Dilaporkan puluhan anak meninggal dunia karena alami gagal ginjal akut diduga setelah mengonsumsi sirup paracetamol di India. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut sirup tersebut adalah empat obat batuk produksi Maiden Pharmaceuticals, India.
Meningkatnya kematian anak-anak dalam tiga bulan terakhir membuat pemerintah Gambia dan WHO serius melakukan penyelidikan terhadap obat yang beredar di negara kecil Afrika Barat itu.
Fakta Obat Paracetamol Maut di Gambia
-
Korban Meninggal Bertambah
Sumber: pexels/cottonbro
Dilansir dari DW, terdapat tiga anak meninggal pada akhir pekan lalu karena cedera ginjal akut seusai meminum sirup paracetamol. Dalam laporan terbaru, kini jumlah kematian yang diduga penyebabnya obat sirup tersebut bertambah menjadi 69 anak.
Pihak berwenang Gambia melaporkan, setidaknya 81 anak masih menjalani perawatan di rumah sakit.
-
Terdapat 2 Kandungan Bahan Berbahaya
Kasus tersebut membuat WHO turun tangan dengan menghubungi regulator obat nasional India pada 29 September lalu.
“(Kami meminta WHO membagikan laporan yang menetapkan) hubungan sebab kematian dengan produk medis yang bersangkutan,” tulis pernyataan resmi regulator obat India dikutip dari laman Detik Health.
Sumber: pexels/thisisengineering
Berdasarkan analisis laboratorium, WHO menemukan adanya bahan berbahaya dalam obat batuk tersebut, antara lain dietilen glikol dan etilen glikol. Kedua bahan itu dapat menyebabkan gagal ginjal akut.
Selain itu, WHO juga menyatakan zat-zat itu beracun bagi manusia dan bisa berakibat fatal. Efek racunnya mencakup muntah, sakit perut, diare, ketidakmampuan untuk buang air kecil, perubahan kondisi mental, sakit kepala, cedera ginjal akut hingga kematian.
Artikel terkait: Sering Digunakan Saat Demam, Ini Manfaat dan Efek Samping Obat Paracetamol
-
Obat Batuknya Hanya Diekspor ke Negara Ini
Sejauh ini, keempat obat batuk buatan Maiden Pharmaceuticals hanya diekspor ke Afrika Barat. Meski begitu, pemerintah India tetap memantau lebih lanjut kemungkinan negara lain yang menerima ekspor obat sirup itu.
Sumber: pexels/towfiqubarbhuiya
Otoritas setempat menyebut jika empat sirup itu secara resmi tidak untuk diedarkan di wilayah India, tetapi WHO meyakini masyarakat mendapat akses obat-obatan tersebut dari pasar informal atau wilayah lain.
-
Presiden Gambia Beri Tanggapan
Presiden Gambia memberi respons atas beredarnya kabar obat batuk yang membuat puluhan anak meninggal dunia beberapa bulan terakhir. Adama Barrow menegaskan jika kondisi tersebut mulai terkendali.
Dirinya menyebut hanya ada dua orang yang teridentifikasi mengalami hal serupa di dua minggu terakhir. Mengutip laman Reuters, pihak berwenang melakukan penyidikan bulan lalu usai dokter menemukan sejumlah anak alami gejala setelah mengonsumsi paracetamol yang dijual secara lokal untuk mengobati demam.
Sumber: vecteezy/nontanun
“Cedera ginjal sebabkan 66 kematian anak dalam tiga bulan terakhir,” kata Barrow dalam pidato negara.
Sementara itu, pemerintah Gambia juga telah memerintahkan importir dan toko untuk menangguhkan penjualan seluruh merek sirup paracetamol di Afrika Barat. Obat juga telah ditarik dari semua rumah tangga dan apotek.
***
Seram, mengonsumsi obat paracetamol agar sembuh malah membuat puluhan anak sakit keras hingga meninggal dunia. Semoga kasus ini dapat segera terselesaikan dan tidak memakan korban jiwa lagi. Sebagai pelajaran, tidak ada salahnya juga Parents berkonsultasi terlebih dulu ke dokter sebelum memberikan anak obat untuk dikonsumsi, ya.
Baca juga:
Minum Paracetamol dan Ibuprofen Secara Bersamaan, Boleh Tidak Sih?
9 Cara Alami Mengatasi Demam pada Anak Sebelum ke Dokter, Wajib Simak!
Lebih Aman Digunakan, Inilah Solusi untuk Meredakan Pilek Si Kecil
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.