Banyak penderita diabetes yang tidak menyadari keberadaan penyakit ini dalam tubuhnya. Sehingga sering kali baru terdeteksi saat kondisinya sudah parah dan terjadi komplikasi ke beberapa organ. Diabetes tidak hanya membuat tubuh menjadi cepat lelah dan lemah. Pandangan mata yang kabur juga bisa menjadi tanda komplikasi diabetes pada mata.
Diabetes merupakan salah satu penyakit kronis yang cukup banyak ditemukan di Indonesia. Data terbaru International Diabetes Federation (IDF) (2021) menyebut bahwa sekitar 19,46 juta orang di Indonesia mengidap diabetes. Terjadi peningkatan sebesar 81,8 persen dibandingkan jumlah pada 2019.
Peningkatan tersebut memosisikan Indonesia sebagai negara dengan jumlah pengidap diabetes tertinggi kelima di dunia (setelah China, India, Pakistan, dan Amerika Serikat). Bahkan, Indonesia menjadi satu-satunya di Asia Tenggara yang masuk ke dalam 10 besar negara dengan kasus terbanyak.
Komplikasi diabetes pada mata sering disalahartikan sebagai penyakit mata biasa. Banyak penderita yang hanya memeriksakan kondisi matanya. Padahal diperlukan pemeriksaan menyeluruh untuk mendeteksi kemungkinan komplikasi diabetes.
Artikel Terkait: Gejala awal diabetes yang seringkali tidak disadari, waspada!
Penderita Penyakit Diabetes Berisiko Mengalami Kebutaan
Sumber: unsplash
Gula darah tinggi yang tidak terkontrol pada penderita penyakit diabetes dapat menyebabkan berbagai komplikasi, salah satunya penyakit mata. Jika tidak ditangani sejak dini, kondisi ini berisiko tinggi menyebabkan gangguan penglihatan bahkan kebutaan bila sudah terjadi kerusakan mata permanen.
“Diabetes merupakan penyakit pembuluh darah yang dapat memengaruhi seluruh organ tubuh. Salah satunya mata, lebih spesifik lagi pada bagian retina yang terdiri dari banyak pembuluh darah. Pengidap diabetes berisiko mengalami kebutaan 25 kali lebih tinggi dibandingkan kalangan yang tidak mengidapnya,” jelas Dr. Referano Agustiawan, SpM(K), Direktur Utama RS Mata JEC@Kedoya dalam JEC Eye Talks pada Selasa (16/11/2021).
Artikel Terkait: Bolehkah penderita diabetes makan buah termasuk pisang?
Menurutnya, banyak penderita yang baru berkonsultasi dengan dokter setelah kondisi matanya terlanjur parah. Beberapa gangguan penglihatan seperti glaukoma dapat menyebabkan kerusakan pada mata bahkan kebutaan. Dokter spesialis mata dari Universitas Indonesia itu juga menyarankan untuk segera memeriksakan mata begitu terdiagnosis diabetes.
“Begitu didiagnosis diabetes, segera periksakan mata supaya dicek semuanya. Seperti air mata, tekanan bola mata seperti apa, katarak, yang penting kontrol rutin ke dokter sehingga bisa menangani lebih dini,” ujarnya lagi.
Apabila semakin lama pemeriksaan ditunda, maka akan meningkatkan potensi kerusakan saraf (Neuropati), terutama pada saraf mata. “Semakin lama menderita diabetes semakin tinggi risiko terkena seperti neuropati atau ada masalah di saraf mata,” kata Direktur Utama RS Mata JEC@Kedoya.
Artikel Terkait: Parents, Waspadai Diabetes Pada Bayi Sejak Dalam Kandungan
Bagaimana Penanganannya?
Sumber: unsplash
Penyakit Diabetes perlu penanganan khusus untuk mengendalikannya. Namun, hal tersebut tidak hanya terfokus untuk menjaga kadar gula agar tetap terkontrol. Dr. Bhanu Kumar, BMedSc, SpPD menjelaskan kunci dari pengendalian diabetes terletak pada fungsi fasilitas kesehatan.
“Fasilitas kesehatan yang mampu memberikan penanganan diabetes secara terpadu menjadi kunci. Sebab, pengidap diabetes memerlukan terapi harian, pemantauan gula darah secara rutin, serta pola hidup sehat.
Tanpa itu, dikhawatirkan diabetes yang bersifat kronis akan memicu komplikasi penyakit yang lebih gawat, seperti strok dan serangan jantung. Tak terkecuali gangguan mata yang bisa berujung kebutaan,” ujar Internist Specialist JEC Eye Hospitals and Clinics.
Selain memaksimalkan fasilitas kesehatan, lima pilar tatalaksana pengendalian diabetes juga perlu dilakukan, yakni:
- Pertama: Pengaturan pola makan yang meliputi kandungan, kuantitas, dan waktu asupan (3J – Jenis, Jumlah, dan Jadwal).
- Kedua: Aktivitas fisik sesuai kemampuan tubuh selama 30 menit sehari atau 150 menit per pekan.
- Ketiga: Terapi farmakologi, seperti pemberian obat atau injeksi insulin berdasarkan anjuran dokter.
- Keempat: Edukasi terus-menerus kepada pengidap diabetes, keluarga yang terlibat, dan masyarakat mengenai gaya hidup sehat, sampai cara konsumsi obat, hingga penanda komplikasi dan kegawatdaruratan.
- Kelima: Pemantauan glukosa darah oleh dokter, baik lewat laboratorium. Selain itu, pemantauan juga bisa dilakukan oleh pasien dengan Sel Monitoring Blood Glucose (SMBG)/ Pemantauan Gula Darah Mandiri.
Penderita penyakit diabetes tidak hanya menghantui kalangan lanjut usia, anak muda di bawah usia 20 tahun juga dapat mengalaminya. Oleh sebab itu, pencegahan lebih dini perlu dilakukan. Terutama bagi orang dengan riwayat keturunan diabetes. Terus waspada dan rajin cek gula darah meski tidak ada keluhan!
Baca Juga:
Pola makan penderita diabetes selama berpuasa menurut anjuran dokter!
Balita tewas mendadak akibat diabetes yang tak terdiagnosis, waspadai gejalanya!
Faktor-faktor Penyebab Diabetes Tipe 2 Pada Anak
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.