Saat ini para orang tua dibuat khawatir terkait kondisi gagal ginjal akut atau acute kidney injury (AKI) yang secara misterius dialami anak-anak di Indonesia. Kondisi ini dikaitkan dengan penggunaan parasetamol sirup, bahkan baru-baru ini terdapat sejumlah jenis obat sirup yang ditarik dari peredaran karena diduga mengandung cemaran etilen glikol (EG) dan dietilen glikol (DEG).
Larangan Penggunaan Parasetamol Sirup untuk Sementara
Mengutip dari situs resmi Kemenkes, jumlah kasus yang dilaporkan hingga 18 Oktober 2022 sebanyak 206 dari 20 provinsi dengan angka kematian sebanyak 99 anak, di mana angka kematian pasien yang dirawat di RSCM mencapai 65%.
Menengok kasus yang terjadi di Gambia, India, gagal ginjal akut terjadi akibat penggunaan obat parasetamol sirup. Kandungan EG yang mengontaminasi bahan pelarut obat-obatan sirup, diketahui menjadi penyebab AKI di India.
Mengenai hal ini, dr. Piprim B. Yanuarso, Sp.A(K), selaku Ketua Umum Pengurus Pusat IDAI menyakinkan bahwa kasus di Indonesia belum tentu sama dengan yang terjadi di India. Menurutnya, belum diketahui apa yang menyebabkan AKI pada anak-anak di Indonesia.
“Di Indonesia belum konklusif atau belum ada sebab tunggal apa yang menyebabkan AKI. Ada teori MISC atau teori infeksi yang lain, seperti toksikologi. Jadi, saya tidak menganjurkan untuk stop (parasetamol), tetapi ini momentum untuk mengedukasi masyarakat agar lebih rasional ketika menggunakan obat-obatan. Konsultasikan dulu dengan dokter apa yang boleh dikonsumsi,” kata dr. Piprim.
Artikel terkait: Panduan Pemberian Paracetamol pada Anak dan Bayi dengan Dosis yang Benar
3 Kandungan Berbahaya yang Diduga Memicu Gagal Ginjal Akut
Perlu digaris bawahi bahwa sebenarnya yang berbahaya bukanlah parasetamol, melainkan bahan tambahan yang dipakai untuk membuat sediaan sirup. dr. Gita Permatasari, MD, juga menerangkan hal serupa agar Parents tidak keliru memahami informasi yang beredar.
“Sebenarnya bukan parasetamolnya yang berbahaya, karena parasetamol, kan, bahan aktifnya. Yang diketahui berbahaya adalah bahan tambahan yang dipakai saat membuat sediaan sirup/drop, atau bahan pelarutnya yang terkontaminasi zat kimia berbahaya,” kata dr. Gita kepada theAsianparent Indonesia.
Setelah melakukan penyelidikan dan investigasi, Kemenkes menemukan tiga zat kimia berbahaya dalam obat sirup yang diduga memicu gagal ginjal akut pada anak. Tiga zat kimia berbahaya tersebut, yaitu etilen glikol atau ethylene glycol (EG), dietilen glikol atau diethylene glycol (DEG), dan ethylene glycol butyl ether (EGBE).
Mengenai hal ini, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyatakan bahwa ketiga zat berbahaya ini adalah ketidakmurnian atau impurities dari zat kimia tidak berbahaya bernama polyethylene glycol.
Lebih jelasnya, polyethylene glycol adalah zat yang digunakan sebagai pelarut (solubility enhancer) di banyak obat-obatan sirup. Hasil dari penyidikan Kemenkes bersama dengan BPOM menyatakan bahwa obat-obatan sirup yang dikonsumsi anak yang terserang AKI mengandung bahan kimia berbahaya tersebut.
“Beberapa jenis obat sirup yang digunakan oleh pasien balita yang terkena AKI terbukti mengandung EG, DEG, EGBE, yang seharusnya tidak ada atau kadarnya sangat sedikit di dalam obat-obatan sirup,” kata Budi.
5 Jenis Obat Sirup yang Ditarik dari Peredaran karena Diduga Mengandung EG dan DEG
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), memberikan informasi mengenai sirup obat yang diduga mengandung cemaran EG dan DEG. BPOM telah melakukan sampling terhadap 39 bets dari 26 sirup obat sampai dengan 19 Oktober 2022. Berikut ini produk yang menunjukkan adanya kandungan cemaran EG yang melebihi ambang batas aman:
- Termorex Sirup (obat demam), produksi PT Konimex dengan nomor izin edar DBL7813003537A1, kemasan dus, botol plastik @60 ml.
- Flurin DMP Sirup (obat batuk dan flu), produksi Universal Pharmaceutical Industries dengan nomor izin edar DTL0332708637A1, kemasan dus, botol plastik @60 ml.
- Obat Unibebi Cough Sirup (obat batuk dan flu), produksi Universal Pharmaceutical Industries dengan nomor izin edar DTL7226303037A1, kemasan dus, botol plastik @60 ml.
- Unibebi Demam Sirup (obat demam), produksi Universal Pharmaceutical Industries dengan nomor izin edar DBL8726301237A1, kemasan dus, botol @60 ml.
- Unibebi Demam Drops (obat demam), produksi Universal Pharmaceutical Industries dengan nomor izin edar DBL1926303336A1, kemasan dus, botol @15 ml.
Akan tetapi, BPOM dalam laman Instagram resminya menyatakan bahwa hasil uji cemaran EG tersebut belum dapat mendukung kesimpulan bahwa penggunaan sirup obat tersebut memiliki keterkaitan dengan kejadian gagal ginjal akut.
Hal ini dikarenakan masih ada beberapa faktor risiko penyebab gagal ginjal akut seperti infeksi virus, bakteri Leptospira, dan Multisystem Inflammatory Syndrome in Children (MIS-C) alias sindrom peradangan multisistem setelah COVID-19.
Artikel terkait: Waspada Penggunaan Obat Sirup! Berikut Saran IDAI Soal Parasetamol Untuk Anak Balita
Penanganan Demam Tanpa Obat Parasetamol
Dr. Gita mengatakan bahwa sebenernya penanganan demam pada anak bisa dilakukan dengan tanpa obat terlebih dahulu.
“Sebaiknya diusahakan terapi lainnya dulu. Seperti cukup minum minimal 8 gelas/hari, awasi jumlah urine anak yang idealnya 0,5-1,0 ml/kgbb/jam, gunakan pakaian tipis, untuk memudahkan evaporasi suhu tubuh, kompres hangat di dahi, lipat leher, lipat ketiak, lipat sela paha, lakukan skin to skin kontak lebih sering, dan gunakan essential oil seperti peppermint pada telapak kaki. Bila setelah melalukan cara ini demam masih di atas 38,6ºC baru konsumsi parasetamol sesuai dosis berat badan yang dianjurkan dokter.”
Selain itu, dr. Piprim juga mengingatkan agar orang tua tidak panik ketika mendapati si kecil demam. Sebab, sebenarnya demam adalah mekanisme pertahanan tubuh alami untuk melawan infeksi virus atau bakteri.
Jadi, sebelum benar-benar mengonsumsi obat parasetamol untuk anak, Parents bisa melakukan beberapa langkah sederhana untuk menurunkan demam.
“Sebenarnya selesma atau batuk pilek itu tidak butuh obat, ya. Demam itu sebenarnya mekanisme pertahanan tubuh untuk mengusir virusnya. Jadi kalau anak demam sebenarnya sedang ada proses peperangan tubuhnya untuk mengusir virusnya. Mungkin bisa diusahakan dengan kompres hangat dulu jangan buru-buru kasih obat,” terang dr. Piprim.
Bila Parents khawatir demam tak kunjung turun dengan cara alami, konsultasikan dengan dokter terkait obat apa yang aman dan tepat untuk kondisi si kecil. Termasuk apakah si kecil perlu mengonsumsi parasetamol berbentuk puyer atau tidak.
***
Dengan mengetahui informasi ini, termasuk tentang jenis-jenis obat sirup yang saat ini ditarik dari peredaran, diharapkan Parents perlu waspada saat memberikan obat untuk anak. Pun ingat untuk tidak langsung panik saat si kecil demam.
Baca juga:
IDAI Laporkan 131 Anak Indonesia Terserang Penyakit Ginjal Misterius
4 Fakta Kasus 66 Anak Gambia Meninggal Akibat Sirup Paracetamol
Antisipasi Hepatitis Misterius Meluas, DKI Setop Sekolah Tatap Muka
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.