Kabar duka datang dari dunia hiburan Tanah Air. Aktor Ashraf Sinclair meninggal dunia karena serangan jantung. Padahal, suami penyanyi Bunga Citra Lestari ini dikenal melakukan gaya hidup sehat. Lantas, sebenarnya apa saja penyebab serangan jantung mendadak yang bisa berisiko pada orang sehat seperti Ashraf?
Faktor penyebab serangan jantung mendadak yang perlu diwaspadai
Serangan jantung merupakan suatu kondisi yang terjadi saat otot-otot jantung tidak mendapat cukup aliran darah segar beroksigen. Biasanya, hal ini disebabkan karena timbulnya penyumbatan plak di pembuluh darah arteri.
Hal tersebut pada akhirnya menyebabkan jantung mengalami kekurangan asupan darah yang mengandung oksigen. Keadaan ini dapat membuat jaringan jantung mulai tidak berfungsi optimal.
Serangan jantung ini dapat berlangsung dalam hitungan jam. Saat itu, jantung pun akan terus mengalami kerusakan apabila tidak menerima oksigen dengan baik. Maka, jika tidak ditangani dengan baik, kondisi tersebut bisa berujung pada matinya jantung.
Dilansir dari laman Alodokter, serangan jantung ini biasanya menunjukan beberapa gejala. Seperti nyeri dada, sesak napas, pusing, gelisah, hingga keringat dingin. Namun, ada pula penderita serangan jantung yang tidak merasakan gejala tersebut dan mengalami henti jantung mendadak.
Siapa pun berisiko mengalami serangan jantung
Penyakit jantung sering disebut sebagai sillent killer. Pasalnya, serangan jantung ini bisa terjadi mendadak dan menyerang siapa saja. Tak terkecuali orang-orang yang telah menerapkan gaya hidup sehat seperti rajin olahraga.
Hal ini selaras dengan penjelasan Ahli Kardiologi dari RS Jantung Diagram Cinere, Prof. Dr. dr. Harry Suryapranata, M.D, Sp.JP, Ph.D. Ia menjelaskan, bahwa ada beberapa faktor risiko penyebab serangan jantung mendadak yang tidak diketahui dan diminimalisir kehadirannya. Faktor risiko yang dimaksud seperti diabetes, hipertensi, dan juga kolesterol.
“Jika faktor risiko seperti penyakit diabetes dan lainnya tidak dikontrol, maka lambat laun bisa menjadi pembunuh utama seperti serangan jantung mendadak,” ungkap Prof Harry seperti yang dikutip dari laman Detik.
Penyebab dan faktor risiko yang perlu diwaspadai
Selain ketiga penyakit yang disebutkan oleh dokter Harry, berikut merupakan kondisi kesehatan yang bisa menyebabkan serangan jantung mendadak, yakni:
-
Hypertrophic cardiomyopathy (HCM)
Merupakan penyakit yang menjadi penyebab kematian mendadak yang umum pada atlet olahraga. Penyakit ini bisa menyebabkan penebalan otot jantung yang membuatnya tidak bisa memompa darah secara maksimal.
-
Kelainan pembuluh darah koroner
Merupakan salah satu penyakit jantung bawaan yang menganggu aliran darah ke jantung. Sehingga penderitanya menjadi rentan terkena serangan jantung mendakan.
Meski termasuk sebagai penyakit kulit, psioriasis juga bisa menjadi penyebab serangan jantung. Hal ini karena peradangan yang terjadi akibat psoriasis dapat merusak arteri jantung dari dalam, dan akhirnya meningkatkan risiko serangan jantung dan stroke.
Tidak hanya itu, psoriasis juga berkaitan dengan kolesterol tinggi, obesitas, dan diabetes. Ketiga hal tersebut juga berisiko tinggi membahayakan jantung.
Sindrom ini bisa menyebabkan miokarditis akut atau peradangan pada jantung. Ini bisa memicu irama jantung menjadi tidak beraturan, dan menyebabkan seseorang pingsan atau bahkan meninggal.
Selain penyebab di atas, ada pula faktor risiko yang bisa menyebabkan serangan jantung mendadak, di antaranya:
- Riwayat penyakit jantung dalam keluarga
- Konsumsi alkohol, obat-obatan, dan merorok
- Sering menghirup polusi udara
- Mengonsumsi makanan secara berlebihan
- Amarah yang naik secara tiba-tiba akibat kondisi stres yang tinggi
Gejala awal serangan jantung yang patut diwaspadai
Meski bisa terjadi kapan saja, biasanya serangan jantung memunculkan tanda awal yang kerap diabaikan. Pasalnya, gejala awal ini mirip dengan gejala penyakit lain sehingga kerap tidak disaradari oleh penderitanya.
Dilansir dari laman WebMD, berikut merupakan gejala awal serangan jantung yang perlu diwaspadai:
- Sesak napas atau napas pendek
- Timbulnya rasa tidak nyaman di bagian dada
- Terasa nyeri di bagian tubuh sebelah kiri
- Merasakan detak jantung yang tidak normal atau tidak beraturan
- Masalah pencernaan seperti rasa mual berlebih dan nyeri perut.
- Sakit tenggorokan
- Munculnya masalah selera makan. Nafsu makan berkurang atau malah bertambah secara berlebihan.
- Rasa pusing berlebih hingga ingin pingsan
- Suara dengkuran yang tidak wajar
- Keringat dingin
- Batuk dan bersin secara terus-menerus
- Kaki bengkak
- Sulit berpikir atau timbulnya masalah konsentrasi
Serangan jantung bisa terjadi pada siapa pun dalam waktu yang tidak dapat diprediksi. Oleh karena itu, merupakan hal yang sangat penting agar kita selalu menjaga kesehatan dan menerapkan pola hidup sehat setiap saat.
Tak lupa, menghindari dan mengontrol faktor risiko penyakit jantung seperti diabetes dan hipertensi hingga batas minimal juga perlu dilakukan sebagai upaya pencegahan.
“Terapkan gaya hidup yang sehat, serta jangan lupa untuk rutin mengontrol kesehatan agar bisa mendeteksi sedini mungkin segala macam jenis penyakit yang ada di tubuh, termasuk penyakit jantung,” pungkas Prof Harry.
***
Baca juga:
Sama-sama Sesak Napas, Ini Bedanya Serangan Panik dan Sakit Jantung
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.