Anda mungkin pernah mendengar beberapa hal tentang menyusui saat menstruasi. Mulai dari pelambatan periode haid, penurunan kualitas dan kuantitas ASI, hingga perubahan rasa ASI saat menstruasi.
Beberapa hal itu mungkin akan membuat Anda takut dan memiliki banyak pertanyaan. Oleh karena itu, berikut ini kami kumpulkan beberapa pertanyaan dan fakta tentang menyusui saat menstruasi.
Semua hal tentang menyusui saat menstuasi yang perlu Bunda ketahui
1. Mengapa menyusui mengganggu periode menstruasi?
Ketika bayi lahir, tubuh ibu secara alami akan memproduksi hormon prolaktin. Ini adalah hormon utama yang dibutuhkan tubuh untuk memproduksi ASI.
Selama kehamilan, hormon ini sebenarnya telah diproduksi tubuh ibu untuk mempersiapkan payudara mulai produksi ASI. Namun, tingginya kadar estrogen dan progesteron yang diproduksi oleh plasenta, dapat mencegah prolaktin membuat ASI dalam jumlah besar.
Saat ibu melahirkan, plasenta pun ikut keluar dari tubuh. Akibatnya kadar estrogen dan progesteron turun.
Penurunan dua hormon ini membuat level hormon prolaktin naik dan memberi sinyal kelenjar susu di payudara untuk membuat ASI.
Secara kebetulan, hormon ini juga memainkan peran penting dalam mencegah menstruasi. Oleh karena itu, semakin lama seorang ibu menyusui maka semakin lama periode menstruasinya akan kembali normal dan rutin.
Namun umumnya, kondisi ini dialami secara berbeda oleh setiap ibu menyusui. Jadi Anda tidak perlu terlalu khawatir.
2. Apakah menstruasi akan memperngaruhi kualitas dan kuantitias ASI?
Menurut Farahdhiba Tenrilamba, seorang Konselor Laktasi dari Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI), menstruasi memang dapat mempengaruhi produksi ASI. Namun lagi-lagi, efek ini tidak drastis dan bisa berbeda pada setiap ibu menyusui.
Beberapa ibu menyusui mungkin akan mengalami beberapa perubahan produksi ASI, seperti:
- Penurunan pasokan susu yang terjadi beberapa hari sebelum dan sesudah menstruasi
- Perubahan kecil dalam rasa ASI sehingga membuat bayi lebih rewel dan tidak mau menyusu
Meskipun mengalami perubahan dalam hal kuantitas dan rasa, tetapi perubahan ini tidak akan mempengaruhi kualitas nutrisi ASI.
Jadi bila hal ini menimpa Anda, jangan berkecil hati dan berhenti menyusui bayi. Ingatlah bahwa tubuh mengalami begitu banyak perubahan selama masa kehamilan hingga persalinan. Oleh karena itu, Bunda harus terus bersabar dan tetap berpikir positif.
3. Haruskah saya menyapih bayi setelah mengalami menstruasi?
Beberapa ibu memutuskan untuk menyapih bayinya setelah dia mengalami menstruasi. Padahal hal itu tidak perlu dilakukan. Terlebih bila bayi masih berusia di bawah enam bulan.
Ingat, menyusui saat menstruasi tidak akan mempengaruhi kualitas ASI atau kesehatan Anda dan bayi. Meskipun jumlah ASI mungkin akan berkurang selama menstruasi, tetapi tubuh Anda tetap bisa memproduksi ASI yang berkualitas.
Agar jumlah ASI tidak menurun secara drastis, cobalah mengonsumsi ASI booster atau menu kaya karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral.
Tidak apa-apa untuk mengonsumsi makanan yang lebih banyak daripada biasanya. Anda bisa memasukan 500 kalori ekstra setiap hari.
Anda juga bisa memasukkan galactagogues (penguat ASI) dalam menu harian Anda. Ini termasuk:
- Biji Fenugreek (methi), tersedia dalam bentuk teh, biasanya digunakan oleh ibu India untuk meningkatkan pasokan ASI
- Serbuk kunyit dan daun turi
- Kacang-kacangan seperti almond, kenari, dan buah ara kering
Terlepas dari mengatur pola makan ini, pastikan untuk melakukan pemeriksaan rutin dan penimbangan berat badan bayi Anda untuk menentukan makanan yang tepat.
Selain itu, Anda juga bisa rutin memompa ASIP. Dengan begitu, payudara akan selalu kosong dan memproduksi ASI yang baru.
4. Apakah menstruasi membuat kesuburan saya kembali setelah melahirkan?
Ya. Ketika Anda mulai menstruasi itu tandanya kesuburan Anda sudah kembali.
Bicarakan hal ini pada dokter kandungan bila Anda tidak ingin hamil kembali selama periode menyusui. Ada begitu banyak alat kontrasepsi yang bisa Bunda gunakan untuk menunda kehamilan.
Yang paling penting untuk diingat adalah bahwa setiap ibu baru berbeda dari yang lain. Jadi dengarkan tubuh Anda, awasi perubahan fisik dan psikologis Anda, dan berbicaralah dengan dokter Anda mengenai hal itu.
Semoga informasi ini bermanfaat.
***
Artikel ini dilansir dari tulisan Deepshikha Punj di theAsianparent Singapura
Baca juga:
Tidak Haid atau Haid Jadi Tidak Teratur Selama Menyusui? Ini Penjelasannya
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.