Ketika sedang berkumpul bersama keluarga, tak jarang orangtua membandingkan nilai akademis si kecil di sekolah. Namun tak ada yang mau membicarakan mengenai perkembangan sosial anak.
“Apa kabar Annisa, sudah bisa apa sekarang? Sudah bisa berhitung sampai 100 belum?”
“Eh.. anakmu sudah bisa baca buku? Anakku sudah baca 10 buku, lho!”
Parents, pendidikan sejak dini memang sangat penting sebagai pondasi akademis anak-anak. Namun penelitian menunjukkan bahwa pada kenyataannya, perkembangan sosial anak itu lebih penting daripada pendidikan di sekolah, dan memang hal inilah yang seharusnya diajarkan sejak dini.
Mengapa perkembangan sosial anak sangat penting?
Perkembangan sosial anak akan sangat membantu tumbuh kembang si kecil agar ia kelak menjadi pribadi yang bertanggung jawab. Penelitian menunjukkan perkembangan sosial anak yang diajarkan sejak dini berkorelasi dengan kesuksesannya ketika anak mencapai usia 25 tahun.
Tak peduli seberapa banyak buku yang sudah ia baca, seberapa jago anak menghitung atau seberapa kaya orang tua dari seorang anak. Selama anak Anda dapat bergaul dan bersosialisasi dengan teman-temannya, mereka akan lebih mudah untuk menyelesaikan pendidikannya dan mendapatkan pekerjaan jika dibandingkan dengan mereka yang kurang bersosialisasi.
Maka sangat penting bagi Parents untuk mencarikan sekolah terbaik untuk anak-anak yang dapat memotivasi mereka untuk bermain dan berinteraksi dengan teman-temannya, sebagai indikator kesuksesan anak di masa depan.
5 cara memotivasi perkembangan sosial anak
#1 Bermain bersama teman-teman
Bermain adalah cara anak untuk belajar bagaimana menyelesaikan permasalahan, bernegosiasi, saling berbagi, dan bereksperimen. Bunda bisa mengajak anak bermain dengan teman-teman sebayanya, bawa mereka ke arena bermain atau taman terdekat di mana mereka dapat berinteraksi dengan teman-teman barunya. Awasi dari kejauhan sehingga mereka dapat bebas bereksplorasi.
#2 Menyelesaikan permasalahan
Meskipun sangat menggoda untuk selalu menjadi solusi atas setiap permasalahan yang dialami anak, namun lebih penting jika mereka dapat belajar menyelesaikan permasalahannya sendiri.
Parents dapat mencoba tanyakan permasalahan apa yang sedang dihadapinya, lalu tanyakan kembali kira-kira solusi apa yang harus ia ambil ketika menghadapi permasalahan seperti itu. Parents dapat mendukung mereka tanpa harus menjadi seorang yang menyelesaikan permasalahan anak.
#3 Mengetahui perasaan
Apabila anak dapat mengetahui perasaan seseorang, empati yang mereka miliki akan membuatnya lebih mudah berinteraksi dengan orang lain. Cobalah cara seperti, “Hei, adik kamu sedih tuh karena kamu ambil mainannya”.
Buku bacaan adalah cara terbaik untuk mere ka belajar mengenai perasaan dan emosi dari perspektif orang ketiga. Jangan berikan mereka gadget karena kebiasaan penggunaan gadget akan mengurangi perkembangan sosial mereka.
#4 Membantu orang lain dan tak lupa mengucapkan terima kasih
Ketika Anda melihat si kecil membantu orang lain, berikan mereka apresiasi. Minta si kecil untuk membantu melakukan pekerjaan rumah, seperti membantu adiknya memakai baju atau membantu barang belanjaanmu saat di supermarket.
Tunjukkan juga cara berterima kasih kepada orang lain, termasuk mengatakan terima kasih setelah bertransaksi di kasir. Si kecil akan mengikuti apa yang diajarkan orangtuanya.
#5 Bantu untuk mengendalikan keinginannya
Si kecil akan sangat sulit mengontrol keinginannya, sebab bagian otak yang dapat mengontrolnya tak akan bekerja sebelum ia cukup dewasa.
Bantu mereka untuk belajar berpikir dari pandangan orang lain dengan bermain peran. Buat mereka memerankan orang lain sehingga dapat belajar bagaimana mengendalikan keinginannya sendiri karena mereka sedang berpikir sebagai orang lain di luar dirinya.
Kelima cara di atas dapat membangun perkembangan sosial anak dengan sangat mudah. Parents dapat bekerjasama sebagai orangtua untuk membangkitkan kemampuannya bersosialisasi demi kesuksesannya di masa depan kelak.
Baca juga:
Penelitian: Kemampuan yang dipelajari anak TK ini memudahkannya masuk perguruan tinggi
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.