Mungkin di satu titik, menikah dengan pasangan yang workaholic atau si gila kerja terasa seperti ‘diselingkuhi’. Bedanya, posisi Anda bukan digantikan oleh sesosok perempuan cantik, seksi dan menawan, melainkan dengan setumpuk pekerjaan yang sedang menjadi perhatiannya.
Perasaan kesepian, banyaknya janji yang diingkari, perasaan marah dan kecewa, serta merasa bahwa Anda tidak terlalu penting, semuanya mungkin dialami bagi seseorang, yang pasangannya ‘selingkuh’ dengan pekerjaan.
Jika dibiarkan, masalah-masalah ini tentu dapat mengakibatkan ketidakpuasan dalam sebuah pernikahan atau lebih parah lagi adalah merujuk perceraian.
Menurut Maureen Farrel, penulis So You Married A Workaholic di Forbes pada tahun 2007, “Rata-rata, pasangan suami istri yang di mana salah satu pasangannya adalah workaholic, berisiko dua kali lipat berakhir dengan perceraian.”
Ketika salah satu pasangan bekerja berlebihan, ia tidak memelihara pernikahannya. Selain itu, ia kurang mampu menerapkan keseimbangan dalam kehidupan, yang dapat dengan mudah membawa Anda ke jalan perselingkuhan atau perceraian.
Untuk keluar dari perilaku ini sangat sulit bagi mereka. Terkadang, dibutuhkan ‘pelajaran berharga’, seperti krisis pribadi atau masalah kesehatan bagi pecandu kerja untuk keluar dari perilaku ini.
Nah untuk mengatasinya, ada beberapa hal yang dapat Parents lakukan untuk membuat perubahan.
Artikel terkait: Punya Suami Ambisius? Bantu Agar Ia Seimbang dalam Karir dan Keluarga
Tips Menjaga Pernikahan Anda Jika Punya Pasangan Workaholic
Hati-Hati dalam Berkomunikasi
Dilansir dari laman Verywell Mind, jika Parents mulai merasa frustrasi dengan obsesi pasangan terhadap pekerjaan yang terus-menerus, ingatlah bahwa meskipun sudut pandang Anda berdua berbeda, kondisi tersebut jika dibiarkan akan membuat Anda dan pasangan berada di bawah tekanan yang intens.
Akibatnya, komunikasi harus dilakukan dengan hati-hati dan lembut agar tidak saling menyinggung satu sama lain.
Meskipun frustrasi karena kecenderungan pasangan Anda yang terlalu banyak bekerja atau workaholic, marah-marah dan menggerutu tidak akan berhasil untuk mengatasinya.
Alih-alih, sampaikan dengan nada positif apa yang terlewatkan oleh pasangan Anda karena bekerja lembur atau membawa pulang pekerjaan, hingga tidak memiliki waktu untuk Anda dan anak-anak kalian.
Kendalikan Perilaku Workaholic dari Pasangan
Selain itu, tak ada salahnya untuk mencoba untuk mengendalikan perilaku workaholic pasangan— yang mungkin membuat Anda kekurangan waktu untuk makan bersama keluarga, menjaga anak-anak lebih lama, dan lainnya.
Sebagai alternatif, Anda dapat mencoba membujuk pasangan Anda keluar dari mode kerja tersebut dengan menyarankan aktivitas yang dapat kalian berdua lakukan bersama.
Meskipun ini mungkin dianggap sedikit manipulatif, memberikan kesempatan yang akan dinikmati pasangan Anda dapat meredakan ketegangan di antara kalian. Selain itu, hal ini memungkinkan untuk kalian berdiskusi secara terbuka tentang masalah yang timbul dari kecenderungan workaholic yang dimiliki pasangan.
Luangkan Waktu untuk Diri Sendiri
Jangan ‘tenggelam’ dengan perilaku pasangan Anda yang sedang asyik dengan dunianya. Jika suami tidak ingin keluar rumah bersama Anda, tinggalkan dia di rumah dan ajak anak-anak ke bioskop, atau jika dia terlalu sibuk untuk mengambil cuti beberapa hari, lakukan perjalanan akhir pekan untuk mengunjungi keluarga, meskipun tanpa pasangan Anda.
Tak ada salahnya melakukan apa yang Anda inginkan tanpa menunggu si dia meluangkan waktu untuk Anda.
Artikel terkait: Psikolog: “Me time untuk ibu baru sangat penting!”, Ini alasannya
Kapan Perlu Mencari Bantuan Profesional?
Memecahkan masalah pernikahan terkait dengan pasangan yang gila kerja memang tak mudah dilakukan sendiri. Untungnya, psikolog dan konselor pernikahan tersedia untuk membantu menengahi diskusi terbuka antara Anda dan pasangan.
Jika pernikahan Anda dalam masalah serius karena pasangan bekerja terlalu banyak, maka konseling pernikahan bisa menjadi pilihan yang akan membantu.
Bahkan, jika Anda dapat dengan mudah mengajak pasangan untuk menjalani sesi terapi awal, Anda mungkin dapat membantunya untuk memahami beratnya masalah dan dampak yang ditimbulkannya pada keluarga dan hubungan kalian secara pribadi.
Selama sesi ini, penting untuk mendiskusikan penetapan batasan yang kalian berdua setujui yang tidak hanya akan membantu pasangan mengatasi perilaku workaholic-nya, tetapi juga membantu kalian berkomunikasi satu sama lain secara terbuka dengan kasih sayang dan empati.
Intinya, langkah pertama untuk mengatasi masalah pernikahan yang terkait dengan pasangan yang workaholic adalah memulai percakapan, mengungkapkan bagaimana perasaan Anda tentang perilaku tersebut, dan melakukan kompromi yang membuat Anda merasa lebih dihargai. Semoga Anda dan pasangan bisa melalui setiap tantangan di pernikahan.
Baca juga:
10 Hal yang Harus dilakukan Jika Merasa Tak Mencintai Suami Lagi
Tips Keluarga Bahagia : Menyikapi Masalah Dalam Pernikahan Secara Dewasa
Hati-hati, Ini 5 Masalah Umum yang Bisa Merusak Pernikahan
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.