Parents, pernah mendengar tentang mental breakdown? Ini merupakan istilah untuk menyebut suatu kondisi stres berat yang berdampak pada kesehatan emosi dan fisik seseorang. Biasanya, kondisi yang juga disebut sebagai ‘nervous breakdown‘ ini membuat penderitanya tidak bisa menjalankan aktivitas sehari-hari sebagaimana mestinya.
Dahulu, istilah ini kerap digunakan untuk menggambarkan serangkaian penyakit mental seperti depresi, gangguan kecemasan, hingga stres akut. Namun sekarang, mental breakdown tidak lagi menjadi bagian dari istilah medis karena dianggap tidak spesifik. Meski begitu, beberapa pakar masih menggunakannya untuk menjelaskan beberapa kondisi seperti:
- Gejala stres yang intens
- Adanya ketidakmampuan seseorang untuk mengatasi masalah dan tantangan kehidupan
- Serta kecemasan berkepanjangan
Pada dasarnya, definisi mental breakdown masih samar. Namun secara umum, kondisi ini biasanya digambarkan sebagai periode ketika stres fisik dan emosional pada seseorang sudah tidak tertahankan. Sehingga akhirnya, hal itu pun bisa mengganggu kemampuannya dalam menjalankan fungsi keseharian atau produktivitasnya.
Ciri-ciri Mental Breakdown dan Upaya Mengatasinya
Kondisi ini memang bukan termasuk ke dalam penyakit mental, tetapi perlu diwaspadai karena dapat mengganggu aktivitas sehari-hari.
Melansir berbagai sumber, berikut ciri-ciri nervous breakdown yang perlu Anda ketahui:
1. Merasakan Gejala Kecemasan atau Depresi
Perasaan cemas dan depresif merupakan respona yang umum terjadi terhadap stres. Sehingga, orang dengan kondisi ini pun kerap merasakan gejala yang juga berkaitan atau serupa dengan kecemasan atau depresi seperti:
- Sering merasa rendah diri
- Ketakutan yang berlebih
- Tidak bisa mengontrol emosi atau cepat marah
- Merasa tidak berdaya
- Menarik diri dari keluarga dan teman
- Hilangnya minat pada aktivitas yang disukai atau hobi
- Dalam beberapa kasus, seseorang lebih sering mengalami gangguan pernapasan sepeti sulit bernapas atau napas sesak
- Sering menangis secara tak terkontrol
- Terbesit pikiran untuk menyakiti diri sendiri atau menghilang
Ketika stres tidak tertahankan, maka itu akan menyebabkan nervous breakdown.
2. Kesulitan Berkonsentrasi
Banyak penelitian yang menunjukkan, stres dapat memengaruhi pikiran dan tubuh. Stres jangka panjang dapat menyebabkan perubahan struktural di otak, sehingga dapat memengaruhi daya ingat dan membuat seseorang sulit konsentrasi.
Dalam beberapa kasus ektrem, stres dan tekanan ini juga bisa menyebabkan hilangnya ingatan seseorang.
3. Gangguan Tidur
Bagi sebagian orang, stres berlebihan dapat menyebabkan insomnia yang malah bisa memperburuk kondisinya. Bagi sebagian orang lainnya, stres juga bisa saja menyebabkan ia menjadi kelebihan tidur yang juga dapat berdampak pada kesehatan mental dan fisiknya.
4. Adanya Perubahan Nafsu Makan yang Drastis
Serupa dengan pola tidur, stres juga bisa berdampak pada perubahan pola makan. Perubahannya cenderung drastis. Seseorang dapat kehilangan nafsu makan, ataupun sebaliknya seperti malah meningkat secara tajam.
5. Merasakan Lelah Berkepanjangan
Lelah yang dirasakan sebagai ciri dari mental breakdown biasanya membuat penderitanya jadi tidak bisa beraktivitas seperti biasa. Perasaan capek selalu muncul saat hendak melakukan sesuatu, termasuk hal yang sebelumnya sangat disukai.
6. Tidak Punya Waktu Istirahat
Selain merasa lelah, bagi sebagian orang kondisi ini juga bisa menyebabkan hal sebaliknya, yakni terus-menerus melakukan sesuatu tanpa istirahat. Ia cenderung selalu terburu-buru melakukan suatu hal ke hal lain tanpa jeda. Biasanya ini dilakukan dengan dalih mengalihkan perhatian dari pemicu stres.
7. Timbulnya Sakit Secara Fisik
Jangan salah, stres yang melanda juga bisa menganggu kesehatan fisik Anda. Salah satu ciri dari kondisi nervous breakdown pun demikian. Stres ini bisa memicu sakit fisik seperti sakit kepala, sakit perut, hingga kesulitan bernapas. Biasanya kondisi fisik ini muncul secara tiba-tiba tanpa diketahui penyebab medis sebelumnya.
8. Mengalami Serangan Panik
Seseorang yang mengalami stres dan kecemasan berkepanjangan, bisa mengalami takut luar biasa dan mengarah ke serangan panik.
9. Mati Rasa
Selain mengalami gejala fisik, dalam beberapa kasus ekstrem, seseorang yang mengalami mental breakdown juga bisa saja mengalami mati rasa secara psikologis. Ia tidak merasakan emosi apa pun.
Hanya kehampaan yang dirasakannya. Hal ini pun bisa memicu rasa ketidakpedulian dirinya akan penampilan, minat, hingga sesuatu yang ia sukai sebelumnya.
Faktor Penyebab Mental Breakdown
Mental breakdown merupakan stres kronis yang bisa dipicu oleh gangguan kejiwaan yang memang sudah dialami seseorang. Namun, kondisi ini juga bisa saja timbul atau dipicu oleh peristiwa sehari-hari, perubahan drastis dalam hidup, ataupun adanya suatu beban yang sudah lama ditumpuk dari kejadian masa lalu.
Beberapa peristiwa yang bisa menjadi faktor penyebab dari kondisi ini di antaranya:
- Kehilangan pekerjaan
- Kematian orang tercinta yang menimbulkan duka mendalam
- Perceraian
- Adanya masalah keuangan
- Stres akibat pekerjaan atau ‘burnout‘
- Adanya trauma
- Mengalami kekerasan
- Tekanan keluarga
- Tekanan pendidikan
Upaya Mengatasi dan Mencegah Mental Breakdown
Merasa terbebani akan tuntutan hidup merupakan hal yang wajar. Namun, jika hal tersebut membuat Anda stres berat dan berkepanjangan sehingga memengaruhi produktivitas, maka tentunya kondisi ini perlu segera diatasi.
Jika beban yang ditanggung sudah terlalu berat, jangan ragu dan malu untuk berbicara dan mulai berkonsultasi dengan ahli seperti psikolog atau psikiater. Selain bisa membantu menyembuhkan, hal ini juga bisa menjadi upaya pencegahan agar kondisi Anda tidak berkembang menjadi gangguan yang lebih serius.
Berikut cara lain dalam mengatasi mental breakdown yang bisa dilakukan:
- Menjalani terapi kognitif dan konsultasi dengan psikolog atau psikiater
- Mengikuti terapi alternatif seperti yoga, akupuntur, ataupun pijat agar pikiran lebih rileks
- Latihan pernapasan untuk mengatasi serangan panik yang bisa saja terjadi
- Mengonsumsi obat yang diresepkan oleh dokter sesuai kondisi yang dialami
Sementara itu, kondisi ini tentunya juga bisa dicegah. Beberapa upaya pencegahan yang bisa dilakukan di antaranya:
- Rutin berolahraga
- Belajar mengelola stres seperti meditasi, latihan pernapasan, atau teknik relaksasi lain untuk menenangkan pikiran
- Jauhi narkoba, alkohol, dan zat adiktif lainnya yang bisa memicu perasaan cemas
- Jaga pola makan dan perbanyak konsumsi makanan sehat dengan gizi seimbang
- Beri kesempatan untuk diri sendiri beristirahat
Itulah beberapa ciri atau gejala mental breakdown yang perlu Anda waspadai. Jika mengalami hal tersebut, tidak ada salahnya langsung berkonsultasi dengan ahlinya agar kondisi ini bisa segera ditangani. Semoga bermanfaat!
***
Baca juga:
Penting! Lakukan Langkah Ini Sebagai Pertolongan Pertama Saat Badan Menggigil
7 Terapi Berhenti Merokok, Bisa Diterapkan untuk Suami yang Perokok Berat!
Bisa Mengobati Keputihan, Kenali Manfaat dan Efek Samping Antibiotik Metronidazole
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.