Presiden Jokowi resmi membuka Pabrik Minyak Makan Merah (MMM) di Deli Serdang, Sumatera Utara. Menjadi kali pertama, pembangunan ini diharapkan bisa menjadi angin segar bagi petani sawit dan masyarakat.
“Kita bangun Pabrik Minyak Makan Merah ini yang pertama kali dan ini kita harapkan dapat memberi nilai tambah yang baik bagi petani sawit, utamanya yang sudah dalam bentuk koperasi. Jadi harga TBS (tandan buah segar) sawit tidak naik dan turun karena di sini semuanya diolah menjadi barang jadi yaitu menjadi minyak makan merah,” ungkap Presiden Jokowi, melansir kanal Youtube Sekretariat Presiden.
Lanjut Presiden, minyak satu ini harganya lebih terjangkau dibandingkan minyak goreng yang beredar di pasaran. Pun kandungannya bergizi.
Lantas, apa yang menjadi keistimewaan produk ini? Baca artikel ini sampai selesai.
Fakta Menarik Minyak Makan Merah, Lebih Murah dan Bergizi
1. Definisi Minyak Makan Merah
Mengutip situs resmi Indonesia Baik, minyak makan merah disebut juga refined palm oil. Minyak makan merah merupakan produk dari minyak sawit mentah (CPO) yang setelah proses penyulingan tidak berlanjut ke tahap selanjutnya.
Mengapa namanya minyak makan merah? Karena warnanya terang mencolok dan aromanya lebih kuat. Warna merah berasal dari kelapa sawit berwarna merah tua.
Artikel terkait: Selain Kelapa Sawit, Ini 7 Bahan Pengganti Minyak Goreng untuk Memasak
2. Kandungan Gizi
Menjadi produk turunan minyak kelapa sawit, produk ini ditengarai lebih sehat dan bergizi.
Alasannya karena minyak ini non-GMO, bebas trans-fat, bebas PHO (partially hydrogenated oil/minyak hasil hidrogenasi sebagian), dan diproses pada suhu rendah sehingga dapat dikonsumsi secara langsung maupun tidak langsung.
Ada beragam manfaat sehingga produk ini cocok digunakan sebagai pewarna alami. Warnanya yang menarik membuatnya dimanfaatkan untuk produk olahan UKM seperti margarin, keju nabati, fat replacer, bahkan dapat diformulasi pada produk sabun alami dan skin care.
Melansir situs resmi Kementerian Pertanian, menurut Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS), minyak makan merah masih mempertahankan kandungan senyawa fitonutrien yang meliputi karoten sebagai sumber vitamin A, tokoferol dan tokotrienol sebagai vitamin E, dan squalene.
Itulah sebabnya minyak satu ini dapat digunakan untuk menumis bahan pangan, salad dressing, serta bahan baku margarine dan shortening.
Kandungan asam oleat dan asam linoleat dalam minyak makan merah berfungsi untuk pembentukan dan perkembangan otak, transportasi, dan metabolisme pada anak. Produk ini bahkan berpotensi digunakan sebagai pangan fungsional untuk pencegahan stunting.
Tak hanya itu, melansir laman Palm Oil Agribusiness Strategic Policy Institute, MMM dapat mencegah dan mereduksi penyakit kardiovaskular.
Komposisi asam oleat dan linoleat di dalamnya lebih tinggi dibandingkan palmitat dibandingkan minyak makan konvensional, tokoferol dan tokotrienol, yang dapat mengurangi tekanan darah sistolik serta mengurangi efek stroke hingga 50%.
Jika dibandingkan dengan minyak sawit, minyak merah mengandung 50% asam lemak jenuh, 40% asam lemak tak jenuh, dan 10% asam lemak jenuh ganda.
Nutrisi yang dimiliki minyak sawit merah menjadikannya salah satu minyak paling bergizi dan sumber karoten alami terkaya seperti alfa-karoten, beta-karoten, dan likopen.
Artikel terkait: 6 Cara Menjernihkan Minyak Goreng Bekas Pakai, Yuk Catat!
3. Perbedaan MMM dengan Minyak Goreng
Perbedaan mencolok terletak pada warna. Minyak goreng sawit warnanya bening, sementara minyak makan merah berwarna merah terang.
“Jadi minyak makan merah ini dibuat dari buah sawit yang diproses menjadi crude palm oil (CPO) yang kemudian disaring tanpa dilakukan proses pemucatan (bleaching) sehingga warna merah jingga dari buah sawitnya masih ada,” jelas Ketua Pusat Studi Sawit Institut Pertanian Bogor (IPB) atau Ketua PUSDI SAWIT IPB Prof. Dr. Ir. Budi Mulyanto, MSc. melansir laman Kontan.
Ketiadaan proses mengubah warna minyak menjadi bening inilah yang membuat kandungan vitamin A dan E tetap terjaga.
“Kalau minyak goreng yang biasa kita pakai itu diperoleh dari CPO yang telah disaring kemudian dipucatkan dengan menambahkan bleaching earth misalnya bentonite. Nah, penambahan bahan bleaching ini akan menyerap bahan-bahan yang menyebabkan warna merah sehingga minyak menjadi bening bersih, namun kehilangan nutrisi penting bagi kesehatan,” lanjutnya.
Keunggulan lainnya adalah harga yang lebih bersaing dibandingkan minyak goreng sehingga lebih ekonomis dan bisa dijangkau masyarakat.
4. Apakah Warna Merahnya Dapat Mengubah Rasa Makanan?
Menjawab kekhawatiran ini, channel Youtube Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) merilis sebuah video memasak menggunakan MMM.
Dalam video itu, Chef Dwi Rachman memasak nasi goreng, ayam goreng kalasan, telur dadar serta oseng sayuran.
Ternyata, memasak dengan minyak yang panas ini menghemat pemakaian api. Dengan api kecil pun, minyak makan merah lebih cepat panas dibandingkan minyak goreng.
Usai memasak, perbedaan yang kentara hanyalah warnanya.
“Minyak makan merah ini mengandung Provitamin A dan E, bisa dibilang lebih banyak kandungan gizinya. Perbedaan signifikan terlihat pada tekstur warna dan rasa,”
“Warnanya sedikit kemerahan tapi rasanya tidak ada perubahan. Rasanya lebih kompleks dan sedikit khas kelapa sawit,” kata Chef Dwi, dikutip Jumat (15/3/2024).
“Gizi dan vitaminnya banyak tetapi harga lebih murah. Saya kira ini menjadi tren baik untuk urusan goreng menggoreng,” sambung Presiden Jokowi.
Urusan harga, produk yang disingkat MMM ini rencananya akan dibanderol dengan harga Rp9.000,- per liter.
Angka yang jauh lebih terjangkau jika dibandingkan pasaran harga minyak goreng curah yang Harga Eceran Tertinggi (HET)-nya mencapai Rp14.000,- per liter.
Bagaimana, Parents, tertarik mencoba minyak makan merah ini?
Baca juga:
4 Perbedaan Minyak Goreng Curah dan Kemasan, Mana yang Lebih Berkualitas?
Kenali Aneka Ciri Minyak Goreng Palsu, Jangan Sampai Terkecoh!
7 Cara Membuang Minyak Goreng Bekas Agar Tak Cemari Lingkungan