Assalamualaikum… saya Fira, ibu rumah tangga yang baru saja melahirkan anak pertama perempuan di umur 25 tahun. Alhamdulillah lahir dengan sehat tanpa kurang satu apa pun. Ini merupakan pengalaman awal kehamilan saya, termasuk hamil dengan ngidam yang lumayan parah, mual, muntah, tidak selera wewangian bahkan tidak bisa lihat nasi.
Pengalaman Awal Kehamilan yang Penuh Warna
Karena ini kehamilan pertama, agak stres dengan keadaan ini. Takut si janin enggak dapat nutrisi yang baik. Soalnya vitamin dokter pun enggak termakan. Bahkan lihat air putih saja sudah mual rasanya. Tapi alhamdulillah dukungan dari suami luar biasa yang buat saya bisa lewati ngidam berat di trimester pertama dengan aman saja.
Lanjut ke trimester 2. Di 5 bulan sampe 9 bulan mual muntah hilang total makan sudah seperti biasa apa saja bisa dimakan. Hitung-hitung balas dendam karena di awal trimester semua makanan enggak bisa dimakan. Bahkan, bisa aktivitas normal seperti biasa ngurusin rumah dan lain-lain. Dan juga mengisi hari-hari kehamilan dengan senam hamil di rumah dan jalan kaki setiap hari minimal 30 menit pagi sore.
Memasuki usia kehamilan 39 minggu, gelombang cinta mulai terasa di Sabtu jam 2 pagi lalu masih aktivitas biasa bahkan jalan pagi lagi supaya pembukaannya semakin cepat. Benar saja, jam 9 pagi kontraksi mulai terasa semakin cepat 10 menit sekali. Memutuskan ke rumah sakit setelah kontraksi sudah 5 menit sekali. Sampai rumah sakit jam 2 siang, dicek oleh suster ternyata sudah bukaan 4 jalan 5. Tentunya saya dan suami kaget karena kami kira mungkin masih bukaan 1. Maklum, anak pertama.
Kaget sekaligus senang karena sebentar lagi bertemu baby. Susternya agak heran karena bukaan 5 tapi saya masih bisa main hp santai sambil duduk ketawa-ketawa sama suami. Karena yang saya rasakan memang hanya seperti lagi senggugut kalau mau haid.
Masih Sempat Pesen Ojek Online Ketika Mau Lahiran…
Ternyata di bukaan 8 mulai terasa lebih sakit. Akhirnya tiduran karena udah mulai panik hahaha. Cerita lucunya, tas suami ketinggalan di rumah karena buru-buru, di bukaan 8 yang rasanya luar biasa saya harus pesan gojek untuk ambil tas suami dikarenakan semua dompet ada di situ dan suami lagi sibuk mengurus administrasi.
Maklum, cuma berdua, ya, Bun. Karena pandemi enggak boleh lebih dari satu orang pendamping di ruangan bersalin. Mana abang gojek-nya nelfonin terus dan saya lagi kontraksi menuju bukaan 9 haha. Kalo mengingat itu rasanya ingin ku berteriak.
Suster masih heran karena di bukann lengkap saya masih bisa diam sembari tarik-buang napas tanpa ada jeritan sedikit pun. Padahal rasanya sudah luar biasa, Bun, bukaan lengkap yang rasanya Masya Allah sakitnya tapi belajar dari senam hamil jerit dan banyak mengeluarkan suara hanya akan menghabiskan tenaga.
Maka, saya memutuskan tetap tenang. Pegang tangan suami dan tarik-buang napas tanpa henti. Alhamdulillah tidak berapa lama dokter datang, ketuban saya pecah lalu mengedan 3 x dan si dedek bayi pun keluar. Saya akui jalan kaki adalah kunci dari kelancaran persalinan pertama saya ini. Pasca bersalin asi saya tidak langsung keluar.
Perjuangan Pasca Persalinan
ASI keluar di hari ke-4 pasca lahiran. Dan PR-nya adalah, si bayi enggak bisa nyusu langsung karena puting saya tidak keluar.
Sebelumnya saya memang tidak ada beli pumping, ya, Bun, jadi masih diperah pakai tangan oleh bidan dan itu sudah bengkak. Waktu diperah jangan ditanya rasanya. Lebih sakit dari kontrasi haha.
Malamnya, payudara masih bengkak ditambah si adek bergadang dan jahitan masih terasa nyut-nyutan dan badan pasca lahiran tahu sendiri, ya, Bun, pegal yang luar biasa perjuangan seorang ibu. Tidak heran surga di bawah telapak kaki ibu. Wahhh… masyaallah dinikmati saja semuanya yang terpenting si adek bayi lahir dengan sehat.
Akhirnya, sebelum si adek bisa nyusu langsung saya sewa alat pumping elektrik. Enggak perlu ragu karena sebelum disewakan disterilkan dulu sama mereka dan cara penyewaannya juga mengikuti protokol kesehatan.
Alhamdulillah sebulan belajar dengan drama nangis-nangis si adek, akhirnya dia mau nyusu langsung sampai sekarang dia sudah jalan 3 bulan tumbuh dengan sehat, gumuy, dan ceria.
Begitulah ibu-ibu, mommy-mommy semua pengalaman awal kehamilan saya. Untuk yang sedang hamil, jangan lupa banyak jalan, ya, untuk mempermudah bukaan dan lancar lahirannya. Untuk mommy-mommy yang sedang berjuang membesarkan bayinya, tetap semangat. Semua ibu hebat, semua ibu kuat. Assalamualaikum.
***
Ditulis oleh Bunda Syafira Ulfa.
Baca juga:
Penuh Perjuangan, Ini Ceritaku dan Keluarga Terinfeksi Covid-19
Sering Stres dan Nggak Percaya Diri? Coba 4 Tips Anti Insecure Ini, Bun!
Mengalami Hipospadia, Anakku Harus Dioperasi Saat Usianya Masih 8 Bulan
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.