Bagi Bunda yang sudah merasakan kehamilan pasti menyadari perut semakin hari akan kian membesar. Namun, bagi calon ibu yang pada dasarnya memiliki tubuh berisi mungkin akan sulit dibedakan orang sekitar perihal perbedaan perut buncit dan hamil.
Nyatanya, perut yang besar memang tidak selalu menandakan seorang perempuan tengah hamil. Bisa jadi, perempuan tersebut postur tubuhnya agak gemuk.
Simak perbedaannya berikut ini.
Perbedaan Perut Buncit dan Hamil
Sejatinya menggunakan testpack sudah merupakan metode mutakhir untuk mengetahui apakah Anda sedang berbadan dua. Selanjutnya, pasangan akan melakukan kontrol ke dokter kandungan untuk memastikan kehamilan.
Namun biasanya, ukuran perut menjadi patokan seseorang tengah hamil. Supaya tidak salah duga, coba perhatikan perbedaannya berikut:
Kondisi Perut
Perut buncit terjadi karena adanya penimbunan lemak, bergelambir, dan teksturnya empuk. Hal inilah yang menyebabkan perut seseorang yang bertubuh buncit biasanya bisa dicubit.
Perut besar dan bergelambir ini bisa jadi disebabkan tubuh kurang olahraga sehingga terjadi penumpukan lemak di perut.
Seiring bertambahnya usia, tubuh seseorang akan kehilangan massa otot dan menurunkan produksi kalori tubuh. Inilah kemudian yang berubah menjadi tumpukan lemak dan terasa lembut jika ditekan.
Berbeda dengan perut yang membesar karena hamil, maka kondisinya akan kencang. Kerasnya perut membuatnya mustahil untuk dicubit. Hal ini akan terlihat kontras ketika orang tersebut duduk dan berdiri.
Artikel terkait: Kerap Tidak Disadari, Ini 8 Ciri Hamil Muda sebelum Terlambat Haid!
Internal Perut
Saat hamil, sembilan bulan lamanya calon ibu membawa janin dalam rahimnya. Inilah sebabnya baik sebelum atau setelah makan, ukuran perut tetap stabil tergantung usia kehamilannya.
Berbeda jika perut buncit dan keras karena perut kembung.
Kembung ini diakibatkan adanya penumpukan gas di dalam perut. Udara tertelan saat sedang makan dan minum membuatnya terjebak.
Gas ini bisa juga disebabkan Anda mengonsumsi makanan yang mengandung gas tinggi.
Konsumsi makanan yang mengandung gas bisa membuat Anda mengalami perut kembung hingga sering sendawa dan buang gas (kentut).
Meski tidak berbahaya, terlalu banyak gas di dalam saluran cerna dapat menyebabkan rasa tidak nyaman, terutama saat beraktivitas.
Makanan yang mengandung karbohidrat dan laktosa tinggi biasanya mengandung lebih banyak gas.
Antara lain:
- kacang-kacangan,
- asparagus,
- brokoli,
- kubis,
- kol,
- jamur,
- bawang,
- gandum,
- susu dan produk olahannya,
- buah-buahan: apel, pir, persik, dan plum.
Di samping makanan bergas, masuknya udara ke dalam saluran cerna juga bisa terjadi akibat gaya hidup.
Salah satunya kebiasaan merokok dan sering mengunyah permen karet khususnya yang mengandung pemanis buatan seperti sorbitol, mannitol, dan xylitol.
Parents sebaiknya mewaspadai karena perut buncit juga bisa menandakan kondisi medis tertentu:
- Stres
- Irritable bowel syndrome (IBS)
- Fluktuasi hormon
- Menopause
- Tumor
- Kanker ovarium
Artikel terkait: 6 Penyebab Sakit Perut Saat Samil, Kapan Normal dan Dikatakan Berbahaya?
Disertai Gejala Kehamilan
Ukuran perut nyatanya bukan gejala pasti kehamilan. Bagi perempuan yang hamil, biasanya akan disertai gejala lain.
Salah satunya telat datang bulan. Jika Anda memang bertubuh agak gemuk dan sudah telat menstruasi, bisa jadi Anda tengah hamil.
Namun, patut dicatat perut ibu hamil biasanya juga baru terlihat saat usia kehamilan menginjak 3 hingga 5 bulan.
Jadi, bila Anda memang memiliki riwayat siklus haid yang tidak teratur, telat haid belum tentu menandakan hamil.
Mengutip berbagai sumber, berikut gejala kehamilan muda yang kerap tidak disadari banyak orang.
- Muncul bercak dan keputihan. Keluarnya bercak dan keputihan menjadi salah satu gejala kehamilan. Setelah pembuahan terjadi, sel telur menempel di dinding rahim yang akan menyebabkan adanya bercak. Tanda-tanda hamil muda berupa bercak ini bisa terjadi 6-12 hari setelah sel telur dibuahi.
- Morning sickness. Mual dan muntah akan dirasakan sebagai gejala awal hamil. Tidak semua ibu hamil mengalaminya, tetapi biasanya bertahan hingga kehamilan berusia 14 minggu
- Perubahan bentuk payudara. Salah satu tanda awal kehamilan adalah payudara yang tumbuh lebih besar dan terasa lembut. Di area di sekitar puting (areolae) biasanya mulai menggelap. Jangan khawatir, ini pertanda Anda sedang menyiapkan diri untuk menyusui ketika bayi lahir nanti.
- Mudah lelah. Ciri lainnya adalah merasa sangat lelah luar biasa. Kondisi ini berkaitan dengan perubahan hormonal, terutama peningkatan hormon progesteron. Namun, faktor lain juga bisa berpengaruh seperti tekanan darah rendah dan penurunan kadar gula
- Sakit kepala. Banyak juga ibu hamil yang merasa pusing di awal kehamilannya. Penyebabnya beragam termasuk morning sickness, kelelahan, kelaparan, perubahan hormon, tekanan darah rendah, juga suasana hati kurang baik.
- Perubahan nafsu makan berubah. Jangan kaget bila akan ada fase Bumil menginginkan makanan yang tidak disukai sebelumnya, atau malah tidak nafsu makan sama sekali. Gejala ini biasanya akan berkurang pada minggu ke-13 sampai 14 kehamilan.
- Suhu tubuh meningkat. Memasuki minggu keenam kehamilan, volume darah meningkat untuk memenuhi kebutuhan pertumbuhan kehamilan. Aliran darah juga meningkat terutama yang menuju rahim dan plasenta.
- Timbul jerawat. Acne vulgaris menjadi kelainan kulit yang umum terjadi pada perempuan usia reproduksi. Meskipun jerawat terkadang membaik pada awal kehamilan, tetapi cenderung memburuk seiring perkembangan kehamilan.
- Perubahan lendir serviks. Pun lendir serviks juga cenderung lebih kental, lembut, dan akan tetap seperti itu sampai periode haid terlambat hingga akhirnya Anda menyadari hamil.
Itu dia Parents perbedaan perut buncit dan hamil yang semoga bisa membuka wawasan Anda. Jangan ragu berkonsultasi ke dokter jika diperlukan.