Sindrom polikistik ovarium atau yang dikenal juga sebagai polycystic ovarian syndrome (PCOS) merupakan gangguan atau kondisi hormon maskulin (androgen) yang berlebih pada perempuan. Kondisi ini bisa bisa berisiko membuat perempuan sulit hamil. Penyebab PCOS pun terbilang beragam, salah satunya bisa dikarenakan faktor keturunan.

Beberapa hal yang menjadi penyebab PCOS pada perempuan
Secara umum, istilah polycystic/polikistik bisa diartikan sebagai ‘kista yang sangat banyak’. Dalam kasus PCOS, kadar hormon androgen yang berlebihan dapat menyebabkan penderitanya memproduksi banyak kista kecil pada ovarium atau indung telur.
Kista tersebut merupakan kumpulan benjolan kecil yang berisi cairan. Setiap benjolan mengandung sel terlur yang belum matang dengan sempurna. Sehingga sel telur menjadi tidak berkembang dan gagal dilepas dengan tertatur.
Tidak jarang, hal itu pun pada akhirnya membuat penderita PCOS cenderung mengalami masalah infertilitas atau ketidaksuburan. Bukan hanya itu, siklus menstruasi juga jadi tidak teratur. Dalam kasus tertentu, kondisi ini juga bisa menyebabkan masalah berat badan, tekanan darah tinggi, hingga fungsi jantung.

PCOS sebenarnya bisa dialami siapa pun juga, terutama pada perempuan dengan gangguan kesuburan. Sayangnya, hal ini kerap kali terlambat diketahui. Perempuan baru menyadarinya saat menemukan permasalahan sulit hamil, ketika melakukan pemeriksaan ke dokter.
Meski demikian, penyakit ini juga bisa menyerang perempuan dengan kesuburan yang normal, di usia di usia berapa pun setelah ia melewati masa pubertas. Namun, penderita PCOS rata–rata baru menyadari mengalami penyakit pada saat usia 20-30 tahun.
Meski belum ada metode pengobatan yang dapat menyembuhkan penyakit ini secara tuntas tetapi PCOS bisa dicegah dengan memahami faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko penyakit tersebut.
Beberapa kemungkinan penyebab PCOS

Sayangnya, sampai saat ini belum diketaui secara pasti penyebab pasti dari PCOS. Meski demikian, salah satu kemungkinan penyebabnya bisa diakibatkan faktor genetik atau keturunan.
Hal tersebut selaras dengan penjelasan dr. Ivander Utama, F.MAS, SpOG. Melalui akun Youtube pribadi, ia mepaparkan bahwa PCOS juga bisa saja diturunkan secara genetik dari orangtua pada anak perempuannya.
“Sebetulnya, PCOS bisa saja diturunkan secara genetik baik dari pihak laki-laki maupun dari pihak perempuan. Artinya, itu bisa dari ayah maupun dari ibu yang dapat menurunkan bakat PCOS pada anak perempuan,” ungkap dokter kandungan dan kebidanan dari RSIA Bunda Jakarta.
Tidak hanya itu, faktor risiko lain yang bisa menyebabkan PCOS pada seseorang juga bisa saja diturunkan. Sebagai contoh, kondisi obesitas merupakan salah satu faktor yang dapat meningkatkan terjadinya PCOS.
Nah, keadaan obesitas ini juga bisa bersifat genetik atau terjadi karena bawaan, akibat anggota keluarga memiliki riwayat tersebut.
“Faktor-faktor risiko yang menyebabkan seseorang PCOS juga diturunkan. Contohnya, bakat obesitas. Contoh yang lainnya juga, adalah bakat diabetes. Seorang perempuan yang diabetes atau obesitas, tidak akan heran kemudian cepat atau lambat dia mengalami PCOS,” ungkap dokter Ivander.

Selain faktor keturunan, pola hidup yang dijalankan seseorang juga bisa saja menjadi salah satu penyebab terjadinya PCOS. Sebagaimana yang dijelaskan juga oleh dokter Ivander, pola hidup yang salah dan kenaikan berat badan yang berlebih juga bisa menyebabkan PCOS.
“Kalau perempuan yang tadinya kurus, tapi memiliki obesogenic behaviour atau perilaku menjurus ke arah obesitas, dia juga bisa berisiko. Meskipun dia sama sekali tidak memiliki riwayat keluarga yang PCOS. Artinya, kenaikan berat badan berlebih atau pola hidup yang salah juga bisa menyebabkan seseorang menjadi PCOS,” jelasnya.

Untuk lebih lengkapnya, beberapa faktor lain yang juga bisa menyebabkan PCOS di antaranya adalah:
- Adanya ketidakseimbangan hormon di dalam tubuh
- Tingginya kadar insulin di dalam tubuh
- Adanya inflamasi atau peradangan tingkat rendah yang terjadi dalam tubuh
- Kenaikan berat badan berlebih dan pola hidup yang tidak sehat
- Biasanya PCOS ini rentan terjadi pada perempuan yang baru memasuki masa pubertas atau tergolong dalam usia subur (15 – 44 tahun).
Gejala yang biasanya timbul

Tanda penyakit PCOS yang timbul biasanya berbeda pada setiap orang. Namun, beberapa gejala umum yang biasanya timbul meliputi:
- Siklus menstruasi yang tidak teratur.
- Terjadinya pendarahan berat, darah menstruasi yang dikeluarkan cenderung lebih banyak dari perempuan pada umumnya.
- Tumbuh rambut yang berlebih di sekitar tubuh.
- Munculnya jerawat di wajah dan area tubuh seperti punggung atau pun dada.
- Perubahan mood.
- Berat badan naik dengan drastis.
- Warna kulit menjadi lebih gelap.
- Sakit kepala.
- Munculnya kebotakan atau male-pattern baldness.
- Gangguan kesuburan. Mencoba hamil selama lebih dari 12 bulan, tetapi selalu gagal.
- Sleep apnea atau kesulitan tidur.
- Memiliki gejala diabetes seperti merasa lapar dan haus berlebih.
Jika Bunda merasakan gejala-gejala tersebut, jangan ragu untuk segera memeriksakan diri ke dokter. Hal ini dilakukan agar mendapatkan penanganan yang tepat dan sesuai dengan kondisi kesehatan.
Upaya pencegahan

PCOS bisa menyerang siapa pun, dan kondisi ini biasanya sulit untuk dicegah. Meski demikian, faktor risikonya bisa Bunda cegah dengan menerapkan gaya hidup yang sehat seperti:
- Menjaga berat badan agar tetap ideal
- Olahraga secara teratur
- Perbanyak mengonsumsi makanan yang mengandung serat
- Usahakan untuk membatasi mengonsumsi makanan manis
- Mengonsumsi makanan bernutrisi seimbang
Itulah beberapa hal yang dapat menjadi penyebab PCOS, serta upaya pencegahan yang bisa Bunda lakukan. Jangan ragu juga untuk segera berkonsultasi ke dokter apabila Bunda merasa ada yang salah dengan kesehatan, ya.
Semoga bermanfaat!
***
Baca juga:
Cara menurunkan berat badan untuk perempuan dengan PCOS
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.