Masa pubertas merupakan periode unik dalam perkembangan remaja. Pubertas pada dasarnya merupakan proses yang alamiah, tetapi bukan berarti perkembangannya luput dari perhatian Parents. Namun, masalah pubertas sering muncul dalam periode tersebut tanpa disadari oleh orang tua.
Meski pubertas pada setiap anak berbeda-beda, beberapa masalah dapat menimbulkan ketidaknyamanan pada dirinya. Anak-anak mungkin merasa janggal dengan perubahan pada dirinya yang tidak sama seperti anak lain.
Sayangnya, terkadang mereka enggan atau malu mengungkapkannya. Itulah sebabnya, orang tua harus lebih peka dan tanggap terhadap kemungkinan masalah pubertas anak. Ketahui jenis-jenis masalah pubertas yang sering dialami anak.
Artikel Terkait: Parents, Waspadai Dampak Pubertas Dini Pada Anak Anda!
5 Masalah Pubertas yang Sering Dialami Anak
Anak perempuan umumnya mulai memasuki masa pubertas di usia 8 sampai 13 tahun, sementara anak lelaki mulai puber di usia 9 sampai 13 tahun. Masalah pubertas dapat terjadi ketika proses dan perubahan tersebut tidak terjadi atau tidak sesuai pada waktu tersebut.
Pada anak perempuan, pubertas dimulai ketika tubuh memproduksi hormon yang menyebabkan perubahan fisik dan emosional. Perubahan fisik meliputi perkembangan payudara, pertumbuhan rambut kemaluan, percepatan pertumbuhan, dan akhirnya dimulainya periode menstruasi.
Sementara pada anak laki-laki, pubertas ditandai dengan suara yang semakin berat, tumbuh jakun, tumbuh kumis, janggut, hingga jambang. Dadanya pun akan terasa lebih lebar dan bidang serta peningkatan produksi keringat.
Berikut ini merupakan beberapa masalah pubertas yang sering terjadi pada anak.
1. Masalah Pubertas Terlambat
Pubertas dikatakan terlambat apabila seorang remaja tidak mengalami pubertas pada rentang usia yang sama dengan sebayanya. Meski pada setiap anak berbeda-beda, tetapi umumnya terjadi pada usia 12 sampai dengan 17 tahun.
Pubertas terlambat pada anak perempuan biasanya ditandai dengan payudaranya belum berkembang pada usia 13 tahun dan belum mendapatkan periode menstruasi pada usia 16 tahun. Selain itu, juga terlihat dari tubuhnya yang pendek, tidak ada rambut kemaluan dan rahim tidak berkembang.
Pada anak laki-laki dikatakan mengalami pubertas terlambat ketika testis dan penis remaja laki-laki belum membesar, dan suaranya belum menjadi lebih berat, serta rambut belum tumbuh di beberapa tempat.
2. Masalah Pubertas Dini (Pubertas Prekoks)
Pubertas dini atau pubertas prekoks terjadi ketika tubuh anak berubah menjadi dewasa (pubertas) di usia yang lebih awal dari seharusnya. Anak perempuan dianggap mengalami pubertas dini ketika pubertas terjadi sebelum usianya mencapai 8 tahun. Sementara pada anak laki-laki, pubertas dini terjadi sebelum usia 9 tahun.
Beberapa tanda kemungkinan seorang anak mengalami pubertas dini antara lain:
- Munculnya jerawat di wajah
- Pertumbuhan tinggi badan menjadi lebih pesat
- Bau badan berubah menjadi seperti orang dewasa
Pubertas dini pada seorang anak dapat dipicu beberapa faktor di antaranya:
- Obesitas
- Riwayat kelainan genetik dari orang tua atau saudara kandung
- Paparan estrogen dan testosteron dari luar, misalnya melalui penggunaan krim atau salep
- Menjalani radioterapi pada kepala dan tulang belakang
Ada dua jenis pubertas dini, yaitu central precocious puberty (dipengaruhi hormon gonadotropin) dan peripheral precocious puberty (tidak dipengaruhi hormon gonadotropin).
Central precocious puberty jelas disebabkan oleh persoalan hormon. Sementara peripheral precocious puberty dapat terjadi karena penyakit tertentu, seperti tumor pada kelenjar adrenal dan pituitari, Sindrom McCune-Albright, tumor atau kista indung telur pada anak perempuan, dan tumor dalam sel penghasil sperma atau sel penghasil testosteron pada anak laki-laki.
Artikel Terkait: Waspada! Sekolah Virtual Dapat Sebabkan Anak Pubertas Dini, Ini Penjelasan Dokter
3. Premature Thelarche
Premature thelarche ditandai dengan kondisi payudara anak perempuan yang membesar sebelum ia berusia 8 tahun. Hal tersebut sama sekali tidak terkait dengan tanda-tanda pubertas lain seperti munculnya rambut kemaluan ataupun menstruasi.
Kebanyakan kasus didiagnosis sebelum usia 2 tahun, tetapi beberapa di antaranya didiagnosis antara usia 6 dan 8 tahun, meski itu jarang terjadi.
Penyebabnya sering kali tidak diketahui. Kondisi ini mungkin karena kepekaan terhadap estrogen, atau bisa jadi merupakan gejala ketidakseimbangan hormon di kelenjar adrenal atau ovarium.
Kasus tersebut dapat terjadi pada dua sisi payudara maupun hanya salah satunya. Gangguan ini biasanya dapat hilang dengan sendirinya, tetapi memakan waktu itu yang cukup lama.
Premature thelarche berbeda dari pubertas dini, beberapa tandanya:
- Perkembangan payudara terisolasi yang biasanya kecil waktu maupun pada keduanya
- Tidak ada ciri-ciri seksual sekunder lainnya atau tanda-tanda pubertas
- Kecepatan pertumbuhan normal untuk usia
- Usia tulang yang normal atau mendekati normal (dapat diketahui dengan tes khusus)
Bila anak perempuan di diagnosis thelarche prematur, biasanya tidak ada pengobatan khusus. Dokter mungkin akan menyampaikan bahwa pertumbuhan payudara anak tersebut mungkin mundur atau bahkan tidak berkembang.
Pubertasnya akan kembali normal seiring bertambahnya usia anak. Biasanya akan dilakukan pemeriksaan kembali setelah 6 bulan untuk memantau perkembangan dan memastikan bahwa tubuh anak berkembang dengan normal.
Artikel Terkait: 8 Tanda Masa Pubertas pada Anak Laki-laki, Si Anak Lanang Sudah Mengalaminya?
4. Premature Adrenarche (Perubahan Pubertas Dini karena Hormon Androgen)
Premature adrenarche ditandai dengan munculnya rambut kemaluan sebelum pubertas. Jika seorang anak mengalaminya, perubahan terjadi sebelum usia 8 tahun. Hal ini lebih sering terjadi pada anak perempuan Afrika-Amerika dan Hispanik, serta anak perempuan dengan obesitas dan resistensi insulin.
Premature adrenarche dapat diketahui dengan gejala-gejala sebagai berikut:
- Bau badan, terutama di ketiak
- Kulit berminyak
- Pertumbuhan rambut kemaluan
- Pertumbuhan terjadi dengan cepat dan tidak dapat dijelaskan
Masalah pubertas ini disebabkan oleh sesuatu yang tidak diketahui. Pasalnya tidak ada tanda-tanda pubertas lain yang menyertainya sehingga dianggap sebagai perkembangan normal tetapi bersifat ekstrem.
Premature adrenarche sering dikaitkan dengan obesitas dan resistensi insulin. Masalah tersebut juga dapat menjadi gejala dari gangguan yang menyebabkan ketidakseimbangan hormon, seperti sindrom chusing dan Hiperplasia Adrenal Kongenital.
5. Masalah Pubertas Kontraseksual
Pubertas kontraseksual terjadi saat tanda-tanda pubertas yang muncul justru berlawanan dengan jenis kelaminnya. Misalnya pada laki-laki yang justru tumbuh payudara. Beberapa gejala yang tampak pada perempuan adalah rambut wajah, rambut kemaluan berlebih, otot yang luar biasa besar, suara dalam, dan haid tidak teratur (haid).
Sementara gejala pada pria yang paling umum adalah perkembangan jaringan payudara (ginekomastia). Ginekomastia berupa pembesaran payudara yang dapat terjadi pada salah satu atau kedua payudara. Payudara terlihat menonjol, kenyal, tetapi tidak sakit.
Ginekomastia terjadi saat hormon estrogen meningkat dan kadar testosteron menurun pada anak laki-laki. Hormon estrogen merupakan hormon yang mengatur karakter seks wanita, sementara testosteron hormon yang mengatur karakter seks pria.
Segera konsultasikan ke dokter apabila anak laki-laki mengalami kondisi tersebut. Terapi hormon mungkin akan menjadi salah satu pilihan yang ditawarkan dokter.
Masalah pubertas pada anak tidak boleh dianggap sepele karena dapat mengganggu kepercayaan diri anak. Kondisi tersebut membuat dirinya terlihat berbeda dengan anak-anak sebayanya. Mungkin dia akan merasa minder atau malu ketika pertumbuhannya tidak sama dengan anak-anak lainnya.
Baca Juga:
Perubahan vagina sejak masa pubertas hingga menopause, manakah yang sedang Bunda alami?
id.theasianparent.com/suara-anak-laki-laki-berubah
Si Kecil Sudah Masuk Masa Pubertas, Ini Panduan Parents untuk Mendampingnya
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.