Ini pengalaman pribadiku mengalami anemia saat melahirkan anak ke-2 di Puskesmas secara normal. Sejak awal kehamilan, aku memang sudah didiagnosa mengalami anemia karena HB-ku (hemogoblin) tak kunjung di angka normal untuk ukuran ibu hamil.
Pengalaman Anemia Saat Melahirkan Secara Normal
Sudah kucoba segala cara agar HB-ku naik. Seminggu sebelum melahirkan, HB-ku di angka 10,1 yang mana menurut dokter, aku bisa melahirkan secara normal.
Jelang 3 hari sebelum melahirkan, aku hampir tak bisa tidur di malam hari karena kontraksi palsu. Tepat pada tanggal 21 Mei 2020 di sore hari, kontraksiku semakin lama semakin sering terjadi. Jadi, kuputuskan sore hari itu juga untuk ke Puskesmas terdekat.
Sesampainya di Puskesmas, aku langsung diperiksa oleh bidan yang bertugas. Sudah pembukaan 2 ternyata. Bidan pun menyarankan agar aku tetap di Puskesmas dan mengikuti rapid test dan mengecek kondisiku, mengingat aku hamil dan melahirkan di masa pandemi.
Hasil Tes Rapid Negatif Tapi HB Menurun
Setelah menunggu 1 jam, alhamdulillah aku negatif COVID-19. Namun, HB-ku menurun, yaitu diangka 9.2.
Menurut dokter, tidak apa-apa bila melahirkan normal. Aku langsung mendapatkan ruang kamar untuk melahirkan. Pukul sembilan malam, bidan pun mengontrol kondisiku yang saat itu sudah memasuki pembukaan ke-3. Bidan menyuruhku untuk tetap di tempat tidur, berbaring supaya aku tidak kelelahan saat melahirkan nanti.
Tepat pukul 01.00 pada 22 Mei 2020, aku melahirkan anak ke-2 dengan bantuan bidan. Alhamdulillah aku tidak mengalami banyak perdarahan.
Mendadak Tak Bisa Melihat dan Tak Sadarkan Diri
Setelah 4 jam melahirkan, tiba-tiba aku ingin buang air kecil. Aku pergi ke kamar mandi tak jauh dari tempat tidurku. Aku berdiri dibantu oleh bidan dan suamiku.
Dibantu berjalan perlahan, tetapi tepat di depan kamar mandi aku mendadak tak bisa melihat juga tak bisa mendengar apa pun. Badanku lemas dan aku tak sadarkan diri.
Aku mendegar samar-samar suara orang meneriaki namaku, tetapi aku tak mampu untuk melihat. Aku mulai membuka mata dan kurasakan sudah berbaring di tempat tidurku. Kulihat bidan sedang memasangkan alat-alat untukku. Mulai dari selang oksigen, infus, dan masih banyak lagi. Sementara itu, dokter mangambil sampel darahku. Badanku lemas selemasnya. Aku tak tahu sudah berapa lama aku tak sadarkan diri.
Setelah aku sudah kuat untuk melihat sekitar, aku lihat suamiku panik dan menangis melihatku berbaring. Suamiku bilang, aku sudah tak sadarkan diri sebanyak 3 kali dalam waktu 1 jam.
Potret aku saat dirawat setelah melahirkan
Dokter pun datang dengan membawa hasil lab dan berbagai macam obat. HB-ku ternyata di angka 8.0 saat itu. Denyut nadi dan tekanan darah yang sangat rendah, dokter langsung memintaku untuk makan beberapa suap lalu memberi obat.
Selama 3 hari dirawat di Puskesmas, HB-ku naik diangka 8.7, alhamdulillah dokter mengizinkan aku pulang saat itu.
Alhamdulillah aku masih diberi kehidupan oleh Allah SWT dan masih bisa berkumpul dengan keluargaku.
Itulah pengalaman anemia saat melahirkan yang telah aku lalui. Buat Bunda lainnya, tetap jaga kesehatan, ya, terutama untuk yang sedang hamil. Bila mengalami hal serupa saat hamil sepertiku, sebaiknya minta petunjuk dokter, lebih baik melahirkan secara normal atau caesar agar tidak terjadi sesuatu yang tidak diingkan.
***
Ditulis oleh Bunda Sara Febriani.
Baca juga:
Mengasuh Anak Sambil Kuliah, Bahagia dan Bersyukur Saya Bisa Melakukannya
Pesanku untuk Para Bunda yang Hadapi Tantangan Pernikahan: "Kalian Tidak Sendirian"
Harus Tinggal Terpisah dengan Anak, Inilah Kisahku Sebagai Seorang Ibu
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.