Parents mungkin sudah mendengar adanya obat Covid AstraZeneca. Ya, perusahaan farmasi asal Inggris, AstraZeneca, memang tengah melakukan pengembangan untuk menemukan obat sebagai upaya penanganan Virus Corona.
Setelah sukses mengambangkan vaksin yang digunakan secara global, AstraZeneca juga diketahui tengah mengembangkan obat Covid-19. Obat yang dikembangkan ini memiliki nama atau nomor kode AZD7442 dan tengah melewati sejumlah fase uji klinis.
Lebih lanjut mengenai obat yang tengah dikembangkan, Parents bisa simak fakta tentang obat Covid buatan AstraZeneca yang telah kami rangkum dari berbagai sumber berikut ini.
Artikel terkait: Penyintas COVID-19, Ini Aturan Terbaru Vaksinasi yang Perlu Diketahui
Fakta Obat Covid Astrazeneca yang Telah Lalui Fase Uji Klinis
1. AstraZeneca AZD7442 di buat dari campuran dua antibodi
Temuan obat Covid AstraZeneca.
Dilansir dari Reuters pada 12 Oktober 2021, AstraZeneca membuat obat dari kombinasi dua antibodi.
Mengutip rilis perusahaan, kedua antibodi yang digunakan atau disebut long-acting antibody (LAAB) yaitu tixagevimab (AZD8895) dan cilgavimab (AZD1061) yang merupakan turunan dari B-cells yang didonasikan dari plasma konsevalen pasien yang telah terkena virus SARS-CoV-2.
Campuran antibodi ini ditemukan oleh Vanderbilt University Medical Center dan kemudian dilisensikan oleh AstraZeneca pada bulan Juni 2020 yang kemudian dioptimalkan kembali.
Hasilnya, campuran ini bisa memberikan ketahanan tubuh terhadap SARS-CoV-2 lebih baik dibanding antibodi biasa dan bisa bertahan hingga 12 bulan.
2. Obat Covid AstraZeneca diberikan melalui suntikan
AZD7442 telah terbukti bisa menyelamatkan nyawa dan mencegah perburukan ketika diberikan pada minggu pertama gejala Covid-19 muncul. AstraZeneca AZD7442 bukan obat yang dikonsumsi oral tetapi diberikan melalui suntikan.
Setelah beberapa uji coba, ini akan jadi obat pencegahan dan pengobatan Covid-19 pertama.
Obat AZD7442 memang ditujukan untuk orang yang tidak memiliki kekebalan cukup baik atau kuat untuk merespon vaksin.
Beberapa contohnya antara lain para penderita atau orang yang menjalani kemoterapi untuk kanker dan penerima transplantasi organ di mana kondisi tubuhnya tidak cukup kuat untuk membentuk antibodi seperti orang normal.
Artikel terkait: Waspada Covid Varian R.1, Apakah Mutasi Ini Lebih Berbahaya dari Delta?
3. Beda obat AZD7442 dengan vaksin AstraZeneca
Sama-sama diproduksi oleh AstraZeneca, AZD7442 ini ternyata punya perbedaan dengan versi vaksinnya. Obat ini mengandung antibodi yang dibuat sedemikian rupa agar bisa bertahan di dalam tubuh selama beberapa bulan untuk melawan virus SARS-CoV-2 apabila terjadi infeksi.
Sementara versi vaksin yang sudah digunakan secara global bekerja dengan cara berbeda. Vaksin akan sangat bergantung dengan kemampuan tubuh sang penerima.
Untuk bisa melawan virus SARS-CoV-2 vaksin harus didukung kemampuan tubuh untuk mengembangkan antibodi yang akan menangkal infeksi atau paparan virus Covid-19.
4. Hasil uji klinis obat Covid AZD7442
Obat Covid AZD7442 buatan AstraZeneca diklaim bisa mencegah perburukan atau kematian hingga 50 persen dari pasien yang tidak dirawat di rumah sakit dan memiliki gejala baru selama tujuh hari atau kurang.
Hasilnya semakin baik pada pasien yang memulai terapi pada lima hari pertama gejala muncul, dan bisa cegah kerusakan jika diberikan segera setelah diagnosis.
Selanjutnya, uji klinis juga akan terus dilakukan AstraZeneca dengan melibatkan lebih dari 900 orang partisipan di 13 negara.
Diketahui 90 persen partisipan yang terlibat adalah mereka yang rentan terkena Covid-19 seperti penderita kanker dan diabetes. Separuh menerima dosis AZD7442 dan sisanya mendapatkan placebo. Hasil uji coba ini akan secara lengkap diserahkan untuk dipublikasikan dalam jurnal peer-review.
Artikel terkait: Benarkah Indonesia Telah Menang Atas COVID-19? Ini Kata Dokter Tirta
5. Potensi obat Covid AstraZeneca di masa depan
Dalam rilis perusahaan tersebut pada yang dikutip Reuters, Mene Pangalos eksekutif AstraZeneca mengungkap harapan positif. Ia mengungkap bahwa hasil uji klinis ini akan membuka potensi penggunaan obat Covid AstraZeneca di masa depan sebagai salah satu upaya pencegahan non-vaksin.
“Jika dan ketika ini disetujui, itu akan digunakan dalam pengobatan juga. Tetapi pembeda sebenarnya untuk antibodi ini adalah dalam profilaksis atau mencegah penyakit,” katanya, Mene Pangalos.
6. AstraZeneca mengajukan penggunaan darurat di AS
Di bulan Oktober 2021, AstraZeneca juga tengah mengajukan penggunaan obat Covid-19 ini untuk dapat digunakan di AS. Sebelumnya terapi ini telah disetujui untuk penggunaan darurat di AS sebagai obat Covid-19 dari gejala ringan hingga sedang.
AstraZeneca juga tengah meminta Administrasi Makanan dan Obat-obatan (FDA) AS agar bisa mendapatkan izin penggunaan darurat AZD7442 untuk terapi pencegahan. Juru bicara AstraZeneca juga ungkapkan bahwa mereka juga mengirimkan data hasil berbagai studi AZD7442 ke regulator kesehatan global.
Itulah fakta dan ulasa seputar obat Covid Astrazeneca yang berbeda dengan versi vaksinnya. Semoga bermanfaat, ya!
****
Baca juga:
Vaksin Pfizer Akan Dibagi Gratis, Bagaimana Efikasi dan Efek Sampingnya?
Memahami Terapi Plasma Konvalesen pada COVID-19, Ini Manfaat dan Efek Samping
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.