Salah satu upaya menjalankan pola gaya hidup sehat dilakukan dengan mengatur pola makannya. Ada yang dengan teliti menghitung satuan kalori yang masuk ke tubuhnya, ada juga yang menjalankan beragam metode diet, termasuk melalui metodw puasa intermiten,
Belakangan ini, pola diet puasa intermiten memang cukup ramai dilakukan penggiat hidup sehat. Merupakan jenis puasa yang mengatur pola makan di antara waktu makan dan puasa. Fokusnya bukan di jenis makanan apa yang bisa atau tidak bisa dimakan, tapi lebih ke bagaimana mengatur kapan makanan tersebut bisa dikonsumsi.
Metode puasa intermiten yang bisa dilakukan beragam. Pada laman Healthline juga menuliskan ada 6 metode puasa intermiten. Jika Anda penasaran dan ingin mencobanya, cek metode puasa intermiten berikut ini, yuk.
6 Metode Puasa Intermiten, Solusi Baru Turunkan Berat Badan
1. Metode puasa intermiten 16/8 Method
Foto: Healthline
Metode 16/8 merupakan puasa yang dilakukan setiap hari selama 14-16 jam dan membatasi waktu makan harian menjadi 8-10 jam saja. Di dalam waktu makan tersebut, Anda bisa memasukkan dua atau lebih jenis makanan. Metode ini juga dikenal sebagai Leangains protocol yang dipopulerkan pakar kebugaran Martin Berkhan.
Melakukan metode puasa ini sebenarnya bisa sesederhana tidak makan apapun setelah makan malam dan melewatkan sarapan. Misalnya, jika Anda selesai makan pukul 8 malam, maka Anda baru makan lagi besok jam 12 siang tepat di jam makan siang (puasa 16 jam).
Agar pagi hari perut tidak terlalu kosong, Anda bisa mengonsumsi minuman nonkalori seperti air putih, kopi hitam, dan teh tawar. Para ahli mengatakan, jika Anda mengonsumsi minuman yang kalorinya kurang dari 50, tubuh akan tetap dalam keadaan berpuasa.
Dan di jam makan, hindari mengonsumsi junk food atau makanan yang mengandung terlalu banyak kalori.
Pada perempuan, disarankan hanya berpuasa maksimal 15 jam saja.
2. Metode Puasa Intermiten 5:2 Diet
Foto: Healthline
Diet 5:2 adalah pengaturan pola makan dengan menerapkan 5 hari makan dengan normal dan 2 hari membatasi asupan kalori sekitar 500–600 saja. Misalnya Senin-Jumat makan dengan normal, Sabtu-Minggu diet.
Diet ini disebut juga Fast Diet yang dipopulerkan oleh jurnalis Inggris Michael Mosley.
Pada hari puasa, perempuan hanya dianjurkan makan 500 kalori, sedangkan pria sebanyak 600 kalori.
3. Metode Eat Stop Eat
Foto: Healthline
Eat Stop Eat ialah puasa selama 24 jam penuh sebanyak satu atau dua kali dalam seminggu. Misalnya, berpuasa dari waktu makan malam hari ini hingga waktu makan malam di hari berikutnya. Metode ini dipopulerkan oleh pakar kebugaran Brad Pilon dan telah cukup populer selama beberapa tahun.
Selama berpuasa Anda diperbolehkan mengonsumsi air putih, kopi, dan minuman tanpa kalori lainnya, asal bukan makanan yang memicu peningkatan insulin.
Jika tujuan menjalankan pola diet ini untuk menurunkan berat badan, sangatlah dianjurkan Anda makan seperti biasanya di waktu makan normal. Dengan kata lain, Anda harus makan makanan dalam jumlah yang sama seperti jika Anda tidak menjalankan pola diet ini.
Metode puasa intermiten ini sangat sulit dijalan bagi sebagian besar orang. Agar tubuh tidak kaget, ada baiknya Anda melakukan metode puasa intermiten 16/8 Method dulu.
4. Alternate-Day Fasting
Foto: Healthline
Anda wajib menjalankan puasa selama dua hari (48 jam) dalam metode Alternate-Day.
Puasa selama dua hari? Ekstrim sekali yang kedengarannya. Tidak mengisi perut selama 2 hari tentunya berbahaya. Oleh karena itu, metode puasa intermiten ini tidak disarankan untuk pemula.
Mungkin karena periodenya yang sangat lama, beberapa penggiatnya membuat semacam excuse dengan mengizinkan dirinya makan maksimal 500 kalori per hari di waktu puasa agar tubuhnya bisa bertahan selama 2 hari itu.
Hal yang paling tidak menyenangkan lainnya selama menjalankan Alternate-Day adalah menahan lapar saat tidur malam.
5. The Warrior Diet
Foto: Healthline
Metode yang dipopulerkan oleh pakar kebugaran Ori Hofmekler ini mengajak penggiat hidup sehat untuk makan sedikit buah dan sayuran mentah di siang hari dan makan satu kali makan besar di malam hari.
Dari sekian banyak metode, The Warrior Diet merupakan metode puasa intermiten yang pertama kali dipopulerkan.
Pola diet ini sangat mirip dengan diet paleo –mengonsumsi makanan utuh yang tidak diolah.
6. Spontaneous Meal Skipping
Foto: Healthline
Spontaneous Meal Skipping adalah melewatkan satu atau dua kali jam makan ketika Anda ingin melakukannya –dilakukan secara spontan. Artinya, tidak ada rencana atau agenda terstruktur yang perlu dipatuhi dalam metode puasa ini. metode puasa ini adalah dengan melewatkan jam makan dari waktu ke waktu, seperti saat Anda ‘tidak merasa lapar dan memutuskan untuk tidak makan’ atau menunda makan.
Intinya adalah, jangan makan jika Anda tidak merasa lapar. Dan jika Anda harus makan, konsumsi makanan sehat dan berhentilah sebelum kenyang. Konsumsilah makanan yakni tinggi serat dan protein, seperti sayuran berdaun hijau, telur, dan ayam.
Puasa intermiten tidak disarankan dilakukan oleh orang-orang yang mengonsumsi obat-obatan, terutama penderita diabetes. Sehingga, jika Anda ingin melakukan metode puasa ini, ada baiknya berkonsultasi dengan dokter Anda.
Baca juga:
Pakar: 4 sehat 5 sempurna bukan cara yang benar memberi makan anak
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.