan, mungkin bertambah buruk seiring waktu karena peningkatan tekanan dari janin pada diafragma dan perubahan hormonal.
Sesak napas saat hamil biasanya tidak berbahaya.
Akan tetapi, dalam kasus yang jarang terjadi, kesulitan bernapas dapat menandakan komplikasi serius, seperti pneumonia atau pembekuan darah.
Bicaralah dengan penyedia layanan kesehatan segera, jika sesak napas menjadi parah atau datang sangat tiba-tiba.
Artikel terkait: 6 Penyebab dan Cara Menangani Sesak Nafas Ibu Hamil
Apa Penyebab Sesak Napas saat Hamil?
Ada beberapa faktor yang menjadi penyebab sesak napas saat hamil, termasuk sesak napas saat hamil muda maupun hamil tua.
1. Hormon Kehamilan
Pada awal kehamilan, sesak napas disebabkan oleh peningkatan kadar progesteron.
Pada trimester pertama, mungkin sulit untuk bernapas karena tubuh ibu hamil menyesuaikan diri dengan tingkat hormon baru.
Gejala ini mungkin hilang setelah beberapa minggu, kemudian muncul kembali selama trimester kedua atau ketiga.
Hormon kehamilan merangsang otak untuk meningkatkan frekuensi dan kedalaman napas, sehingga Bunda mengambil lebih banyak oksigen untuk calon bayi yang sedang tumbuh.
Hormon-hormon itu juga membengkakkan kapiler di saluran pernapasan dan mengendurkan otot paru-paru dan saluran bronkial, membuat Bunda merasa seperti sedang menghirup angin setelah bepergian ke lemari es.
Artikel Terkait: 5 Fungsi Penting Hormon Progesteron untuk Kehamilan, Bunda Perlu Tahu!
2. Pertumbuhan dan Perkembangan Janin dalam Kandungan
Saat janin tumbuh lebih besar di dalam perut, organ-organ lain diperas dan didorong ke samping.
“Paru-paru Bunda mungkin tidak memiliki cukup ruang untuk mengembang dengan napas penuh dan diafragma tidak dapat memberikan banyak bantuan karena juga tertekan,” kata Laura Riley, M.D., Kepala Bagian Obstetri dan Ginekologi di Rumah Sakit Presbyterian New York dan Ketua Departemen Obstetri dan Ginekologi di Weill Cornell Medicine.
Namun, jangan khawatir, kompresi pada paru-paru ini tidak menyebabkan kerusakan permanen. Setelah bayi lahir, organ akan kembali ke posisi sebelum hamil.
3. Kekurangan Oksigen
Saat hamil, oksigen yang Bunda hirup tidak hanya untuk diri sendiri, tetapi juga untuk bayi.
Sehingga, kebutuhan oksigen menjadi bertambah, Bunda pun harus sering menarik napas dalam-dalam agar tak kekurangan oksigen.
Selain itu, meningkatnya hormon progesteron selama hamil menstimulasi pusat pernapasan di otak.
Hal yang membuat udara masuk dan keluar lebih banyak dibandingkan saat tidak hamil.
Meski frekuensi bernapas tetap sama, inilah yang membuat ibu hamil mengalami kondisi kekurangan oksigen dan menyebabkan sesak napas saat hamil.
Kekurangan oksigen juga bisa terjadi jika tekanan udara menjadi tidak normal. Kondisi ini membuat ibu hamil batuk dan menjadi lemas.
4. Peningkatan Volume Darah
Riley mengatakan, akibat volume darah lebih tinggi selama kehamilan, lebih banyak oksigen mengalir bolak-balik melintasi plasenta saat Bunda menarik dan mengeluarkan napas.
Hal ini yang terkadang membuat sesak napas saat hamil.
5. Peradangan Asma
Bila ibu hamil punya riwayat penyakit asma sebelumnya, dia bisa mengalami asma kambuh ketika hamil dan membuatnya mengalami sesak napas.
Hal ini juga bisa terjadi jika ibu mengalami infeksi saluran pernapasan yang membuatnya mengalami peradangan di organ tersebut.
6. Udara Dingin
Udara yang terlalu dingin bisa menjadi salah satu penyebab sesak napas saat hamil.
Seperti AC yang terlalu dingin, atau Bunda sedang berada di daerah pegunungan yang sangat dingin.
Udara dingin ini membuat metabolisme tubuh melemah dan memengaruhi paru-paru, sehingga aktivitas bernapas menjadi sulit dilakukan.
7. Kondisi Kehamilan
Sesak napas saat hamil juga bisa terjadi akibat tekanan rahim yang terus membesar terhadap paru-paru.
Hamil anak kembar atau kantung ketuban dengan jumlah cairan yang banyak juga bisa membuat ibu hamil susah bernapas.
Karena beban kandungan membuat Bumil harus bekerja keras untuk bernapas.
Artikel terkait: 12 Komplikasi Kehamilan Kembar yang Perlu Parents Waspadai
Kapan Biasanya Sesak Napas Muncul pada Kehamilan?
Sesak napas sering dimulai selama trimester kedua kehamilan. Pada trimester ketiga, sesak napas dapat meningkat seiring pertumbuhan janin dalam kandungan.
Dan jangan heran bila Bunda akan mengalami sesak napas saat hamil 8 bulan.
Untungnya, penelitian menunjukkan bahwa kebanyakan ibu hamil mendapatkan bantuan dari sesak napas ini sebelum melahirkan.
Saat kepala bayi turun ke jalan lahir atau sekitar dua atau tiga minggu sebelum melahirkan, Bunda akan memiliki lebih banyak ruang untuk diafragma dan bernapas lebih mudah.
Artikel Terkait: Senam Hamil, Beda Trimester Beda Juga Gerakannya
Sesak Napas Saat Hamil 6 Bulan
Banyak dari ibu hamil mulai merasakan sesak napas di akhir trimester kedua. Ini bisa mulai dirasakan sejak usia kehamilan 6 bulan hingga memasuki trimester ketiga.
Dalam sebuah penelitian dari tahun 1970-an, 31% dari 62 peserta hamil yang sehat mengalami sesak napas pada minggu ke-19.
Penyebab terbesar dari kondisi ini adalah rahim yang tumbuh sekaligus beberapa perubahan fungsi jantung.
Selain itu, jumlah darah dalam tubuh seseorang meningkat secara signifikan selama kehamilan.
Jantung harus memompa lebih keras untuk memindahkan darah ini ke seluruh tubuh dan ke plasenta.
Beban kerja yang meningkat pada jantung bisa membuat ibu hamil merasa sesak napas.
Sesak Napas Saat Hamil 7 Bulan
Jika kehamilan Bunda mulai memasuki bulan ke-7 dan Bunda sering merasakan sesak napas, ini termasuk hal yang wajar.
Trimester ketiga yang dimulai sekitar minggu ke-29 atau bulan ke-7, pernapasan ibu hamil bisa jadi lebih mudah atau justru lebih sulit.
Kondisi ini sangat bergantung dengan posisi kepala bayi yang sedang berkembang. Jika ia posisinya masih di atas, maka Bunda akan merasakan sesak napas.
Sesak Napas Saat Hamil 8 Bulan
Posisi bayi di dalam rahim akan terus bergerak dan berputar sampai akhirnya dia menemukan posisi ternyamannya di akhir trimester ketiga.
Sebelum posisi bayi turun ke panggul, kepala bayi mungkin terasa seolah-olah berada di bawah tulang rusuk dan menekan diafragma.
Kondisi inilah yang dapat membuat Bunda kesulitan bernapas.
Menurut Pusat Sumber Daya Kesehatan Wanita Nasional, jenis sesak napas ini biasanya terjadi antara minggu ke 31–34 atau bulan ke-8.
Sesak napas ini juga bisa disertai dengan batuk kering yang terus-menerus.
Sesak Napas Saat Hamil 9 Bulan
Di usia kehamilan 9 bulan, perut Bunda akan semakin membesar dan menyebabkan sesak napas.
Pada trimester akhir ini, bayi Anda yang sedang tumbuh mendorong rahim Anda ke diafragma.
Diafragma bergerak ke atas sekitar 4 sentimeter dari posisi sebelum hamil dan paru-paru juga agak tertekan. Ini membuat Anda tidak dapat menghirup udara sebanyak biasanya.
Walaupun demikian, bukan berarti bahwa Anda mendapatkan lebih sedikit oksigen.
Pada saat yang sama, kapasitas paru-paru Anda menurun karena kendala fisik rahim yang tumbuh, pusat pernapasan di otak dirangsang oleh hormon progesteron untuk membuat Bunda bernapas lebih lambat.
Meskipun jumlah udara yang dihirup lebih sedikit, namun ia berada di paru-paru lebih lama sehingga Bunda dan si Kecil tidak akan kekurangan oksigen.
Tubuh juga memperluas volume darah selama kehamilan untuk memastikan bayi Anda mendapatkan oksigen yang cukup.
Artikel terkait: Hipoksia atau Kekurangan Oksigen, Kenali Penyebab dan Gejalanya
Bagaimana Cara Mengatasi Sesak Napas saat Hamil?
Bila sesak napas terjadi ketika Bunda sedang hamil, ini cara cepat yang bisa Bunda lakukan untuk mengatasinya.
1. Atur Posisi Duduk
Ketika sesak napas terjadi, duduklah dengan posisi tegak dengan menarik bahu ke belakang. Bukan menyandar ke belakang.
Posisi duduk tegak ini bisa memberi ruang yang cukup bagi paru-paru untuk mengambil oksigen yang dibutuhkan.
2. Berdiri Tegak
Postur tubuh yang tepat memberi paru-paru sedikit lebih banyak ruang untuk melakukan tugasnya.
3. Atur Posisi Tidur
Tidur disangga di sisi kiri. Hal ini merupakan posisi terbaik untuk sirkulasi.
4. Mengatur Napas dan Pikiran untuk Rileks
Bila sesak napas yang Anda alami diakibatkan oleh stres, ambillah waktu untuk menenangkan diri.
Atur napas dalam-dalam. Tenangkan pikiran Anda, rilekskan tubuh, hingga bernapas tidak lagi terasa sesak.
Ambil waktu untuk istirahat dari kegiatan apapun yang sedang Anda lakukan.
5. Memakai Bantal Tambahan
Bila sesak napas terjadi ketika akan tidur, Bunda bisa menambah beberapa bantal untuk menyangga bagian punggung supaya tidak terasa sesak.
Namun, bila sesak napas masih terus berlanjut, disarankan untuk menghubungi dokter.
6. Cara Mengatasi Sesak Napas pada Ibu Hamil Saat Tidur
Beberapa ibu hamil merasakan sesak napas saat tidur.
Cara untuk mengatasinya adalah dengan berbaring menggunakan bantal yang menopang punggung bagian atas.
Posisi ini dapat membuat gravitasi menarik rahim ke bawah dan memberikan lebih banyak ruang pada paru-paru.
Selain itu, Bunda juga bisa tidur miring sedikit ke kiri untuk menjauhkan posisi rahim dari aorta, arteri utama yang mengalirkan darah beroksigen ke seluruh tubuh.
Artikel terkait: Posisi Tidur Ibu Hamil Saat Asam Lambung Naik, Seperti Apa?
Cara Mencegah Sesak Napas saat Hamil
Sebelum sesak napas datang, ibu hamil harus melakukan beberapa cara untuk mencegahnya, di antaranya berikut ini.
1. Jangan Terburu-buru
Saat hamil, aktivitas mungkin tidak berkurang. Namun, Bunda perlu lebih pelan dalam bergerak dan tidak bersikap terburu-buru.
Sebab, terburu-buru bisa membuat jantung berpacu lebih kencang, dan udara keluar masuk lebih cepat sehingga membuat sesak napas.
2. Olahraga
Olahraga selama hamil tidak hanya membuat ibu dan janin sehat, namun juga bisa menghindari sesak napas.
Aktivitas olahraga ini membuat ibu memiliki peluang mendapat oksigen lebih banyak.
Lakukanlah olahraga ringan yang aman buat ibu hamil dan tidak mengeluarkan banyak tenaga seperti senam dan yoga.
Ibu hamil pasti masih bisa melakukan aktivitas sehari-hari dan terus berolahraga selama kehamilan. Dengarkan saja tubuh dan jangan terlalu memaksakan diri.
Artikel Terkait: 5 Olahraga untuk Ibu Hamil Muda yang Aman
3. Menghindari Stres
Stres adalah salah satu penyebab asma, hingga membuat ibu mengalami sesak napas saat hamil.
Selain asma, beban pikiran yang terlalu berat juga bisa menghambat fungsi otak untuk memaksimalkan kinerja keluar masuknya udara, sehingga ibu hamil bisa kekurangan oksigen.
Jagalah pikiran Anda tetap tenang dan bahagia, hindari amarah dan stres berlebihan.
4. Menghirup Uap Air
Ini cara terakhir yang bisa Bunda lakukan untuk menghindari sesak napas pada masa kehamilan.
Menghirup uap air bisa melancarkan saluran pernapasan. Ketika sesak napas mulai terasa, segeralah hirup uap air dari ketel air panas atau panci penanak nasi.
Artikel terkait: 10 Tanda Ibu Hamil Mengalami Stres, Jangan Disepelekan!
Kapan Harus Berkonsultasi dengan Dokter?
Jika Bunda mengalami sesak napas yang tiba-tiba, parah, atau berhubungan dengan nyeri dada atau denyut nadi yang lebih cepat, segera dapatkan bantuan medis.
Pembekuan darah bisa saja mengendap di paru-paru. Situasi ini disebut emboli paru, yang merupakan kejadian langka namun berbahaya di antara orang hamil, terutama mereka yang memiliki bekuan darah di kaki mereka.
Perlu diketahui juga bahwa masalah pernapasan dapat disebabkan oleh pneumonia.
Pneumonia dapat berupa virus atau bakteri, dan dengan salah satu jenisnya, komplikasi potensial dapat mencakup kegagalan pernapasan, persalinan prematur, atau infeksi yang dapat berbahaya bagi bayi Anda yang belum lahir.
“Biasanya disertai demam, nyeri dada, dan batuk, pneumonia adalah penyebab kematian nomor tiga di antara ibu hamil,” kata dr. Riley.
Ibu hamil juga harus mencari nasihat medis jika Bunda menderita asma yang memburuk selama kehamilan.
Banyak obat asma yang dianggap aman saat hamil.
Dokter biasanya lebih suka meresepkan obat asma hirup selama kehamilan, karena obat-obatan tersebut memiliki efek yang lebih lokal dan bekerja dengan baik.
Namun, jika Bunda menemukan bahwa dada terasa sesak atau obat tidak membantu, beri tahu dokter.
Sesak napas juga terkadang dapat disebabkan oleh anemia selama kehamilan karena penipisan sel darah merah pembawa oksigen.
Dokter biasanya akan memeriksa kadar zat besi. Konsultasikan juga dengan dokter jika Bunda menderita asma.
Selain itu, jika Bunda mengalami kesulitan bernapas dan bibir atau ujung jari tampak membiru, atau nyeri dada dan denyut nadi cepat, segera hubungi dokter sebagai langkah atau cara tepat mengatasi sesak napas saat hamil.
Pertanyaan Populer Terkait Sesak Napas saat Hamil
Selain penjelasan di atas, Bunda mungkin masih memiliki berbagai pertanyaan seputar sesak napas saat kehamilan.
Berikut beberapa pertanyaan yang sering ditanyakan oleh Bumil beserta jawabannya
Apa yang harus dilakukan jika ibu hamil sesak napas?
Hal pertama yang harus Bunda ingat saat mengalami ini adalah untuk tidak panik.
Selanjutnya cobalah redakan gejalanya dengan memberi ruang paru-paru untuk bernapas sebanyak mungkin.
Di antaranya dengan menyesuaikan posisi tubuh, berdiri tegak, duduk tegak, atau berbaring dengan bertumpu pada bantal untuk memperluas ruang di rongga perut Anda.
Normalkah sesak napas saat hamil?
Bunda jangan khawatir ketika merasakan sesak napas saat masa kehamilan.
Meskipun kondisi ini menyebabkan ketidaknyamanan, tetapi hal ini sepenuhnya normal. Kondisi ini juga sepenuhnya aman untuk si Kecil.
Ia akan mendapatkan oksigen dengan baik melalui plasenta.
Kenapa napas terasa pendek saat hamil?
Napas terasa pendek saat hamil karena hormon kehamilan merangsang otak untuk meningkatkan frekuensi dan kedalaman napas, sehingga Anda mengambil lebih banyak oksigen untuk calon bayi yang sedang tumbuh.
Hormon-hormon itu juga membengkakkan kapiler di saluran pernapasan dan mengendurkan otot-otot paru-paru dan saluran bronkial, membuat Anda merasa terengah-engah.
Itulah beberapa penyebab dan cara mengatasi sesak napas saat hamil. Semoga informasi di atas dapat bermanfaat, ya, Bun!
***
What to Know About Shortness of Breath During Pregnancy
www.parents.com/pregnancy/my-body/aches-pains/pregnancy-symptoms-complaints-shortness-of-breath/
Shortness of Breath During Pregnancy
www.whattoexpect.com/pregnancy/symptoms-and-solutions/short-breath.aspx
Causes of shortness of breath during pregnancy
https://www.medicalnewstoday.com/articles/322316#overview
The Third Trimester of Pregnancy: Shortness of Breath and Edema
https://www.healthline.com/health/pregnancy/third-trimester-shortness-breath-edema
Baca Juga:
Pneumonia saat hamil bisa timbulkan komplikasi serius pada janin, waspadai gejalanya