Bayi baru lahir rentan terkena berbagai macam penyakit, salah satunya mata bayi kuning atau penyakit kuning yang ditandai dengan perubahan warna pada area mata yang disebut sklera.
Bagian mata ini yang biasanya berwarna putih, tetapi berubah menjadi kuning. Apa penyebabnya? Ini penjelasan lengkapnya, Parents.
7 Penyebab Mata Bayi Kuning yang Perlu Diwaspadai Parents
Berdasarkan penelitian, 6 dari 10 bayi mengalami penyakit kuning atau disebut juga jaundice. Kondisi ini pada umumnya akan terlihat selama 2-3 hari pasca kelahiran dan biasanya akan hilang dengan sendirinya setelah 2 minggu.
Pada bayi yang lahir prematur, risiko penyakit kuning naik menjadi 8 dari 10 bayi. Namun, hanya 1 dari 20 bayi yang terkena penyakit kuning memerlukan perawatan medis.
Meski demikian, ada beberapa faktor yang menyebabkan mata bayi berubah kekuningan, yaitu:
1. Asupan ASI Kurang
Bayi yang kurang mendapat asupan ASI rentan mengalami mata kuning. Hal ini disebabkan karena kadar bilirubin yang tinggi dan susah untuk dikeluarkan.
Namun, kondisi ini pada umumnya tidak membutuhkan pengobatan medis dan akan membaik seiring bertambahnya asupan ASI.
Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menyarankan beberapa tips berikut ini untuk mencegah terjadinya mata kuning karena bayi kekurangan ASI, yaitu:
- Meletakkan bayi baru lahir ke dada ibunya (skin to skin) selama 30-60 menit.
- Saat menyusui, perlekatan bayi pada payudara harus benar.
- Memberikan kolostrum yang dapat membantu membersihkan mekonium dengan segera.
- Menyusui bayi paling sedikit 8 kali sehari.
- Tidak memberikan air putih, air gula, atau yang lainnya sebelum ASI keluar karena akan mengurangi asupan susu.
- Memantau asupan ASI dengan melihat periode buang air kecil pada bayi minimal 6-7 kali sehari dan buang air besar minimal 3-4 kali sehari.
2. Organ Hati Belum Sempurna
Organ hati yang belum sempurna juga menjadi penyebab mengapa mata bayi berubah menjadi kuning. Kinerja hati yang belum optimal menyebabkan kadar bilirubin tinggi di dalam darah.
Apabila bilirubin terlalu tinggi, maka bisa bocor ke jaringan di sekitarnya seperti kulit dan mata dan menyebabkan jaringan tersebut berubah warna menjadi kuning.
Artikel terkait: 15 Fakta penyakit kuning pada bayi, Parents wajib tahu!
3. Kandungan Tertentu pada ASI
Mata kuning pada bayi juga bisa disebabkan oleh kandungan tertentu pada ASI yang diminumnya. Kandungan tersebut menyebabkan bayi menahan bilirubin alih-alih mengeluarkannya lewat feses.
Hingga kini, belum diketahui secara pasti apa yang menyebabkan kandungan ASI mengubah mata bayi menjadi kuning.
Namun, diduga karena hasil metabolisme hormon progesteron di dalam ASI yang menghambat uridine diphosphoglucoronic acid (UDPGA).
4. Golongan Darah Ibu dan Bayi Tidak Cocok
Golongan darah ibu dan bayi bisa saja tidak cocok sehingga menyebabkan pertarungan sel darah. Pertarungan ini bisa saja terjadi sejak masih di dalam kandungan sehingga bisa dideteksi sejak hari pertama kelahiran.
Biasanya, ketika terjadi ketidakcocokan, sel darah merah si kecil akan dihancurkan oleh sel darah merah milik ibu. Hal ini kemudian memicu timbulnya penyakit kuning yang menyebabkan perubahan warna pada mata dan kulit.
Artikel terkait: Penyakit kuning rentan dialami bayi, ini penanganan yang direkomendasikan dokter
5. Bayi Lahir Prematur
Bayi yang lahir secara prematur sangat rentan mengalami penyakit kuning yang akan menyebabkan perubahan warna pada mata dan kulitnya.
Hal ini disebabkan oleh kondisi organ liver bayi yang masih belum sempurna sehingga membuatnya terkena penyakit kuning.
6. Infeksi Bakteri
Bayi baru lahir sangat mudah terinfeksi oleh berbagai macam bakteri. Salah satunya adalah sepsis yang dapat menyebabkan perubahan warna pada matanya sehingga menjadi kuning.
Kondisi ini dapat merusak sistem organ, menyebabkan kegagalan organ, bahkan mengakibatkan kematian.
Artikel terkait: Saat bayi kuning, perlukah Bunda khawatir? Ini penjelasannya
7. Pendarahan Internal
Pendarahan internal juga bisa menyebabkan mata bayi berubah menjadi kuning. Bayi yang lahir secara prematur lebih berisiko mengalami pendarahan internal.
Pendarahan ini terjadi di dalam jaringan, organ, atau rongga tubuh seperti kepala, tulang belakang, dada, dan perut. Bisa juga di daerah mata dan dalam jaringan yang melapisi jantung, otot, dan sendi.
Cara Mengatasi Mata Bayi Kuning
Mengatasi mata bayi kuning sama halnya dengan menangani penyakit kuning (jaundice). Penyakit kuning ringan biasanya akan hilang dengan sendirinya saat hati bayi mulai matang.
Perawatan untuk menurunkan kadar bilirubin dalam darah bayi mungkin termasuk:
1. Memperbanyak Cairan
Kehilangan cairan (dehidrasi) akan menyebabkan kadar bilirubin meningkat. Berikan ASI atau susu bayi bayi di bawah 6 bulan.
Bunda juga bisa memberikan air putih atau jus buah segar untuk bayi diatas usia 6 bulan.
2. Peningkatan Nutrisi
Untuk mencegah penurunan berat badan, dokter mungkin merekomendasikan pemberian makan atau suplemen yang lebih sering untuk memastikan bahwa bayi menerima nutrisi yang cukup.
Pemberian makan yang sering (antara 8 hingga 12 kali sehari) akan membantu bayi mengeluarkan bilirubin melalui tubuh mereka.
3. Fototerapi
Penyakit kuning yang lebih parah mungkin memerlukan perawatan lain. Fototerapi adalah metode perawatan yang umum dan sangat efektif yang menggunakan cahaya untuk memecah bilirubin dalam tubuh bayi.
Dalam fototerapi, bayi akan ditempatkan di tempat tidur khusus di bawah cahaya spektrum biru sambil hanya mengenakan popok dan kacamata pelindung khusus. Selimut serat optik juga dapat ditempatkan di bawah bayi.
4. Imunoglobulin Intravena (IVIg)
Penyakit kuning mungkin terkait dengan perbedaan golongan darah antara ibu dan bayi. Kondisi ini mengakibatkan bayi membawa antibodi dari ibu yang berkontribusi pada pemecahan cepat sel darah merah bayi.
Transfusi imunoglobulin intravena (protein darah yang dapat mengurangi kadar antibodi) dapat menurunkan penyakit kuning dan mengurangi kebutuhan akan transfusi tukar, meskipun hasilnya tidak konklusif.
5. Transfusi Tukar
Dalam kasus yang sangat parah, transfusi tukar mungkin diperlukan di mana bayi menerima sejumlah kecil darah dari donor atau bank darah. Kondisi ini jarang terjadi.
Akan tetapi, ketika penyakit kuning parah tidak merespons pengobatan lain, bayi mungkin memerlukan transfusi darah.
Ini melibatkan pengambilan darah dalam jumlah kecil berulang kali dan menggantinya dengan darah donor, sehingga mengencerkan bilirubin dan antibodi ibu.
Ini menggantikan darah bayi yang rusak dengan sel darah merah yang sehat. Ini juga meningkatkan jumlah sel darah merah bayi dan mengurangi kadar bilirubin.
Nantinya, prosedur tersebut dilakukan di unit perawatan intensif bayi baru lahir.
Kapan Harus ke Dokter?
Sebagian besar rumah sakit memiliki kebijakan untuk memeriksa bayi untuk penyakit kuning sebelum dipulangkan.
Ikatan Dokter Anak Amerika, American Academy of Pediatrics (AAP), merekomendasikan agar bayi baru lahir diperiksa untuk penyakit kuning selama pemeriksaan medis rutin dan setidaknya setiap delapan hingga 12 jam selama di rumah sakit.
Bayi harus diperiksa untuk penyakit kuning antara hari ketiga dan ketujuh setelah lahir, ketika kadar bilirubin biasanya memuncak.
Jika bayi dipulangkan lebih awal dari 72 jam setelah lahir, buat janji tindak lanjut untuk mencari penyakit kuning dalam waktu dua hari setelah keluar.
Tanda-tanda atau gejala berikut mungkin menunjukkan penyakit kuning parah atau komplikasi dari kelebihan bilirubin. Hubungi dokter anak jika:
- Kulit bayi menjadi lebih kuning
- Kulit di perut, lengan, atau kaki bayi terlihat kuning
- Bagian putih mata bayi terlihat kuning
- Bayi tampak lesu atau sakit atau sulit dibangunkan
- Berat badan bayi tidak bertambah atau menyusu dengan buruk
- Bayi menangis dengan nada tinggi
- Bayi mengalami tanda atau gejala lain yang mengkhawatirkan
- Bayi memiliki tinja pucat dan urine gelap.
Parents, itulah penyebab mata bayi kuning yang perlu diwaspadai. Mata kuning pada bayi pada umumnya bisa sembuh sendiri tanpa perlu pengobatan medis.
Namun, jika gejala semakin parah, sebaiknya segera menghubungi dokter.
***
Baca Juga:
Ketahui Fakta Bilirubin, Faktor yang Membuat Bayi Menjadi Kuning
Ketika ASI justru meningkatkan jumlah bilirubin pada bayi, apa yang harus Bunda lakukan?
Normalkah Bayi Kuning karena ASI? Simak Penjelasan Ini, Bun!
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.