Menyusui merupakan proses yang penuh lika-liku ya, Bun. Bahkan, proses menyusui sang buah hati terkadang memengaruhi hormon dalam tubuh sehingga menyebabkan berbagai perubahan. Salah satunya adalah rambut rontok saat menyusui yang terkadang membuat Bunda panik dan khawatir.
Tak dapat dipungkiri, rambut rontok saat menyusui sering membuat para perempuan merasa kurang percaya diri.
Bahkan, ada juga perempuan yang beranggapan bahwa rambut rontok tersebut dapat menyebabkan kebotakan. Tapi tenang saja, kerontokan rambut saat menyusui sebenarnya merupakan hal wajar.
Hal ini diterangkan oleh dr. Listya Paramita, Sp.KK, yang menandaskan ada beberapa hal yang perlu dilakukan agar kondisi kerontokan tidak semakin parah.
Ini adalah kondisi yang sangat wajar dan sebenarnya tidak perlu dikhawatirkan karena kondisi ini bersifat temporer atau sementara.
Artinya, dalam beberapa bulan ke depan, kerontokan rambut akan membaik dan kembali seperti semula. Berikut penjelasannya terkait dengan rambut rontok saat menyusui.
Artikel Terkait: Rambut rontok saat menyusui? Ini saran dokter yang perlu Busui perhatikan
Daftar isi
Penyebab Rambut Rontok pada Ibu Menyusui
Ada beberapa penyebab kerontokan pada ibu menyusui, di antaranya:
Perubahan Hormon
Kerontokan rambut pada perempuan postpartum atau pasca melahirkan terjadi karena adanya perubahan hormonal di dalam tubuh.
Perubahan level hormonal yang mendadak setelah melahirkan inilah yang mengakibatkan adanya kerontokan rambut.
Dilansir dari laman WebMD, saat hamil, tubuh berubah sebagai respons terhadap kadar hormon baru yang dibutuhkan bayi untuk berkembang.
Keseimbangan baru hormon, terutama peningkatan estrogen, mengubah siklus pertumbuhan rambut. Rambut tetap dalam fase tumbuh lebih lama selama kehamilan.
Karena rambut tidak mencapai akhir siklus pertumbuhannya dengan cepat, ibu hamil tidak kehilangan banyak rambut setiap hari. Hasilnya, rambut lebih penuh.
Pada saat kehamilan, justru kondisi rambut sedang dalam kondisi sangat baik. Kerontokan rambut sangat minimal, rambut terasa lebat, karena hormon estrogen yang tinggi efek dari kondisi kehamilannya.
Hormon estrogen ini memperpanjang siklus hidup rambut. Setelah melahirkan, hormon estrogen akan turun ke level semula, hal ini membuat rambut yang sudah seharusnya rontok akan rontok karena kembali ke siklus hidup normalnya.
Namun, setelah melahirkan bayi, kadar hormon kembali ke tingkat sebelum kehamilan. Penurunan estrogen memicu rambut untuk kembali ke siklus pertumbuhan, istirahat, dan rontok.
Sebagian besar rambut akan segera memulai fase istirahat. Beberapa bulan kemudian, rambut telah menyelesaikan fase istirahat dan mulai rontok.
Kerontokan rambut pascapersalinan terlihat karena lebih dari 100 helai rambut yang biasanya rontok per hari.
Fluktuasi hormon yang terjadi pada perempuan pasca melahirkan menyebabkan helaian rambut lebih banyak dari biasanya memasuki tahap istirahat dan kemudian rontok beberapa minggu kemudian.
Ibu menyusui mungkin menemukan kehilangan sebanyak 300 helai rambut per hari. Dalam istilah medis, kondisi rambut rontok ini disebut dengan nama telogen effluvium, yang berarti kerontokan yang berlebihan.
Stres
Setelah melahirkan, beberapa ibu menyusui dilaporkan mengalami depresi atau disebut dengan sindrom baby blues.
Hal ini dikarenakan adanya perubahan jam biologis. Sebagian besar ibu menyusui akan lebih sering begadang untuk menyusui anaknya atau menenangkan bayi yang menangis.
Hal inilah yang membuat mereka merasa stres. Dampak stres tersebut rupanya berpengaruh terhadap pertumbuhan rambut, sehingga tak sedikit ibu menyusui yang mengalami stres akan mengalami kerontokan rambut.
Sebuah studi yang dipimpin oleh dr. Ya-Chieh Hsu dari Universitas Harvard mempelajari mekanisme mendasar yang menghubungkan stres dan kerontokan rambut.
Dalam penelitian tersebut menemukan bahwa stres ringan selama berminggu-minggu meningkatkan kadar hormon kortisol (pemicu stres) dan mengurangi pertumbuhan rambut.
Folikel rambut tetap dalam fase istirahat diperpanjang. Bersama-sama, temuan ini mendukung peran kortisol dalam menghambat pertumbuhan kembali rambut.
Artikel Terkait: Rambut Rontok Akibat Stres, Bagaimana Langkah Tepat Mengatasinya?
Cara Mengatasi Rambut Rontok pada Ibu Menyusui
Kondisi kerontokan seperti ini tidak dapat dihindari karena terkait dengan kondisi hormonal pasca melahirkan dan ini tidak bisa disetop atau dihentikan.
Bila memang kondisi kerontokan dirasa cukup parah, sangat banyak, atau bahkan sampai kulit kepala nampak, karena rontok banyak sampai rambut tipis, silakan segara konsultasikan ke dokter spesialis kulit dan kelamin untuk penanganan segera dan optimal.
Namun, jika memang sudah terjadi kerontokan, ada beberapa perawatan yang dibutuhkan agar tidak memperparah kondisi rambut rontok saat menyusui.
1. Kurangi Penataan Rambut (Hair Styling)
Melansir laman Healthline, memanaskan rambut dengan pengering atau alat pengeriting rambut dapat membuat rambut terlihat lebih tipis. Cobalah untuk membiarkan rambut mengering tanpa menggunakan hair dryer.
Menyikat terlalu keras juga dapat menyebabkan rambut rontok lebih besar, jadi berhati-hatilah saat menyikat dan jangan menyikat lebih dari sekali sehari. Selain itu, jangan menyisir rambut ketika kondisi rambut masih basah.
Namun, jangan takut untuk sering keramas. David Salinger, direktur International Association of Trichologists di Sydney, Australia mengatakan bahwa frekuensi keramas tidak berpengaruh terhadap kerontokan rambut.
“Ada anggapan bahwa tidak keramas sesering mungkin akan meminimalkan kerontokan rambut, tetapi kenyataannya, frekuensi keramas tidak akan memengaruhi jumlah rambut yang rontok. Rambut yang siap rontok akan rontok,” ujar Salinger, dikutip dari Today’s Parent.
2. Gunakan Sampo Penambah Volume
Meskipun tidak ada bukti untuk itu, tapi sampo conditioner terkadang membebani rambut dan membuatnya terlihat lebih tipis dan lebih lemas.
Volumizer dapat menambahkan tubuh ke rambut dan membantu mempertahankan tampilan rambut berkilau.
3. Pilih Aksesoris yang Tepat
Gunakan ikat rambut atau jepit rambut untuk menata rambut. Selalu ingat, jangan menarik rambut menjadi kuncir kuda yang ketat.
4. Berhenti Menggunakan Perawatan Kimiawi
Beristirahatlah dari perawatan berbasis kimia. Tunda penataan rambut seperti highlight, pengeritingan, dan pelurusan yang menggunakan berbagai bahan-bahan kimia, sampai kerontokan berhenti.
5. Mengonsumsi Makanan Sehat
Merawat bayi yang baru lahir adalah waktu yang menegangkan, melelahkan, dan dapat memberikan banyak tekanan pada tubuh, seperti halnya menyusui.
Mulailah dengan memastikan kadar gula darah, zat besi, feritin, seng, dan vitamin D.
Ibu menyusui diharapkan dapat menambahkan berbagai buah-buahan, sayuran, dan protein sehat sebagai cara terbaik untuk memastikan tubuh mendapatkan semua nutrisi yang dibutuhkan.
Makanan yang disarankan oleh beberapa orang untuk meningkatkan kesehatan rambut termasuk sayuran berdaun hijau gelap (untuk zat besi dan vitamin C), ubi jalar dan wortel (untuk beta karoten), telur (untuk vitamin D), dan ikan (untuk omega-3 dan magnesium).
6. Minum vitamin
Vitamin tidak boleh menjadi pengganti makanan yang bervariasi, terutama jika seorang ibu baru dengan bayi yang harus diurus. Namun, vitamin dapat membantu sebagai suplemen jika diet tidak seimbang.
Artikel Terkait: 23 Cara Atasi Rambut Rontok, Bisa Gunakan Bahan Alami yang Ada di Rumah
Vitamin untuk Rambut Rontok pada Ibu Menyusui
Meskipun tidak ada vitamin spesifik yang terbukti memengaruhi kerontokan rambut, vitamin ini penting untuk kesehatan secara keseluruhan.
Seringkali dianjurkan untuk melanjutkan vitamin prenatal setelah bayi lahir, terutama jika sedang menyusui.
Seorang dokter spesialis kulit dan kelamin Jennifer T. Haley, MD, FAAD dari WebMD, beberapa suplemen, seperti vitamin B (biotin), vitamin C, vitamin D, zat besi, dan zinc merupakan nutrisi yang baik dalam mendukung pertumbuhan rambut.
1. Biotin
Biotin (vitamin B7) penting untuk sel-sel di dalam tubuh. Kadarnya yang rendah dapat menyebabkan rambut rontok, ruam kulit, dan kuku rapuh.
Bagi ibu hamil dan menyusui, mungkin akan diberikan biotin dengan level rendah.
Umumnya, biotin ditemukan pada makanan seperti kuning telur, biji-bijian utuh, dan daging.
2. Zat besi
Sel darah merah membutuhkan zat besi untuk membawa oksigen. Kadar yang rendah dapat menyebabkan anemia defisiensi besi.
Gejalanya meliputi kelelahan, kulit pucat, dan rambut rontok.
Daging merah, sayuran hijau, dan polong-polongan merupakan makanan yang kaya akan zat besi.
3. Vitamin C
Vitamin C sangat penting bagi usus untuk menyerap zat besi. Beberapa sumber yang bagus adalah kelompok buah jeruk, sayuran hijau, dan paprika.
“Makan makanan yang mengandung zat besi pada saat yang sama dengan makanan yang mengandung vitamin C akan membantu lebih baik menyerap zat besi dalam makanan itu,” kata Megan Byrd, RD.
4. Vitamin D
Vitamin D penting untuk tulang. Tapi tahukah bahwa kadar vitamin D yang rendah terkait dengan kerontokan rambut.
Untuk itu, cukup kebutuhan vitamin D dari sinar matahari atau bantuan makanan yang kaya akan vitamin ini. Misalnya ikan berlemak atau minum susu yang diperkaya vitamin D juga bagus untuk mengurangi rambut rontok.
Anda juga dapat meminta dokter untuk merekomendasikan suplemen. Mengambil magnesium dengan Vitamin D akan meningkatkan bioavailabilitas untuk meningkatkan kesuburan rambut.
5. Zinc
Zinc atau seng dapat memainkan peran kunci dalam membuat protein di rambut dan sel-sel lainnya. Tubuh tidak dapat membuat atau memproduksi zinc sendiri, jadi perlu mendapatkannya dari makanan atau suplemen.
Makanan yang mengandung zinc seperti kerang, daging, kacang polong, kacang-kacangan dan biji-bijian dapat membantu kesehatan folikel rambut.
Tanda-tanda kadar zinc yang rendah termasuk rambut rontok, penyembuhan luka yang buruk, dan indera perasa atau penciuman yang lemah.
Kapan Harus ke Dokter?
Menurut dr. Listya, rambut rontok saat menyusui biasanya dimulai beberapa bulan setelah melahirkan, 3-4 bulan setelah melahirkan, dan mencapai puncaknya dalam beberapa minggu setelahnya.
Ia menuturkan bahwa kerontokan rambut seperti ini akan berlangsung selama beberapa waktu, tergantung kondisi ibu menyusui.
Rata-rata membaik dalam 6-12 bulan setelah melahirkan. Sebagian kecil ada juga yang belum membaik setelah 12 bulan. Bila kondisinya demikian, maka dianjurkan untuk segera konsultasi ke dokter spesialis kulit dan kelamin.
Bicaralah dengan dokter atau tenaga kesehatan, jika kerontokan rambut berlebihan. Bila disertai gejala lain, rambut rontok saat menyusui bisa menjadi tanda anemia atau tiroiditis pascapersalinan.
Jika rambut rontok saat menyusui terus bertambah parah dan hampir menyebabkan kebotakan, segera hubungi dokter atau tenaga kesehatan untuk berkonsultasi. Yang terpenting, selalu rawat rambut dengan baik dan benar.
Semoga informasi di atas bermanfaat ya, Parents!
***
Artikel telah diupdate oleh: Nikita Ferdiaz
What to Do if You Have Postpartum Hair Loss
www.webmd.com/parenting/what-to-do-if-you-have-postpartum-hair-loss
How stress causes hair loss
www.nih.gov/news-events/nih-research-matters/how-stress-causes-hair-loss
The 4 Best Treatments for Postpartum Hair Loss
www.healthline.com/health/parenting/postpartum-hair-loss
The 5 Best Vitamins for Hair Loss Prevention, Based on Research
www.webmd.com/connect-to-care/hair-loss/best-vitamins-for-hair-loss-prevention
Postpartum hair loss is totally normal—but there are things you can do to stop it
Baca Juga:
5 Masker rambut alami untuk atasi rambut rontok, coba yuk!
6 Cara Alami Mengatasi Rambut Rontok Sesudah Melahirkan
Rambut rontok ibu menyusui, atasi dengan cara yang mudah ini!