theAsianparent Indonesia Logo
theAsianparent Indonesia Logo
  • Ramadan 2021
  • Gizi & Stimulasi
  • Hidrasi Keluarga
  • Cek Alergi
  • Sukses ASI Eksklusif
  • Cari nama bayi
  • Kehamilan
    • Project Sidekicks
    • Tips Kehamilan
    • Trimester Pertama
    • Trimester Kedua
    • Trimester Ketiga
    • Melahirkan
    • Menyusui
    • Kehilangan bayi
  • Tumbuh Kembang
    • Bayi
    • Balita
    • Prasekolah
    • Usia Sekolah
    • Praremaja
  • Parenting
    • Keluarga
    • Pernikahan
    • Seks
    • Berita Terkini
  • Kesehatan
    • COVID-19
    • Info Sehat
    • Penyakit
    • Vaksinasi
    • Kebugaran
  • Gaya Hidup
    • Hiburan
    • Travel
    • Fashion
    • Kecantikan
    • Keuangan
    • Marvelous Asian Mums Special 2021
  • Nutrisi
    • Resep
    • Makanan & Minuman
  • Videos
    • Kata Pakar Parenting
    • Pilihan Parents
    • Plesiran Ramah Anak
    • Kisah Keluarga
    • Event
    • Kesehatan
    • Kehamilan
    • Tumbuh Kembang
  • Belanja

Harus Tinggal Terpisah dengan Anak, Inilah Kisahku Sebagai Seorang Ibu

Bacaan 6 menit
•••
Harus Tinggal Terpisah dengan Anak, Inilah Kisahku Sebagai Seorang IbuHarus Tinggal Terpisah dengan Anak, Inilah Kisahku Sebagai Seorang Ibu

Tinggal berjauhan dengan anak, aku yakin bahwa aku masih bisa jadi ibu dan perempuan yang hebat.

Pernah terbayang tinggal terpisah dengan anak karena situasi tertentu? Aku mengalaminya. Tidak lama setelah dilahirkan, aku harus berpisah dengan anakku demi menggapai sebuah impian. 

Inilah kisahku yang mencoba menjadi seorang ibu, istri, dan anak berbakti bagi kedua orangtua yang sempurna secara bersamaan. 

Artikel terkait: “Meski Mengidap PCOS, Aku Bisa Hamil dan Berhasil Jadi Seorang Ibu”

Kisahku Sebagai Seorang Ibu yang Tinggal Terpisah dengan Anak

Sulitnya Menjalani Tiga Peran Sekaligus

tinggal terpisah dengan anak

Foto Ilustrasi

Bagi saya, menjadi seorang ibu, istri, dan anak secara bersamaan adalah hal yang paling sulit. Mungkin, itu salah satu alasan munculnya campaign ‘women support women’. Ada yang mengatakan bahwa kata-kata semangat itu enggak ada artinya. Tapi nyatanya, kata-kata semangat tersebut benar-benar berarti.

Cerita ini diawali dari impian kecil saya sebagai seorang perempuan yang ingin memiliki kehidupan rumah tangga sempurna. Menjadi istri, ibu, dan seorang anak yang baik secara bersamaan, dengan kondisi seimbang dan bahagia.

Ini mungkin bukan hanya impian saya, tetapi juga menjadi mimpi setiap perempuan. Tapi untuk menggapainya, ternyata semua itu harus kita lewati dengan pengorbanan dan kesabaran.

Saya adalah seorang istri dari laki-laki hebat, menjadi ibu dari anak laki-laki yang keren, sekaligus menjadi anak dari orangtua paling kuat. Kedengarannya mungkin bisa baik-baik saja seperti impian saya. Namun, kenyataan memberi fakta berkebalika. Tidak seperti di film, atau Instagram Story para selebgram yang kadang bikin iri.

Kewajiban saya untuk berbakti pada suami, mengurus dan membimbing anak, serta membahagiakan orangtua saya, menjadi hal yang harus saya capai dalam waktu bersamaan. Itu susah. 

Sebagai seorang anak, saya dituntut membuat bangga orangtua dengan mengikuti harapan mereka.

Menjadi seorang istri, saya harus selalu berbakti kepada suami dan menyeimbangi serta menjembatani hubungan antara suami dan orangtua.

Sedangkan menjadi seorang ibu, saya memiliki tanggung jawab untuk merawat dan memberikan yang terbaik untuk anak.

Menjalani ketiga peran tersebut tidaklah mudah.

Tinggal Terpisah dengan Anak demi Membahagiaan Orangtua

tinggal terpisah dengan anak

Setelah menikah, orang tua saya menginginkan saya menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS). Alhamdulillah, semua berjalan dengan baik. Saya lolos semua seleksi.

Namun, tentu ada yang dikorbankan. Suami mengikuti keputusan itu dan ikut tinggal di tempat di mana saya ditugaskan. Artinya, suami harus rela meninggalkan karirnya di luar Jawa.

Di saat bersamaan, kami juga dikaruniai putra pertama. Tentu saja, hal tersebut menjadi pelengkap sekaligus kebahagiaan bagi keluarga kami.

Akhirnya, semua harus kami mulai dari nol. Suami mulai pindah dan mencari pekerjaan baru, sedangkan saya harus mulai mengikuti masa orientasi. Tak hanya itu, kami juga harus merawat anak kami.

Awalnya baik-baik saja. Tapi tak lama kemudian timbul berbagai konflik. Orangtua saya menginginkan anak kami untuk tinggal sementara waktu bersama mereka. Karena mereka beranggapan, saya dan suami harus memulai kehidupan dari nol. Hidup kami belum stabil secara ekonomi, serta faktor lainnya.

Saat itu, hati saya sangat hancur. Tidak pernah terpikirkan saya akan tinggal terpisah dan berjauhan dari anak yang baru saya lahirkan.

Tidak pernah terbesit di impian saya, bahwa saya tidak akan merawat anak saya sendiri secara langsung. Berpisah dengan anak, saya jadi tidak merasakan pengalaman yang dialami seorang ibu pada umumnya. Seperti kelelahan karena begadang, bangun tengah malam untuk ganti popok dan meng-ASI-hi, dan sebagainya.

Sempat terlintas dalam pikiran saya untuk berhenti berkarier. Berpikir bahwa tumbuh kembang anak saya lebih penting daripada karier dan jabatan apa pun. 

Artikel terkait: “Ibu dan Nenek Sakit Keras, Inilah Pengalamanku Menjadi Ibu Sekaligus Seorang Anak”

Namun, karena saya juga seorang anak, tentunya hal itu tidak bisa saya lakukan. Dengan hati yang hancur, suami terus memberikan dukungan dan meyakinkan saya bahwa kami akan segera membawa anak kami nantinya setelah semua bisa stabil.

Hati saya rasanya hancur, menerima kenyataan bahwa anak saya harus diberi susu formula, saya merasa gagal menjadi seorang ibu. Saya merasa menjadi ibu yang jahat bagi anak saya. Karena, untuk mengirimkan ASIP pada anak saya juga tidak memungkinkan. Penempatan kerja saya yang jauh dari tempat tinggal orangtua. Mereka berada di pedesaan dan aksesnya terbilang sulit. 

Saat menjalani ini, setiap hari saya hanya bisa menangis dan berdoa. Berat sekali bagi saya harus jauh dari anak saya di umur yang sekecil itu.

Bahkan untuk mengikuti pertumbuhan dan melihat bagaimana pertama kali dia bisa melihat wajah saya pun, itu tidak bisa saya rasakan. Saya juga tidak bisa mengajari anak saya mengenal lingkungan sekitar atau bahkan mengajaknya ngobrol selepas bangun tidur.

Saya sangat ingin segera bertemu dengan anak saya. Tapi di sisi lain, saya juga tidak ingin membuat orangtua saya kecewa. Apalahi kalau harus terus-terusan berkonflik dengan mereka.

Tidak Ada yang Sempurna

tinggal terpisah dengan anak

Sampai akhirnya, berjalan dua bulan saya jauh dari anak, saya menyadari, semua peran ini tidak bisa dilakukan secara sempurna.

Saya tidak bisa menjadi istri, ibu, sekaligus seorang anak secara sempurna di waktu bersamaan. Bagaimana pun itu, ada salah satunya yang harus saya korbankan. 

Mungkin saat ini, merupakan waktu bagi saya untuk melanjutkan impian orangtua dengan menjadi seorang PNS terlebih dulu. Juga, fokus mendampingi suami saya untuk mengejar karirnya.

Sementara itu, tugas saya menjadi seorang ibu bagi anak saya, kini bisa terwakilkan dulu oleh kakek dan neneknya. Namun, percayalah, semua yang saya lakukan saat ini juga semata-mata demi kebahagiaan dan kesejahteraan anak saya di kemudian hari.

Artikel terkait: Ingin Sukses Menyusui? Ini 4 Hal Penting yang Perlu Busui Ketahui

Saya yakin, meski tinggal berjauhan, anak saya tetap akan bangga pada orangtuanya nanti. Sebagai bentuk penyemangat diri, saya juga selalu mengatakan pada diri sendiri, bahwa saya adalah perempuan yang hebat.

Saya tidak bisa berdiam diri dan meratapi kesedihan juga keterpurukan bahwa saya harus berpisah dengan anak. Sebaliknya, saya harus terus berdiri tegak, tetap berusaha mengejar mimpi demi menjadi istri, ibu, sekaligus seorang anak dengan sebaik mungkin. 

Bisa melihat senyum anak saya meski melalui video call saja, itu sudah sangat berarti bagi saya saat ini. Saya juga yakin, anak saya akan tumbuh menjadi anak yang kuat dan hebat nantinya.

Itulah kisah saya sebagai seorang ibu yang harus tinggal terpisah dengan anak demi menggapai impian. Percayalah, semua perempuan hebat dalam keadaan apa pun. Menjadi wanita karir maupun ibu rumah tangga, semua perempuan tetap akan tetap dipandang hebat di mata anak-anaknya.

***

Artikel ini ditulis oleh Bunda Rifqhatin Ulya.

Baca juga: 

8 Tips Memberikan MPASI pada Bayi agar Lancar dan Bebas Drama

Tidak Semua Ibu Hamil Menjalani Masa Kehamilan Mulus

"Tinggalkan Tradisi Setelah Melahirkan yang Salah," Pesan Seorang Ibu

Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.

Semua opini & pendapat dalam artikel ini merupakan pandangan pribadi milik penulis, dan sama sekali tidak mewakilkan theAsianparent atau klien tertentu.
img

Penulis

Rifqathin Ulya

  • Halaman Depan
  • /
  • Keluarga
  • /
  • Harus Tinggal Terpisah dengan Anak, Inilah Kisahku Sebagai Seorang Ibu
Bagikan:
•••
  • Tinggal bersama dengan mertua? Ternyata ini jawaban komunitas theAsianparent Indonesia!

    Tinggal bersama dengan mertua? Ternyata ini jawaban komunitas theAsianparent Indonesia!

  • Foto viral; Momen sedih kakak ucapkan selamat tinggal pada adik yang sekarat

    Foto viral; Momen sedih kakak ucapkan selamat tinggal pada adik yang sekarat

  • 11 Momen Akad Nikah Aurel Hermansyah, Tangis Atta Halilintar Pecah saat Ijab Kabul

    11 Momen Akad Nikah Aurel Hermansyah, Tangis Atta Halilintar Pecah saat Ijab Kabul

  • 5 Anak Artis yang Idap Penyakit Langka, Berjuang Setiap Hari untuk Menjalani Hidup

    5 Anak Artis yang Idap Penyakit Langka, Berjuang Setiap Hari untuk Menjalani Hidup

app info
get app banner
  • Tinggal bersama dengan mertua? Ternyata ini jawaban komunitas theAsianparent Indonesia!

    Tinggal bersama dengan mertua? Ternyata ini jawaban komunitas theAsianparent Indonesia!

  • Foto viral; Momen sedih kakak ucapkan selamat tinggal pada adik yang sekarat

    Foto viral; Momen sedih kakak ucapkan selamat tinggal pada adik yang sekarat

  • 11 Momen Akad Nikah Aurel Hermansyah, Tangis Atta Halilintar Pecah saat Ijab Kabul

    11 Momen Akad Nikah Aurel Hermansyah, Tangis Atta Halilintar Pecah saat Ijab Kabul

  • 5 Anak Artis yang Idap Penyakit Langka, Berjuang Setiap Hari untuk Menjalani Hidup

    5 Anak Artis yang Idap Penyakit Langka, Berjuang Setiap Hari untuk Menjalani Hidup

  • Kehamilan
    • Tips Kehamilan
    • Trimester Pertama
    • Trimester Kedua
    • Trimester Ketiga
    • Melahirkan
    • Menyusui
  • Tumbuh Kembang
    • Bayi
    • Balita
    • Prasekolah
    • Praremaja
    • Usia Sekolah
  • Parenting
    • Pernikahan
    • Berita Terkini
    • Seks
    • Keluarga
  • Kesehatan
    • Penyakit
    • Info Sehat
    • Vaksinasi
    • Kebugaran
  • Gaya Hidup
    • Keuangan
    • Travel
    • Fashion
    • Hiburan
    • Kecantikan
    • Sitemap
  • Lainnya
    • TAP Komuniti
    • Beriklan Dengan Kami
    • Hubungi Kami
    • Jadilah Kontributor Kami


  • Singapore
  • Thailand
  • Indonesia
  • Philippines
  • Malaysia
  • Sri Lanka
  • India
  • Vietnam
  • Australia
  • Japan
  • Nigeria
  • Kenya
Merek Mitra
Influencer Partner Brand LogoMama's Choice Partner Brand Logo
© Copyright theAsianparent 2021. All rights reserved
Tentang Kami|Tim Kami|Kebijakan Privasi|Syarat dan Ketentuan
Artikel
  • img
    Komuniti
  • img
    Ramadan 2021
  • img
    Gizi & Stimulasi
  • img
    Hidrasi Keluarga
  • img
    Cek Alergi
  • img
    Sukses ASI Eksklusif
  • img
    Cari nama bayi
  • img
    Kehamilan
  • img
    Tumbuh Kembang
  • img
    Parenting
  • img
    Kesehatan
  • img
    Gaya Hidup
  • img
    Nutrisi
  • img
    Videos
  • img
    Belanja
Fitur
  • ?Komunitas Para Bunda
  • Pemantau Kehamilan
  • Pemantau Perkembangan Bayi
  • Resep
  • Makanan
  • Jajak
  • img
    VIP Parents
  • Kontes
  • Photobooth

Unduh aplikasi kami

  • Beriklan Dengan Kami
  • Tentang Kami
  • Tim Kami
  • Pedoman Komunitas
  • Hubungi Kami
  • Syarat dan Ketentuan
  • Jadilah Kontributor Kami
  • Fitur
  • Artikel
  • ?Beranda
  • Jajak
Buka di aplikasi