Tanpa disadari, ternyata di sekitar kita ada banyak obat mual muntah untuk anak.
Sebut saja jahe, cengkih, dan salah satu yang pasti ada di rumah Anda adalah air putih!
Ya, ketika buah hati Anda mengalami mual dan muntah, jangan langsung panik, Bunda.
Anda cukup mengurangi rasa mual dan menghentikan muntah dengan obat mual muntah anak berikut ini.
Artikel terkait: Jangan Panik, Ini 8 Cara Mengatasi Muntah pada Anak 1 Tahun
Waspada Dehidrasi Saat Anak Mual dan Muntah
Mual adalah sensasi muntah yang akan dikeluarkan dari mulut, umumnya sering disertai dengan perubahan otonom, seperti keluarnya air liur dan peningkatan denyut jantung.
Mual dan muntah biasanya terjadi secara berurutan, dan dapat juga terjadi secara terpisah.
Misalnya, muntah terjadi tanpa mual sebelumnya sebagai akibat dari peningkatan tekanan intrakranial (tekanan dalam rongga kepala), atau mual tidak selalu diikuti dengan muntah.
Biasanya muntah merupakan mekanisme perlindungan yang menyediakan sarana untuk mengeluarkan racun potensial dari dalam tubuh.
Namun pada beberapa kasus, juga bisa mengindikasikan adanya penyakit serius.
Misalnya, adanya masalah obstruksi usus di mana muntahan anak mengeluarkan darah atau empedu –perlu diperiksa oleh dokter segera.
Serangan muntah pada anak umumnya tidak berbahaya, dan akan berlalu dengan cepat –biasanya penyebabnya adalah keracunan makanan.
Akan tetapi, ketika bayi atau anak-anak muntah, yang paling dikhawatirkan adalah ia mengalami dehidrasi.
Dibandingkan orang dewasa, anak yang mengalami muntah lebih cepat mengalami dehidrasi.
Tanda-tanda dehidrasi:
- Terlihat sangat lelah dan lemah
- Rewel
- Mulut kering
- Lebih sedikit air mata saat menangis
- Kulit terasa dingin
- Mata tampak cekung
- Sangat jarang buang air kecil dan air seninya berwarna kuning gelap
Apabila buah hati Anda menunjukkan beberapa gejala di atas ini, segera lakukan pertolongan pertama pada dehidrasi di rumah.
Artikel terkait: Dehidrasi pada Anak Dapat Memengaruhi Kognitifnya, Yuk, Lakukan 4 Langkah Pencegahan Berikut!
Daftar Obat Mual Muntah Anak
Ini adalah daftar obat mual muntah anak yang bisa Anda berikan di rumah, melansir dari laman WebMD.
1. Air Putih
Muntah bisa menyebabkan si Kecil dehidrasi. Untuk mencegah dan meredakan dehidrasi, usahakan anak untuk tetap minum.
Namun, sarankan ia minum dalam jumlah sedikit terlebih dahulu.
Mulailah dengan seteguk air putih atau beberapa sendok makan setiap beberapa menit –Anda bisa mengganti air putih dengan kepingan es batu.
Bahkan jika muntah berlanjut, meski cairan yang masuk masih sedikit, sebagian cairan itu tetap akan terserap secara optimal ke tubuhnya.
Seiring bertambahnya waktu, bila Parents memberinya minum secara rutin, cairan di tubuhnya akan terus bertambah dan menghidrasi tubuhnya.
Setelahnya, pastikan si Kecil buang air kecil (BAK) secara teratur.
2. Soda Lemon
Selama bertahun-tahun orang tua zaman dahulu percaya bahwa soda lemon atau lime soda dan ginger ale mampu mengganti cairan yang hilang di tubuh anak yang diakibatkan muntah atau diare –dan banyak dokter juga yang masih merekomendasikannya.
3. Larutan Rehidrasi
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa solusi rehidrasi oral atau cairan elektrolit lebih baik untuk anak.
Minuman yang berasal dari larutan rehidrasi ini menawarkan jumlah gula dan garam yang tepat untuk kebutuhan tubuh anak, serta lebih mudah dicerna dan menawarkan nutrisi yang mampu meningkatkan energi pada tubuh anak.
Sebagai alternatif, Parents bisa memberikan minuman olahraga yang dicampur dengan air putih dengan perbandingan yang sama.
Namun, sebelum memberikan cairan elektrolit, ada baiknya Anda memberi anak minum air putih dulu.
Berikut ini perkiraan kebutuhan cairan dan elektrolit oral berdasarkan berat badan anak, melansir di laman Healthy Children.
|
Berat Badan
|
Kebutuhan Cairan Harian Minimum
|
Larutan Elektrolit yang Disarankan untuk Diare Ringan
(selama 24 jam)
|
2,7–3,15 Kg
|
300 ml
|
380 ml
|
4,95 Kg
|
450ml
|
690 ml
|
9,9 Kg
|
750 ml
|
1.200 ml
|
11,7 Kg
|
840 ml
|
1.320 ml
|
14,85 Kg
|
960 ml
|
1.530 ml
|
18 Kg
|
1.140 ml
|
1.830 ml
|
*Catatan: Ini adalah jumlah cairan terkecil yang dibutuhkan anak normal. Kebanyakan anak minum lebih dari ini.
4. Jus Buah
Beberapa buah bisa Anda jadikan jus di mana manfaatnya sama seperti cairan-cairan di atas, yaitu jus buah apel atau cranberry.
5. Kaldu Bening
Sebagai pengganti cairan dan meningkatkan energinya, Parents bisa memberinya kaldu bening. Berikan kaldu dalam suhu suam-suam kuku.
Artikel terkait: Anak-anak lebih berisiko alami dehidrasi daripada orang dewasa, apa sebabnya?
6. Obat-obatan
Muntah pada anak biasanya akan hilang dengan seiring berjalannya waktu.
Jadi, alih-alih langsung memberinya obat yang dijual bebas, ada baiknya Anda mengobati si Kecil dengan obat mual muntah anak sederhana seperti yang dijabarkan di atas.
Di sisi lain, obat-obatan yang dijual bebas belum tentu dapat membantu menyembuhkan mual muntah.
Terutama jika penyebabnya adalah virus, ditambah dampak dari efek samping yang mungkin ditimbulkan.
Pengobatan mual dan muntah untuk orang dewasa umumnya berbeda pada anak. Pada anak, biasanya dokter akan meresepkan obat jenis ini –melansir MSD Manuals:
- Prometazin adalah penghambat reseptor H1 (antihistamin) yang menghambat respons pusat muntah terhadap stimulan perifer. Ini obat yang diperuntukan anak berusia kurang dari 2 tahun dengan dosis 0,25 hingga 1 mg/kg (maksimum 25 mg) per oral, dan diminum setiap 4 hingga 6 jam.
- Proklorperazin adalah penghambat reseptor dopamin lemah yang menekan zona pemicu kemoreseptor. Bisa dikonsumsi anak berusia kurang dari 2 tahun dengan berat 9-13 kg 2,5 mg per oral setiap 12-24 jam; lalu anak berat 13-18 kg 2,5 mg per oral setiap 8-12 jam; anak berat 18-39 kg 2,5 mg per oral setiap 8 jam; anak berat lebih dari 39 kg 5-0 mg per oral setiap 6-8 jam.
- Metoklopramid adalah antagonis reseptor dopamin yang bekerja baik secara sentral maupun perifer dengan meningkatkan motilitas lambung dan menurunkan impuls aferen ke zona pemicu kemoreseptor. Dosis 0,1 mg/kg per oral setiap 6 jam (maksimum 10 mg/dosis).
- Ondansetron adalah penghambat reseptor serotonin (5-HT3) selektif yang menghambat inisiasi refleks muntah di perifer. Bisa dikonsumsi anak usia 2-4 tahun dosis 2mg/kg setiap 8 jam; usia 4-11 tahun dosis 4 mg setiap 8 jam; usia di atas 12 tahun 8 mg setiap 8 jam.
7. Jahe
Jahe sudah digunakan selama ribuan tahun untuk mengurangi rasa sakit dan sakit perut.
Para peneliti percaya, bahan kimia dalam jahe bekerja di perut, usus, otak dan sistem saraf dalam mengendalikan mual.
Jahe aman diberikan kepada anak berusia di atas 2 tahun.
Jika Anda kurang yakin, konsultasikan dengan dokter anak Anda.
8. Akupresur
Metode yang mirip dengan metode akupunktur Tiongkok kuno ini telah membantu banyak orang dalam meredakan mual.
Akupresur memberi tekanan pada satu bagian tubuh untuk membawa perubahan di bagian tubuh lainnya.
Untuk mencoba metode ini pada anak, gunakan jari tengah dan telunjuk Anda untuk menekan alur di antara dua tendon besar di bagian dalam pergelangan tangannya, dimulai dari telapak tangan mereka.
Cara ini katanya berkhasiat dalam meredakan mual anak.
9. Hindari Makanan Berat
Setelah muntah, jangan langsung mengonsumsi makanan berat atau padat selama 24 jam pertama untuk menghindari kemungkinan muntah lanjutan.
Sebab, makanan padat sering merangsang anak untuk muntah kembali.
Alih-alih memberinya makanan berat, Parents bisa memberikan agar-agar kepada si Kecil.
Bahan yang dibutuhkan adalah 1 sendok teh (5 ml) bubuk agar-agar (gelatin rasa) dan 4 ons air.
Campur kedua bahan tersebut, lalu didihkan. Setelah itu angkat dan dinginkan.
Cairan ini tidak hanya akan membantu mencegah dehidrasi, tetapi juga membantu menghentikan muntah si Kecil.
Artikel terkait: 7 MPASI Instan untuk Bayi Rekomendasi di 2022, Aman dan Lezat
Penyebab Mual Muntah pada Anak
Berikan anak air putih dalam jumlah yang sangat sedikit setelah ia muntah.
Dijelaskan dalam laman MSD Manuals, penyebab muntah bervariasi menurut usia anak.
Levelnya juga berkisar dari “tidak berbahaya” hingga berpotensi “mengancam nyawa”.
Bayi
Muntah pada bayi biasanya berupa meludah dalam jumlah kecil (biasanya <5 hingga 10 mL) selama atau segera setelah menyusu dan sering kali saat bersendawa.
Istilah muntah pada bayi ini kerap disebut dengan gumoh. Penyebabnya ada beberapa, yaitu:
- Menyusui terlalu cepat
- Menelan udara terlalu banyak
- Minum susu berlebihan
- Masalah kesehatan yang lebih serius pada bayi (neonates), seperti gastroenteritis virus akut, refluks gastroesofagus, stenosis pylorus, obstruksi usus (misalnya, ileus mekonium, volvulus, atresia usus, stenosis), atau intususepsi (biasanya terjadi pada bayi berusia 3-36 bulan)
Anak yang Lebih Besar
Penyebab paling umum mual dan muntah pada anak adalah:
- Gastroenteritis virus akut
- Infeksi nongastrointestinal yang dapat menyebabkan beberapa episode muntah
- Infeksi serius seperti meningitis dan pielonefritis
- Sakit perut akut seperti radang usus buntu
- Peningkatan tekanan intrakranial sekunder dari lesi yang menempati ruang yang misalnya yang disebabkan oleh trauma atau tumor
- Muntah siklik
Remaja
Sementara pada anak remaja, penyebab muntah juga bisa terkait dengan kehamilan, gangguan makan, dan mengonsumsi racun (misalnya, asetaminofen, zat besi, etanol).
Kapan Harus Menghubungi Dokter?
Saatnya anak Anda mendapatkan perhatian medis jika ia mengalami ini:
- Berusia di bawah 12 minggu
- Muntah lebih dari sekali selama lebih dari 8 jam
- Menunjukkan tanda-tanda dehidrasi, atau Parents curiga anak makan atau minum sesuatu yang beracun
- Seperti kebingungan atau linglung
- Demam tinggi
- Sakit kepala
- Muncul ruam di kulitnya
- Lehernya terasa kaku
- Mengeluh sakit perut
- Terdapat darah atau empedu pada muntahannya, atau Parents berpikir anak mungkin menderita radang usus buntu
- Susah bangun dari tidurnya dan terlihat lemah sekali.
Bila si Kecil mengalami gejala-gejala di atas, kemungkinan ia mengalami masalah kesehatan yang serius. Segera bawa anak ke dokter.
Baca juga:
Mengatasi bayi muntah atau gumoh, bagaimana caranya?
Muntah pada Bayi: Penyebab dan Cara Mengatasinya
Anaknya sering muntah, Mytha Lestari malah bersyukur, apa alasannya?
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.