3 Tahapan Rasa Sakit Saat Persalinan, Gambaran Rasanya Melahirkan Normal
Ditinjau secara medis oleh
dr. Gita Permatasaridr. Gita Permatasari bertugas di RSPP sebagai Dokter Umum, Medical Check Up Examiner, dan Konsultan Laktasi. Ia juga menjadi Manajer Pelayanan Pasien yang berkoordinasi dengan dokter spesialis dan perawat terkait kondisi pasien, termasuk berkoordinasi dengan asuransi terkait penjaminan pasien. Sebelumnya, dr. Gita melayani pasien di Klinik Ajiwaras, Cilandak KKO.
Sebuah tim profesional bersertifikat dan diakui di bidang kesehatan yang meninjau semua informasi yang berkaitan dengan kesehatan kehamilan dan kesehatan dan tumbuh kembang anak di theAsianparent. Tim ini terdiri dari dokter spesialis obstetri dan ginekologi, dokter anak, spesialis penyakit menular, doula, konsultan laktasi, redaktur profesional, dan kontributor dengan lisensi khusus.
Inilah 3 tahap rasa sakit saat melahirkan yang perlu Bunda persiapkan sebelum melakukan persalinan normal.
Mempelajari seperti apa rasanya melahirkan normal merupakan salah satu cara terbaik untuk membantu Bunda mengatasi rasa sakit saat melahirkan normal di hari H nanti.
Sensasi rasa sakit yang bakal Bunda rasakan bisa jadi berbeda dengan ibu lainnya. Namun sebagai gambaran, ada 3 tahapan rasa sakit melahirkan normal yang umumnya dilalui para ibu.
Di antaranya sakit karena kontraksi, lalu ketika ibu mendorong bayi keluar melalui leher rahim, dan yang terakhir saat ibu mengeluarkan plasenta beberapa menit setelah bayi lahir.
Untuk lebih jelasnya, simak penjelasan terkait rasa sakit saat melahirkan di bawah ini, ya, Bunda.
Daftar isi
Penyebab Rasa Sakit Saat Melahirkan
Rasanya melahirkan, terutama persalinan normal, tentulah tidak bisa digambarkan, alias sangat sakit. Hal itu disebabkan oleh kontraksi otot-otot rahim dan tekanan pada leher rahim.
Rasa sakit ini bisa dirasakan seperti kram yang kuat di perut, selangkangan, dan punggung, serta perasaan pegal. Beberapa perempuan juga mengalami rasa sakit di sisi atau paha mereka.
Tahap sakit yang pertama dimulai saat proses kontraksi di mana ibu mengalami perubahan pada ukuran leher rahim, atau disebut dengan pembukaan. Setelah itu, masuk tahap kedua yakni saat ibu mendorong bayi untuk terlahir ke dunia. Terakhir, ketika ibu mengeluarkan plasenta beberapa menit setelah bayi terlahir.
Penyebab lain rasa sakit selama persalinan termasuk tekanan pada kandung kemih dan usus oleh kepala bayi dan peregangan jalan lahir dan vagina.
Nyeri saat persalinan berbeda-beda pada setiap perempuan. Ini sangat bervariasi dari perempuan ke perempuan dan bahkan dari kehamilan ke kehamilan.
Sering kali bukan rasa sakit dari setiap kontraksi sendiri yang dirasakan perempuan. Namun, fakta bahwa kontraksi itu terus datang –dan seiring dengan kemajuan persalinan– bahkan dalam waktu yang semakin sedikit atau pendek di antara kontraksi sehingga menyebabkan Bunda sulit bersantai atau beristirahat sejenak.
Artikel terkait: 4 Posisi melahirkan normal, Bumil wajib tahu kelebihan dan kekurangannya!
3 Tahapan Sakit Persalinan Normal, Inilah Rasanya Melahirkan
Tahap Pertama: Fase Latent
Tahap pertama (masa kontraksi) merupakan bagian persalinan terpanjang bahkan bisa bertahan hingga 20 jam sebelum bayi lahir. Tahapan ini (fase awal) dimulai ketika serviks mulai terbuka (membesar) dan berakhir ketika sudah benar-benar terbuka penuh (sampai pembukaan 10).
Selanjutnya, leher rahim lama-lama akan semakin menipis dan membuka jalan lahir. Bunda akan merasakan kontraksi ringan yang berlangsung selama 30-90 detik. Semakin lama, kontraksi akan dirasakan semakin teratur. Misalnya saja terjadi setiap 5 menit sekali.
Lalu seiring berjalannya waktu, leher rahim akan mulai terbuka sedikit demi sedikit. Kemudian akan ada lendir bercampur darah yang keluar dari vagina.
Fase awal ini akan berakhir saat pembukaan leher rahim sudah mencapai 4-6. Namun, setiap ibu akan mengalami waktu yang berbeda-beda saat mencapai pembukaan.
Kalau ini persalinan pertama, biasanya akan membutuhkan waktu 6-12 jam. Namun, jika sebelumnya Bunda sudah pernah melahirkan, biasanya akan berlangsung lebih cepat.
Ketika fase awal sudah dilewati, fase aktif rasa sakit saat melahirkan akan dimulai, tanda-tandanya seperti di bawah ini:
- Leher rahim akan melebar lebih cepat. Saat ini terjadi, pembukaan leher rahim bisa mencapai 6-9. Lalu, kontraksi yang datang pun semakin kuat, lama dan lebih sering.
- Ibu akan merasakan ketidaknyamanan pada fase aktif. Rata-rata akan mengalami kram kaki, tekanan pada punggung, dan mungkin mual. Jika belum terasa, pecah air ketuban akan terjadi pada fase ini.
- Pada fase ini, Bunda disarankan untuk segera bergegas ke rumah sakit atau rumah bersalin.
- Intensitas rasa sakitnya akan semakin meningkat. Bila Bunda tak kuat menahannya, Bunda bisa meminta obat pereda atau suntik bius.
- Fase aktif berlangsung antara 4-8 jam, tetapi bisa berbeda pada setiap ibu.
Tips untuk Membantu Melalui Fase Aktif Persalinan:
- Coba ubah posisi Anda. Mungkin Bunda ingin mencoba posisi yang nyaman menggunakan birth ball saat kontraksi kembali terjadi.
- Berendam dalam bak air hangat atau mandi air hangat.
- Terus berlatih teknik pernapasan dan relaksasi.
Mungkin berlatih teknik pernapasan dan relaksasi seperti memijat atau mendengarkan musik dapat membantu Bunda. Ingatlah bahwa setiap kontraksi berarti menandakan bayi akan segera lahir.
Dukungan dan afirmasi positif sangat dibutuhkan pada tahap pertama ini. Jadi, mintalah pendamping (suami atau keluarga) untuk memberikan dukungan positif kepada Anda.
Tahap Kedua: Fase Persalinan Aktif
Tahap persalinan kedua dimulai ketika serviks Bunda sepenuhnya melebar pada ukuran 10 centimeter. Fase persalinan aktif akan terus berlanjut sampai bayi melewati jalan lahir ke vagina, hingga pada akhirnya terlahir ke dunia. Bunda bisa melalui fase ini selama dua jam atau lebih.
Kondisi yang Bunda alami pada tahap ini ialah:
- Tidak lagi merasakan kontraksi seperti pada fase aktif. Jarak datangnya kontraksi tidak begitu dekat sehingga Anda memiliki waktu yang lebih banyak untuk beristirahat.
- Secara perlahan posisi janin Bunda semakin turun ke jalan lahir. Bunda disarankan untuk menunggu dan bersabar, meskipun sudah sangat merasakan sakit dan ingin mengejan.
- Jika janin sudah berada di ujung bawah panggul, rasa ingin mengejan akan hadir dengan sendirinya. Namun, jika janin masih jauh dari ujung bawah panggul, biasanya Bunda tidak akan merasakan sensasi ingin mengejan.
- Setelah beberapa saat, akan muncul tonjolan pada jaringan antara vagina dan anus ketika Bunda mengejan. Lalu kulit kepala bayi akan terlihat.
- Lama-kelamaan rasa ingin mendorong akan semakin kuat. Tekanan kepala janin pun akan terasa lebih intens, lalu kemudian akan diiringi oleh rasa nyeri yang kuat akibat meregangnya jaringan pada jalan lahir.
- Semakin mengejan, kepala janin akan semakin terdorong keluar. Ikuti petunjuk dari bidan atau dokter agar proses ini berjalan dengan lancar.
- Setelah bayi keluar, mulut dan hidung langsung dibersihkan supaya ia mudah bernapas. Sesampainya di dunia, si kecil yang berlumuran lendir akan dikeringkan. Bayi dibedong agar hangat, setelah itu bidan atau dokter akan menjepit tali pusar dan mengguntingnya.
- Saat inilah Bunda akan menemui buah hati dalam keadaan lega dan bahagia.
Tahap Ketiga: Fase Transisi
Meski Bunda sudah dapat melihat, memeluk, dan mencium bayi, proses persalinan belum berhenti sampai di sini. Proses selanjutnya yang akan dialami ialah sebagai berikut:
- Harus menunggu hingga plasenta keluar dari dalam rahim. Biasanya plesenta akan keluar setelah 5-10 menit setelah bayi lahir. Namun, ada pula yang menunggu hingga 1 jam.
- Pada tahap transisi ini, Bunda bisa melakukan inisiasi menyusui dini (IMD) kepada bayi. Seperti yang kita tahu, proses IMD akan sangat bermanfaat untuk menciptakan bonding antara ibu dan bayi. Meskipun terkesan sulit saat pertama, jangan menyerah. Teruslah dekatkan bibir bayi ke payudara Bunda hingga dia mengisap puting payudara.
- Setelah plasenta lahir, dokter atau bidan akan menjahit luka robekan jalan lahir (episiotomi). Namun, sebelumnya Anda akan diberikan obat bius untuk mengurangi nyeri.
Bila Bunda baru pertama kali melahirkan, biasanya proses melahirkan secara keseluruhan akan memakan waktu 10-20 jam. Proses melahirkan akan lebih cepat pada persalinan kedua.
Artikel terkait: Cara Menghitung Kontraksi Menjelang Persalinan dan Kapan Bunda Harus Segera ke Rumah Sakit
Persiapan Menghadapi Rasa Sakit Saat Melahirkan
Rasa sakit setiap ibu selama persalinan berbeda. Cobalah berbicara dengan bidan atau dokter kandungan Anda tentang metode manajemen nyeri yang akan Anda gunakan untuk membantu mengurangi rasa sakit selama persalinan, entah itu menggunakan obat atau tidak.
Untuk membantu mengatasi rasa sakit selama persalinan, berikut beberapa hal yang bisa Anda mulai lakukan sebelum atau selama kehamilan:
1. Olahraga Teratur dan Wajar
Konsultasikan jenis olahraga yang bisa Bunda lakukan. Tujuan dari olahraga ini adalah untuk membantu memperkuat otot dan mempersiapkan tubuh Anda dalam menghadapi tekanan persalinan. Olahraga juga dapat meningkatkan daya tahan tubuh, yang sangat berguna jika Bunda menjalani persalinan yang lama.
Hal penting untuk diingat sehubungan olahraga adalah jangan melakukannya berlebihan, karena Anda sedang hamil! Konsultasikan dengan dokter kandungan mengenai jenis olahraga, durasi serta rencana latihan yang aman dilakukan.
2. Ikut Kelas Persalinan
Bila Bunda dan pasangan menghadiri kelas persalinan, Anda juga akan belajar berbagai teknik menangani rasa sakit, mulai dari visualisasi hingga peregangan yang dirancang untuk memperkuat otot-otot yang menopang rahim.
Dua filosofi melahirkan yang paling umum di Amerika Serikat, melansir laman Kids Health, adalah teknik Lamaze dan metode Bradley.
- Teknik Lamaze mengajarkan bahwa kelahiran adalah proses yang normal, alami, dan sehat, serta bahwa perempuan harus menghadapi persalinan dan mengatasi rasanya melahirkan harus dengan percaya diri. Kelas Lamaze mendidik calon ibu agar dapat mengurangi persepsi mereka tentang rasa sakit, yakni dengan teknik relaksasi, latihan pernapasan, gangguan, atau pijatan oleh pelatih yang mendukung. Mengenai keputusan pemakaian obat nyeri, Lamaze menyerahkannya sepenuhnya kepada calon ibu.
- Metode Bradley atau disebut juga Husband-Coached Birth menekankan pendekatan alami terhadap kelahiran dan partisipasi aktif ayah bayi sebagai pelatih persalinan. Tujuan utama dari metode ini adalah menghindari obat-obatan kecuali benar-benar diperlukan, serta berfokus pada nutrisi yang baik, olahraga selama kehamilan, dan teknik relaksasi dan pernapasan sebagai metode mengatasi persalinan.
Meskipun metode Bradley menganjurkan pengalaman melahirkan tanpa obat, kelas ini juga membahas komplikasi atau situasi yang tidak terduga, seperti operasi caesar darurat.
Cara terbebas dari obat untuk dalam menangani rasa sakit selama persalinan meliputi:
- Hipnose
- Yoga
- Meditasi
- Berjalan
- Pijat atau counterpressure
- Mengubah posisi
- Mandi
- Mendengarkan musik
- Mengalihkan perhatian ibu dengan menghitung atau melakukan aktivitas yang membuat pikirannya sibuk
3. Metode Lainnya
Ada juga yang disebut nitrous oxide atau “gas tertawa”. Pilihan pengobatan ini disediakan AS untuk persalinan, melansir laman Asahq. Ini dapat membantu mengurangi kecemasan, tetapi tidak menghilangkan rasa sakit.
Nitrous oxide berpotensi memengaruhi pernapasan, menurunkan kesadaran juga menyebabkan mual, muntah, dan pusing. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menentukan seberapa efektif nitrous oxide, potensi komplikasi yang dapat ditimbulkannya, dan apakah ada kemungkinan efek samping jangka panjang bagi ibu dan juga bayi.
Obat Penahan Nyeri yang Aman
Berbagai obat nyeri dapat digunakan selama persalinan dan melahirkan, tergantung pada situasinya. Banyak perempuan mengandalkan obat-obatan semacam ini, dan ini bisa sangat membantu menghilangkan rasa sakit dengan cepat sehingga ibu bisa memfokuskan energinya untuk melewati kontraksi. Diskusikan dengan dokter Anda tentang risiko dan manfaat dari setiap jenis obat.
- Analgesik meredakan rasa sakit, tetapi tidak membuatnya mati rasa sepenuhnya, tidak memengaruhi sensasi atau gerakan otot. Obat ini dapat diberikan dengan banyak cara, yakni melalui intravena ( infus ke pembuluh darah) atau suntikan ke otot (dapat memengaruhi seluruh tubuh). Efek samping obat-obatan ini pada ibu adalah rasa kantuk dan mual –dan ada efeknya juga pada bayi.
- Anestesi umum. Ini adalah satu-satunya jenis obat nyeri yang digunakan selama persalinan yang membuat Bunda kehilangan kesadaran. Dengan anestesi umum, Anda tidak akan terjaga untuk kelahiran bayi Anda. Ini bekerja dengan cepat dan biasanya digunakan hanya jika Bunda memerlukan operasi caesar darurat atau memiliki masalah medis mendesak lainnya (seperti perdarahan).
- Epidural, suatu bentuk anestesi lokal untuk meredakan sebagian besar rasa sakit dari seluruh tubuh di bawah pusar, termasuk dinding vagina, selama persalinan dan melahirkan. Epidural diberikan oleh ahli anestesi melalui kateter tipis seperti tabung yang dimasukkan ke punggung bawah perempuan. Diperlukan waktu sekitar 15 menit sampai obat pereda nyeri bekerja, dan jumlah obat dapat ditambah atau dikurangi sesuai dengan kebutuhan ibu. Bunda akan tetap terjaga dan waspada selama persalinan, serta merasakan tekanan. Anda juga bisa mengejan saat tiba waktunya melahirkan bayi. Kemungkinan obat hanya memengaruhi bayi sedikit saja. Kelemahan dari obat ini adalah turunnya tekanan darah pada ibu yang menyebabkan sulit buang air kecil –pada beberapa kasus juga memperlambat detak jantung janin. Dan pada beberapa ibu lain ada yang mengalami gejala seperti gatal, mual, sakit kepala, dan sakit punggung (tempat jarum dimasukkan).
- Obat penenang. Obat penenang tidak menghilangkan rasa sakit, tetapi dapat membantu menenangkan dan membuat ibu merasa rileks dan melepaskan kecemasannya. Biasanya digunakan bersama dengan analgesik. Selain ibu, bayi juga bisa terdampak obat ini, oleh karena itu obat ini jarang digunakan.
- Spinal block. Digunakan sendiri atau dikombinasikan dengan epidural (combined spinal epidural/CSE). Oleh dokter ahli anestesi, obat diberikan melalui jarum yang dimasukkan di punggung bawah ke dalam kanal tulang belakang. Obat bereaksi 1,5 hingga 3 jam setelah disuntikkan. Bunda akan mati rasa dari perut ke kaki dan tidak merasakan sakit sama sekali. Biasanya digunakan pada persalinan pervaginam atau operasi caesar yang direncanakan.
Artikel terkait: 8 Tips Melahirkan Normal Tanpa Jahitan, serta Kisah Ibu yang Pernah Mengalaminya
Pastikan Keselamatan Anda Sebelum, Selama, dan Sesudah Persalinan
Berkat keajaiban pengobatan modern, lebih banyak perempuan melahirkan di usia akhir 30-an dan 40-an. Namun, usia dan kondisi yang lebih tua seperti diabetes, tekanan darah tinggi, dan obesitas meningkatkan risiko komplikasi bagi Bunda dan bayi. Jika Bunda seorang ibu hamil, Anda harus berbicara dengan dokter kandungan dan dokter anestesi Anda untuk mengembangkan rencana yang memastikan kehamilan, persalinan, dan pemulihan yang paling aman.
Berikut adalah beberapa hal yang dapat Anda lakukan untuk menjaga keselamatan Anda hingga selesai persalinan:
-
Jaga Diri Anda
Bila usia Bunda saat hamil di atas 35 tahun atau lebih tua dari itu, memiliki obesitas, menderita diabetes, tekanan darah tinggi, atau kondisi kesehatan lainnya, bekerjasamalah dengan bidan atau dokter kandungan untuk mengatasi kondisi Anda ini sejak sebelum persalinan. Pahami segala kemungkinan komplikasi dan miliki rencana untuk mengatasinya bila terjadi sesuatu hal yang tidak diinginkan.
-
Ekspresikan Kekhawatiran Anda
Jika Bunda memiliki pengalaman buruk tentang anestesi atau kecemasan persalinan, beri tahu dokter kandungan. Jangan pernah abaikan perasaan itu. Pastikan untuk bertanya tentang masalah lain yang mungkin menjadi perhatian Anda. Misalnya, apakah tato yang ada di punggung bawah Anda bisa berdampak pada epidural atau lainnya.
-
Tanyakan Rencana Darurat
Pastinya dokter akan selalu memprioritaskan keselamatan Anda dan juga bayi. Namun, tidak ada salahnya jika Anda menanyakan rencana darurat yang akan dilakukan dokter dan juga pihak rumah sakit jika terjadi sesuatu yang serius pada Anda atau bayi.
-
Rencanakan Manajemen Nyeri
Nyeri pascapersalinan yang tidak diobati (setelah persalinan pervaginam dan operasi caesar) dapat menyebabkan gangguan stres pasca trauma pada beberapa ibu, jadi jangan remehkan rasa sakit Anda. Mintalah dokter kandungan untuk menghubungi dokter ahli anestesi jika Anda memiliki pertanyaan tentang bagaimana mengelola rasa sakit setelah melahirkan.
***
Meskipun rasanya melahirkan begitu berat dengan proses persalinan yang menyakitkan dan menguras tenaga serta pikiran, tetapi begitu melihat si buah hati sudah terlahir ke dunia, semua itu akan hilang berganti dengan rasa bahagia dan ucapan syukur.
Semoga penjelasan di atas bisa menggambarkan rasanya atau rasa sakit saat melahirkan yang sesungguhnya bagi Anda, Bunda.
Artikel diupdate oleh: Ester Sondang
Dealing With Pain During Childbirth
kidshealth.org/en/parents/childbirth-pain.html
Labor
www.asahq.org/madeforthismoment/pain-management/types-of-pain/labor/
Stages of Labor
www.webmd.com/baby/guide/pregnancy-stages-labor#1
What Are the Stages of Labor and How Long Does Labor Last?
www.whattoexpect.com/pregnancy/labor-and-delivery/childbirth-stages/three-phases-of-labor.aspx
Baca juga:
Normalkah Buang Air Besar saat Melahirkan? Ini Fakta yang Perlu Bunda Tahu
Bunda Percayalah, Operasi Caesar Tidak Membuat Nilai Anda Kurang Sebagai Seorang Ibu