Perkembangan sosial pada bayi sebenarnya sudah terbentuk sejak bayi baru lahir, namun kondisinya masih terbatas. Terkadang, Parents tidak menyadari bahwa bayi baru lahir sedang bersosialisasi atau berinteraksi.
Umumnya, perkembangan sosial pada bayi terdiri dari kontak kulit ke kulit, pemberian makan (termasuk menyusui), berbicara dengan bayi, storytime, dan pelukan. Ini semua adalah cara untuk mulai membantu si kecil merasa seperti bagian dari keluarga.
Artikel Terkait: Ketahui Perkembangan Bayi 1 Bulan, Ini yang Harus Dilakukan Parents!
Perkembangan Sosial Emosional Bayi
Perkembangan sosial emosional bayi mencakup kesadaran yang muncul tentang diri sendiri, orang lain, dan lingkungan sekitar. Secara umum, bayi sudah memiliki perkembangan sosial emosional naluriah sejak lahir.
Bayi menunjukkan perkembangan sosial emosional ini dalam beberapa cara. Misalnya, mereka dapat menanggapi nama mereka, menunjuk bagian tubuh mereka ketika ditanya, atau menyebutkan nama anggota keluarga mereka.
Sebelum usia 3 tahun, bayi mendapatkan sebagian besar keterlibatan sosial yang mereka butuhkan dengan berada di dekat orang tua, saudara kandung, dan pengasuh mereka. Bayi juga bersosialisasi hanya dengan berinteraksi dengan dunia di sekitarnya.
Tahapan Perkembangan Sosial pada Bayi
Berikut tahapan perkembangan sosial sesuai usia bayi.
Perkembangan Sosial Bayi Baru Lahir
Ketika bayi baru lahir tampaknya hanya sedikit tidur dan menyusu, tetapi sebenarnya, mereka mulai mengembangkan keterampilan sosial. Bayi menunjukkan tanda-tanda bahwa mereka secara alami cenderung untuk bersama dan berinteraksi dengan orang lain segera setelah mereka lahir.
Bahkan, bayi yang berumur beberapa hari lebih suka melihat polawajah daripada pola lain. Bayi sudah memerhatikan apakah orang-orang melihat mereka. Dalam satu penelitian, bayi lebih tertarik pada mata terbuka daripada mata tertutup.
Bayi yang baru lahir tampaknya juga meniru ekspresi wajah orang lain. Misalnya, bayi baru lahir mungkin menjulurkan lidahnya saat melihat orang dewasa melakukan hal yang sama. Para ahli berpikir ini adalah tahap awal belajar meniru orang lain.
Di sisi lain, hormon oksitosin di otak bayi membantu mereka membentuk ikatan sosial dan keterikatan dengan orangtua atau pengasuh mereka yang lain.
Perkembangan Sosial dari 1-3 Bulan
Pada waktu yang hampir bersamaan, bayi mulai menyesuaikan tangisannya untuk menandakan hal yang berbeda. Ini menunjukkan kemampuan baru mereka untuk mengekspresikan perasaan yang berbeda.
Parents mungkin mulai memerhatikan bahwa satu tangisan lebih mungkin berarti ‘lapar‘ atau mungkin ‘bosan atau lelah’. Ini adalah salah satu langkah pertama bayi untuk berkomunikasi dengan orang sekitarnya.
Perkembangan Sosial dari 3-6 Bulan
Sinyal sosial bayi menjadi lebih bervariasi saat mereka terus berkembang. Para ahli berpikir bahwa bayi juga mulai menggunakan informasi dari wajah dan suara orang sejak mereka berusia sekitar tiga hingga enam bulan. Bayi menggunakan informasi ini saat mereka mulai belajar bagaimana membedakan emosi seperti kebahagiaan dan kesedihan.
Bayi juga dapat mengenali namanya sendiri sejak usia tiga hingga enam bulan. Pada rentang usia ini, beberapa orangtua sering mengajak bayi melakukan berbagai permainan sosial, seperti cilukba untuk melatih komunikasi dua arah.
Perkembangan Sosial dari 6-12 Bulan
Pada usia ini, bayi sering mulai menunjuk untuk menunjukkan sesuatu kepada orangtua atau pengasuh untuk berkomunikasi. Bayi sudah mulai menunjuk untuk meminta sesuatu, atau bahkan untuk menarik perhatian terhadap sesuatu.
Perkembangan Sosial dari 12-18 Bulan
Bayi mulai menggabungkan keterampilan sosial mereka yang berkembang dengan belajar tentang apa yang ada di sekitar mereka pada rentang usia ini.
Bayi menggunakan perhatian bersama seiring dengan pertumbuhan dan kemampuan mereka untuk membedakan emosi yang berbeda. Jadi, bayi mulai belajar bagaimana perasaan orang tua mereka tentang sesuatu untuk membantu mereka belajar bagaimana merasakannya.
Misalnya, bayi akan merasa jijik dan menarik diri, jika sang orangtua tampak jijik saat melihat siput berlendir. Bisa juga, bayi akan menangis saat mendengar suara keras.
Pada usia ini juga merupakan waktu ketika kecemasan terhadap orang asing dimulai. Bayi mungkin akan rewel atau menangis saat bertemu orang lain atau berada di keramaian. Mereka juga akan menunjukkan ketidaksenangan ketika orangtua meninggalkan ruangan atau menempatkan mereka dalam perawatan orang lain.
Menurut psikolog Inggris John Bowlby, keterikatan ini memiliki fungsi yang berguna. Seperti memungkinkan semacam keseimbangan antara kebutuhan bayi yang meningkat untuk menjelajah dan bereksplorasi. Bayi juga menginginkan kebutuhan akan tempat yang aman untuk melindungi dan membimbingnya. Rasa aman yang diberikan oleh orangtua kemudian dapat dibawa bersama seorang anak ketika dia bereksplorasi, memungkinkan dia untuk terus memenuhi dorongan perkembangan tambahan untuk eksplorasi.
Perkembangan Sosial dari 18-24 Bulan
Bayi Anda mungkin senang mempermainkan dan menggoda Parents pada usia ini. Semua perilaku ini menunjukkan bahwa bayi ingin terlibat dengan orangtua dan dengan apa yang dilakukannya dan tidak ketahui. Mereka mulai memikirkan dan mencari tahu apa yang diketahui orang lain.
Selain itu, pada usia ini bayi akan mulai melindungi mainan mereka dengan keras. Kecemburuan pada orang lain juga umum pada usia ini. Hal tipikal lainnya yang mungkin dilihat adalah bayi cenderung bermain berdampingan daripada berinteraksi secara aktif pada usia ini.
Bayi akan mengembangkan seluruh beban keterampilan yang kompleks pada saat yang sama pada usia ini. Ini akan mencakup belajar bahasa, memahami orang lain, dan belajar tentang emosi mereka dan orang lain. Jadi, Parents dapat membantu mendorong mereka dengan lembut untuk belajar berbagi dan bersikap baik.
Di usia 18 bulan hingga 2 tahun, bayi sering menunjukkan empati dan keinginan untuk membantu dan bekerja sama. Para ahli berpikir bahwa bayi berusia sekitar 18 hingga 24 bulan mulai mengenali bayangan mereka di cermin sebagai diri mereka sendiri. Jika ada tanda kecil di dahi bayi, pada usia ini bayi akan menyentuh dahinya sendiri ketika melihat dirinya di cermin. Ini menunjukkan bahwa mereka menyadari bahwa mereka melihat kepala mereka sendiri di cermin, bukan kepala anak lain.
Artikel Terkait: Tahapan Perkembangan Emosi dan Sosial Batita
Bahaya yang Harus Diwaspadai
Apa saja tanda-tanda masalah dengan perkembangan sosial bayi Anda?
Tak perlu cemas jika bayi mengalami kecemasan untuk berpisah dari orangtua atau pengasuh. Itu menandakan bahwa kepercayaan terhadap orangtua atau pengasuh sudah dibangun. Namun, Parents mungkin perlu memerhatikan tanda-tanda masalah dengan perkembangan sosial pada bayi, seperti:
- Tidak tersenyum pada orang lain
- tidak dapat mempertahankan kontak mata dengan orang lain
- memalingkan muka atau memalingkan tubuhnya dari orang lain
- menangis lebih dari biasanya dalam situasi baru yang melibatkan orang lain atau tempat asing
- tersipu atau memiliki wajah dan leher memerah ketika dalam situasi sosial
- ingin terus-menerus berada di lingkungan sosial, bahkan yang relatif akrab
- hanya senang pergi ke sejumlah kecil orang
- menjadi tegang dan panas ketika bersama orang lain
- sulit untuk dihibur ketika dalam situasi sosial.
Meski demikian, Parents harus pelan-pelan untuk mengenakannya dengan orang lain dan lingkungan sekitar. Tidak perlu memaksa anak untuk berkenalan, tunggu mereka siap dan terus beri dukungan kepada mereka.
Cara Mendukung Perkembangan Sosial pada Bayi
Parents dapat mendorong pembangunan sosial pada bayi dengan cara berikut.
Buat Kontak Mata
Bicaralah dengan bayi dan lakukan kontak mata saat berbicara atau berinteraksi dengan mereka. Ceritakan apa yang telah Parents lakukan selama seharian. Ajukan pertanyaan kepada bayi bahkan jika dia belum bisa membalas.
Berempati
Jika ingin si Kecil berempati, ingatlah bahwa dia belajar dari apa yang Parents lakukan, bukan dari apa yang dikatakan. Jika Parents mengalami hari yang buruk, bukan masalah besar, tetapi cobalah yang terbaik untuk merespons secara positif dunia di sekitar.
Pergi Keluar
Pengalaman baru baik untuk perkembangan sosial dan kewarasan Parents serta bayi. Bangun jaringan dukungan sosial yang baik sambil mengekspos bayi ke petualangan baru.
Bepergian keluar rumah juga akan memberi peluang bagi bayi untuk mengenal lingkungan sekitar. Mereka mungkin akan bertemu orang banyak sehingga berusaha untuk terus berinteraksi secara aktif dengan orang lain.
Jangan Paksa
Jika bayi tidak menyukai situasi sosial tertentu, jangan memaksakannya. Biarkan si kecil keluar dari cangkangnya secara alami.
Memaksa anak untuk belajar mengenali orang lain dan lingkungan sekitar malah dapat membuat bayi frustasi. Bisa juga hal tersebut menimbulkan trauma pada diri bayi.
Cari Teman Bermain
Teman bermain, kelompok bermain, serta kelas bayi dan balita adalah cara yang bagus untuk menjelajahi dunia bersama si Kecil. Hal ini dapat membantu perkembangan sosial pada bayi dan perkembangan emosinya.
Pada awalnya, keterampilan sosialnya sebagian besar berasal dari hubungan yang dia miliki dengan orangtua, saudara kandung, atau pengasuhnya. Namun seiring bertambahnya usia, ajarkan anak untuk berinteraksi dengan anak lain seusianya atau yang lebih besar. Biarkan mereka menggunakan “bahasa bayi” untuk berkenalan satu sama lain.
Perlu dicatat, tidak ada yang salah dengan perkembangan sosial pada bayi. Mereka butuh waktu masing-masing untuk mengembangkan kemampuan sosial dan emosinya terhadap orang lain dan lingkungan sekitar. Semoga informasi tersebut membantu Parents.
***
Baca Juga:
Perkembangan sosial anak jauh lebih penting ketimbang nilai A, ini alasannya!
10 Cara Stimulasi Bayi 2 Bulan untuk Perkembangan Motorik, Kognitif, dan Sosial Si Kecil
Perkembangan Kemampuan Berbicara Anak Sesuai Usia, Parents Sudah Tahu?
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.