Panjang Badan Ideal Bayi Baru Lahir hingga Usia 1 Tahun serta Faktor yang Memengaruhi
Idealkah panjang badan si Kecil sesuai usianya? Cek di sini, Parents!
Tahukah Parents, stunting dapat dideteksi sedini mungkin melalui panjang bayi baru lahir? Bayi baru lahir hingga usia 2 tahun biasanya diukur dengan cara telentang. Nah, hasil ukur tersebut disebut panjang badan.
Sementara, anak yang berusia 2 tahun ke atas sudah bisa berdiri tegak diukur dengan cara berdiri disebut tinggi badan. Standar antropometri panjang badan, tinggi badan, dan berat badan merupakan acuan dalam menilai status gizi bayi hingga dewasa.
Berikut panjang bayi baru lahir yang normal dan dikategorikan sehat menurut ahli. Apakah si Kecil Anda termasuk?
Daftar isi
Memahami Ukuran Tubuh Bayi
Bayi baru lahir memiliki tinggi badan antara 47-51 cm. Bayi laki-laki memiliki tubuh yang lebih panjang dibanding bayi perempuan.
Kementerian Kesehatan RI menetapkan ukuran ideal panjang bayi laki-laki antara 48.0 cm hingga 51.8 cm. Sedangkan ukuran ideal panjang bayi perempuan antara 47.3 cm hingga 51 cm.
Pada tahun pertama, bayi akan tumbuh pesat 50% dari panjang dan berat badannya.
Penelitian menunjukkan bahwa anak-anak dari negara manapun akan tumbuh sama bila gizi, kesehatan, dan pola asuh yang benar terpenuhi dalam keluarga.
Makanya, sangat penting untuk memperhatikan asupan gizi dan pola asuh. Dengan begitu, anak terhindar dari risiko stunting atau tubuh kerdil.
Panjang Bayi Baru Lahir hingga Usia 1 Tahun
Menteri Kesehatan RI telah mengadopsi standar antropometri untuk bayi dan anak-anak yang dikeluarkan oleh WHO. Standar ini digunakan sebagai acuan untuk mengenali ukuran normal panjang bayi.
Untuk menjawab rasa penasaran Parents, berikut rentang panjang bayi normal sejak bayi baru lahir hingga usia 1 tahun.
Usia | Bayi Laki-laki | Bayi Perempuan |
Baru Lahir | 48-55.6 cm | 47.3-54.7 cm |
1 bulan | 52.8-60.6 cm | 51.7-59.5 cm |
2 bulan | 56.4-64.4 cm | 55.0-63.2 cm |
3 bulan | 59.4-67.6 cm | 57.7-66.1 cm |
4 bulan | 61.8-70.1 cm | 59.9-68.6 cm |
5 bulan | 63.8-72.2 cm | 61.8-70.7 cm |
6 bulan | 65.5-74.0 cm | 63.5-72.5 cm |
7 bulan | 67.0-75.7 cm | 65.0-74.2 cm |
8 bulan | 68.4-77.2 cm | 66.4-75.8 cm |
9 bulan | 69.7-78.7 cm | 67.7-77.4 cm |
10 bulan | 71.0-80.1 cm | 69.0-78.9 cm |
11 bulan | 72.2-81.5 cm | 70.3-80.3 cm |
12 bulan | 73.4-82.9 cm | 71.4-81.7 cm |
Nah, sekarang Parents sudah bisa menentukan panjang badan si Kecil, kan?
Rentang panjang di atas merupakan rentang panjang bayi normal, maka apabila panjang bayi berada di bawah batas terendah dari rentang tersebut, itu menunjukkan bayi berisiko stunting atau pendek.
Akan tetapi, bila panjang bayi melebihi rentang tersebut, berarti bayi Parents memiliki tinggi di atas rata-rata bayi pada umumnya. Hanya saja, hal ini masih sangat langka terjadi di negeri kita.
Artikel terkait: Berat serta Tinggi Badan Ideal Anak dan Bayi, Ini Rumus Menghitungnya!
Faktor yang Memengaruhi Panjang Badan Bayi
Panjang badan bayi tidak serta merta ditentukan oleh keturunan atau perawakan dari orang tua. Ada banyak faktor yang berperan dalam pertumbuhan panjang bayi, di antaranya:
Genetik
Bayi yang lahir dari orang tua yang berbadan tinggi cenderung akan sama dengan orang tuanya begitu pula sebaliknya. Gen orang tua juga berpengaruh terhadap panjang badan bayi.
Status Gizi dan Kesehatan Ibu Hamil Memengaruhi Panjang Badan Bayi Baru Lahir
Penelitian menunjukkan bahwa status gizi dan kesehatan ibu saat hamil memengaruhi janin dan pertumbuhan bayi saat lahir.
Seperti status gizi ibu hamil, kekurangan energi kronik yang ditandai dengan ukuran lingkar lengan atas atau LILA (batas normal 23,5 cm), tekanan darah ibu saat hamil, serta kadar hemoglobin ibu sebelum maupun saat hamil.
Status gizi dan kesehatan ibu hamil yang normal berpengaruh baik pada bayi, tetapi apabila status kesehatan dan gizi buruk maka pertumbuhan bayi setelah lahir pun tidak optimal.
Gizi
Pertumbuhan dan perkembangan sangat didukung oleh asupan makanan bergizi seimbang.
Sumber makanan yang memenuhi asupan gizi seimbang akan memengaruhi pertumbuhan bayi dengan optimal.
Hormon
Peran hormon juga sangat penting dalam menentukan pertumbuhan bayi. Ketidakseimbangan hormon pertumbuhan dalam tubuh bayi akan memengaruhi pertumbuhan panjang badan bayi.
Kesehatan
Parents perlu menjaga kesehatan bayi terutama dari penyakit infeksi.
Pasalnya, ketika bayi terserang penyakit infeksi, tubuhnya akan mengeluarkan energi lebih dalam melawan penyakit, kuman atau virus, sehingga dapat memengaruhi pertumbuhan bayi.
Obat-obatan
Penggunaan obat jangka panjang seperti steroid termasuk prednison memiliki efek samping yang tidak baik terhadap pertumbuhan bayi.
Artikel terkait: Heat Rash pada Bayi: Penyebab, Gejala, Jenis, Pencegahan, dan Pengobatan
Manfaat Memperhatikan Panjang Bayi Baru Lahir dan Seterusnya
Penting untuk memantau pertumbuhan bayi setiap bulannya. Apalagi sejak lahir hingga usia 2 tahun, bayi mengalami pertumbuhan yang pesat.
Masa ini disebut masa emas atau golden period.
Dengan memantau pertumbuhan bayi setiap bulan, Parents dapat mendeteksi penyimpangan pertumbuhan sedini mungkin agar tidak terjadi gagal tumbuh pada masa emas ini.
Pemantauan setiap bulan ini telah terbukti mengoptimalkan pertumbuhan bayi dibandingkan dengan bayi yang tidak dipantau pertumbuhannya.
Parents dapat mencegah risiko bayi mengalami stunting dengan rutin melakukan pemantaun pertambahan panjang badan bayi. Sebisa mungkin optimalkan pertumbuhan di periode-periode emas ini.
Bagaimana jika Panjang Badan Bayi Saya Tidak Sesuai Standar?
Betapa bahagianya jika panjang badan si Kecil berada pada rentang yang normal seperti pada tabel di atas, ya. Namun demikian, adakalanya pertumbuhan panjang bayi terhambat dan tidak sesuai standar.
Jika terjadi demikian, sebaiknya Parents berkonsultasi pada ahli gizi di pelayanan kesehatan terdekat.
Hal ini bertujuan untuk mengetahui langkah tepat dalam menghadapi permasalah pertumbuhan yang dialami si Kecil.
Dengan mengatasi gangguan pertumbuhan sejak dini, ini dapat mencegah bayi terhindar dari perawakan kerdil atau stunting ketika dewasa nanti.
Artikel terkait: Pertambahan Berat Badan Bayi Setiap Bulan dan Tips Menjaganya Agar Tetap Ideal
Apa yang Harus Dilakukan agar Panjang Bayi Baru Lahir Bertambah dengan Baik?
Pemberian ASI Eksklusif untuk Optimalkan Panjang Badan Bayi Baru Lahir
Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan terbaik yang diberikan ibu kepada bayi baru lahir hingga usia 2 tahun. Penelitian membuktikan bahwa pemberian ASI eksklusif sejak lahir hingga 6 bulan berdampak baik terhadap pertumbuhan bayi.
ASI eksklusif berarti hanya memberikan ASI kepada bayi dan tidak memberikan makanan atau minuman lainnya termasuk air putih dan susu formula sampai usia 6 bulan.
Faktanya, ASI merupakan makanan paling aman, bersih, dan mengandung antibodi yang membantu melindungi bayi dari serangan penyakit.
ASI sudah memenuhi kebutuhan energi dan gizi yang dibutuhkan bayi hingga berusia 6 bulan.
Lain hal jika produksi ASI kurang atau kondisi kesehatan tertentu yang tidak memungkinkan ibu memberi ASI kepada bayi, maka susu formula diperbolehkan.
Penelitian menunjukkan bayi yang diberi ASI tampak lebih cerdas. Bayi yang diberi ASI juga mengurangi kemungkinan untuk kelebihan berat badan atau obesitas saat dewasa.
Di samping itu, menyusui juga berdampak baik bagi ibu untuk menurunkan risiko kanker payudara dan ovarium.
MPASI yang Padat Gizi
Nah, setelah bayi diatas 6 bulan, Parents sudah bisa mulai memberikan Makanan Pendamping ASI (MPASI). Pasalnya, di usia 6 bulan, ASI saja sudah tidak dapat memenuhi kebutuhan gizi si Kecil.
Bayi membutuhkan tambahan zat gizi makro dan mikro dari MPASI.
Usahakan Parents memberikan MPASI yang adekuat mengandung zat gizi tambahan berupa protein, lemak, zat besi, zinc, vitamin A, dan vitamin B untuk mengoptimalkan pertumbuhan bayi.
Memberi Stimulasi kepada Bayi
Penelitian telah membuktikan bahwa lingkungan bayi dan stimulus yang diperoleh sejak bayi dapat memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan otak bayi.
Periode awal setelah bayi lahir merupakan masa yang penting dalam pembentukan sel sel otak dan saraf.
Jumlah stimulasi yang diterima bayi secara langsung memengaruhi jumlah sinapsis yang terbentuk. Stimulasi yang berulang dan konsisten memperkuat koneksi dan membentuknya menjadi sinapsis yang permanen.
Tahukah Parents, sejak lahir hingga usia 3 tahun merupakan periode utama pembentukan jaringan dasar pada sinapsis otak si Kecil? Itu artinya, Ayah dan Bunda harus benar-benar memanfaatkan fase perkembangan yang penting ini.
Sebagian orang tua menganggap sepele stimulasi untuk bayi. Anggapannya, apa pentingnya berbicara pada bayi yang belum mengerti apalagi pandai berbicara?
Namun, ternyata anggapan ini salah. Memberi stimulus yang tepat kepada bayi sangat penting untuk tumbuh kembangnya.
Pada masa awal, bayi sebaiknya dikenalkan sejak dini dengan wajah manusia, suara, sentuhan, dan penciuman. Oleh karena itu, mainan terbaik bagi bayi adalah orang tuanya.
Saat Parents memanggil nama si Kecil, mengajaknya berbicara, menyentuh, dan menggerak-gerakkan tangan, di saat itu pula sinapsis otak bayi sedang terbentuk.
Hal ini berpengaruh pada kecerdasan dan pertumbuhan si Kecil.
Masa emas bayi merupakan periode penting dalam kehidupannya dan tidak dapat terulang kembali.
Jadi, jangan sampai Parents melewatkannya begitu saja, ya. Serta salah satu yang tidak boleh dilewatkan adalah mengukur panjang bayi setiap bulan.
What Is The Average Length For A Baby?
https://www.medicalnewstoday.com/articles/324728#average-lengths
What’s the Average Baby Length by Month?
https://www.healthline.com/health/parenting/average-baby-length
Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 2 Tahun 2020 Tentang Standar Antropometri Anak
Breastfeeding
https://www.who.int/health-topics/breastfeeding#tab=tab_1
Building Baby’s Intelligence: Why Infant Stimulation Is So Important
https://cchp.ucsf.edu/sites/g/files/tkssra181/f/buildbabyinten081803_adr.pdf
Baca juga:
6 Penyebab Berat Badan Bayi Susah Naik, Jangan Sampai Terabaikan!
Bukan hanya ASI kurang, ini 4 penyebab berat badan bayi turun tiba-tiba