Lebih baik ASI atau susu formula? Pertanyaan tersebut sering kali diajukan oleh orang tua baru.
“Tidak bisa, Sis,” ujar salah seorang ibu yang baru melahirkan kepada temannya, “Suamiku lebih memilih menggunakan susu formula untuk anak kami.”
Kaget dan tercenung rasanya di zaman yang mana informasi bisa mudah sekali diperoleh, seorang ayah memutuskan anaknya menggunakan susu formula atau sufor daripada ASI ibunya sendiri.
Banyak dari ibu-ibu yang memutuskan menyusui dengan ASI ataupun memberi sufor untuk bayinya berdasarkan pada tingkat kenyamanan, gaya hidup, serta beberapa pertimbangan medis lainnya.
Susu Formula dan ASI, Manakah yang Lebih Baik?
Ada beberapa alasan umum mengapa orang tua memilih memberikan sufor daripada ASI. Beberapa alasan tersebut di antaranya adalah:
1. Tidak Tahu tentang Kehebatan ASI
Nyatanya masih ada orang tua yang belum mengetahui banyaknya zat-zat yang terkandung di dalam ASI. Hal itu membuat orang tua lebih senang menggunakan susu formula karena mereka sudah tahu gizi yang tercantum dalam setiap kaleng sufor.
2. Tidak Ada Waktu untuk Menyusui
Menyusui bayi secara eksklusif dirasakan memakan waktu lama, sehingga orang tua, khususnya ibu, tidak dapat bekerja untuk membantu perekonomian keluarga atau lainnya
3. ASI Tidak Lancar dan Tidak Cukup
Alasan yang paling banyak adalah ASI tidak lancar, sehingga anak terus-menerus kelaparan dan menangis rewel. Namun, berbeda dengan susu formula yang memiliki kandungan yang lebih kompleks. Di antaranya dimasukkan karbohidrat yang dapat mengenyangkan anak, sehingga dipandang ampuh untuk meredam bayi yang lapar dan ASI yang tidak lancar.
Artikel terkait: Penjelasan Lengkap tentang ASI: Proses Terbentuk, Jenis, Manfaat, hingga Kandungan Nutrisi
Pentingnya ASI
Sumber: Pexels
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan ASI sebagai yang terbaik bagi bayi. Sebab ASI dapat membantu bertahan melawan infeksi, mencegah alergi, dan melindungi terhadap sejumlah penyakit kronis.
Meskipun para ahli sudah mengatakan bahwa ASI merupakan pilihan nutrisi terbaik bagi bayi, tetapi tidak semua ibu dapat dan ingin melakukannya. Bagi para ibu yang tidak dapat menyusui atau memutuskan untuk tidak menyusui lalu menggunakan susu formula sebagai alternatif adalah merupakan keputusan yang sangat pribadi.
Di antara sebagian ibu-ibu akan timbul perasaan bersalah, terutama tidak dapat memiliki hubungan ikatan yang khusus dengan bayi. Namun, sebagian lagi berpikir bahwa hubungan ikatan khusus ibu dan anak akan baik-baik saja, baik dengan ASI maupun sufor. Sebab, ada lagi tahapan berikutnya yaitu memberikan makanan pendamping (MPASI) untuk anak yang juga memberikan ikatan khusus antara ibu dan anak.
Akan tetapi, sebelum mengambil keputusan yang penting, Bunda perlu mempertimbangkan hal-hal penting yang perlu diketahui agar keputusan terbaiklah yang diambil.
Manfaat ASI
Berikut adalah manfaat dari ASI:
- ASI memberikan perlawanan terhadap infeksi. Sebab, antibodi yang diberikan dari ibu dapat membantu bayi untuk melawan beberapa penyakit infeksi, seperti, diare, infeksi telinga, infeksi saluran pernapasan, dan radang selaput.
- Baik untuk bayi yang lahir prematur yang berkontribusi dalam sistem kekebalan tubuh bayi.
- Memiliki nutrisi yang mudah dicerna oleh bayi yang baru lahir.
- Mengandung banyak vitamin dan mineral yang dibutuhkan bayi yang baru lahir.
- ASI gratis!
- Dengan ASI ibu telah memperkenalkan budaya melalui makanan yang dimakan oleh ibu dan dirasakan oleh bayi dari ASI yang diberikan.
- ASI mencegah obesitas pada anak.
- Pemberian ASI eksklusif menurut beberapa studi menunjukkan bahwa anak-anak yang diberikan ASI eksklusif memiliki IQ lebih tinggi daripada anak yang diberikan sufor.
- Memberikan ASI dapat membantu ibu agar percaya diri dalam mengurus anaknya, membakar kalori, dan membantu mengecilkan rahim.
- Dari beberapa studi juga menyatakan bahwa menyusui dapat membantu ibu mengurangi risiko kanker payudara, tekanan darah tinggi, mengurangi risiko kanker rahim dan ovarium. Bahkan menurut studi National Institutes of Health Women’s Health Initiative, ibu yang menyusui selama 7-12 bulan setelah melahirkan memiliki risiko penyakit jantung yang lebih rendah.
- Ibu yang menyusui harus menjaga makanan dan minuman yang masuk ke dalam tubuhnya. Sebab, ikan yang mengandung merkuri, alkohol, dan kafein harus benar-benar tidak dikonsumsi ibu menyusui.
- ASI mudah dicerna oleh bayi, maka bayi akan cepat lapar dan haus kembali sekitar 2-3 jam terutama dalam 3 minggu pertama.
Menyusui bukanlah hal mudah untuk ibu yang baru memiliki anak. Oleh karena itu, diperlukan kesabaran dan ketelatenan dalam memberikan ASI kepada bayi, sehingga kondisi kenyaman ibu bisa didapatkan.
Keinginan untuk menyusui bayi dengan eksklusif kadang tidak dapat diberikan. Hal ini karena kondisi medis ibu yang tidak memungkinkan, obat-obatan, dan operasi payudara. Kondisi medis seperti HIV atau AIDS, kemoterapi atau proses pengobatan tertentu yang membuat kondisi untuk menyusui bayi tidak aman bagi pertumbuhan bayi
Kelebihan ASI Dibandingkan Susu Formula
Sumber: Pexels
1. Gratis
Seperti yang kita tahu, ASI gratis dan tidak memerlukan biaya sepeserpun untuk menyusui bayi, berbeda dengan sufor. Memberi ASI juga tidak memerlukan banyak peralatan seperti botol dot atau lainnya, kecuali Bunda memompa ASI dan memberikannya untuk bayi.
2. Praktis
ASI akan selalu tersedia segar langsung untuk bayi. Tentunya hal ini sangat praktis dibanding susu formula yang harus dibeli ketika sudah habis atau harus dibuang ketika sudah terlalu lama berada di suhu ruang.
Menyusui bayi juga akan sangat praktis di malam hari, karena tidak perlu mencuci botol dot atau menghangatkan botol di tengah malam.
3. Kaya Nutrisi dan Mudah Dicerna
Sebuah studi yang mempelajari sekelompok bayi ASI menemukan mereka memiliki lebih sedikit masalah pencernaan dibandingkan bayi yang diberi sufor.
Komponen penyusun ASI seperti laktosa, protein, dan lemak sangat mudah untuk dicerna oleh bayi yang baru lahir. Lantaran lebih mudah dicerna, bayi yang disusui ASI jarang terkena masalah pencernaan seperti diare atau sembelit.
Secara alami, ASI juga mengandung banyak vitamin dan mineral yang dibutuhkan bayi baru lahir, tetapi satu pengecualian adalah vitamin D.
American Association of Pediatrics merekomendasikan bahwa semua bayi yang diberi ASI disarankan mendapat suplemen vitamin D selama 2 bulan pertama dan berlanjut sampai bayi mengonsumsi susu pertumbuhan setelah usia 1 tahun atau susu yang diperkaya vitamin D.
Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat atau FDA mengatur perusahaan susu formula untuk memastikan produknya menyediakan semua nutrisi yang diperlukan bayi. Namun, faktanya sufor komersial tidak dapat sepenuhnya menyamai komposisi ASI dengan persis.
Mengapa? Sebab ASI adalah zat hidup yang dibuat oleh setiap ibu untuk bayinya masing-masing dan proses ini tidak dapat diduplikasi oleh pabrik susu formula.
4. Dapat Membantu Mencegah Penyakit
Menurut penelitian, bayi yang mendapatkan ASI cenderung lebih jarang terkena penyakit atau infeksi dibandingkan bayi yang diberi susu formula.
Hal ini dapat terjadi karena selama menyusui antibodi dan faktor pelawan kuman lainnya berpindah dari tubuh ibu ke bayinya dan memperkuat sistem kekebalan tubuh bayi.
5. Memperkenalkan Bayi dengan Berbagai Rasa sejak Dini
Rasa ASI dapat berubah tergantung dengan rasa makanan yang dikonsumsi oleh sang ibu. Ibu menyusui pada umumnya membutuhkan 300 hingga 500 kalori ekstra per harinya dan harus berasal dari berbagai macam makanan dengan gizi seimbang dan tentunya bermacam-macam rasa.
Menurut penelitian, bayi yang disusui lebih mudah menerima makanan padat karena sudah terbiasa dengan rasa makanan yang diperkenalkan melalui ASI.
6. Membuat Bayi Lebih Pintar
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa anak yang diberi ASI eksklusif memiliki IQ sedikit lebih tinggi daripada anak-anak yang diberikan sufor semasa bayi.
7. Bermanfaat untuk Ibu
Memberikan ASI tak hanya bermanfaat untuk bayi, tetapi juga untuk Bunda. Kontak antara kulit ibu dan bayi (skin to skin contact) dapat meningkatkan hubungan emosional antara ibu dan bayi.
Kemampuan menyusui dapat membantu ibu merasa percaya diri dengan kemampuan merawat bayi. Selain itu, menyusui dapat membakar kalori dan mempercepat pengecilan rahim ke ukuran semula sehingga ibu menyusui dapat kembali ke bentuk dan berat badan sebelum hamil dengan lebih cepat.
Penelitian pun menunjukkan bahwa menyusui dapat membantu menurunkan risiko kanker payudara, tekanan darah tinggi, diabetes, penyakit kardiovaskular, serta kanker rahim dan ovarium.
Artikel terkait: Ini Takaran Susu Formula untuk Bayi Sesuai Usianya, Jangan Sampai Salah ya Bun!
Mengenai Susu Formula
Susu formula disiapkan untuk alternatif yang bergizi sebagai pengganti ASI, diproduksi di bawah kondisi steril. Selain itu, susu formula berusaha untuk menduplikasi susu ibu dengan menggunakan kombinasi protein kompleks, gula, lemak, dan vitamin yang sangat mustahil untuk dapat dibuat sendiri di rumah.
Menyusui dengan ASI untuk beberapa kasus merupakan hal yang sulit dan membuat stres untuk beberapa ibu, sehingga susu formula dianggap sebagai pilihan.
Kelebihan Susu Formula
1. Nyaman dan Mudah
Semua orang, entah itu neneknya atau pengasuh, dapat memberikan susu kepada bayi setiap saat. Walaupun ASI juga dapat berlaku demikian dengan terlebih dahulu memompa dan menyimpan ASI dengan benar. Sehingga ibu dapat melakukan kegiatan lainnya.
Lalu, jika di tempat umum, ibu tidak perlu mencari tempat khusus untuk memberikan ASI-nya, ibu dapat langsung memberikannya di tempat umum. Hanya bedanya bahwa ibu harus membawa perlengkapan untuk membuat sufor.
2. Waktu dan Frekuensi Menyusui
Lantaran susu formula kurang dapat dicerna dengan baik oleh bayi dibandingkan ASI, maka sebaiknya jadwal makan diberikan lebih sering daripada bayi yang menggunakan ASI.
3. Bunda Bisa Bebas Konsumsi Makanan Apa Saja Saat Bayi Diberi Susu Formula
Ibu yang memilih memberikan sufor bagi bayinya tidak perlu memikirkan hal-hal yang mereka makan atau minum. Sebab, hal yang dimakan dan diminum akan mempengaruhi bayi mereka.
Artikel terkait: Konselor Laktasi: “Busui Tak Perlu Memaksa Dapatkan Title ASI Eksklusif”
Kekurangan Susu Formula Dibandingkan ASI
Sumber: Pexels
1. Biaya
Susu formula bisa menjadi kebutuhan bayi yang mahal. Formula bubuk adalah yang paling murah, diikuti dengan yang terkonsentrasi, dan yang paling mahal adalah susu siap saji.
Formula khusus seperti susu kedelai dan hypoallergenic lebih mahal. Selama tahun pertama kehidupan bayi, biaya keseluruhan jika menggunakan susu formula dapat mencapai belasan juta rupiah.
2. Susu Formula Tidak Sebaik ASI
Susu formula yang terbaik tidak dapat menandingi manfaat ASI. Susu formula juga tidak seperti ASI yang bisa berubah kandungannya menyesuaikan dengan kebutuhan bayi.
Tak ada satu pun dari antibodi yang ditemukan dalam ASI ada dalam susu formula. Dengan demikian, susu formula juga tidak dapat memberikan bayi perlindungan tambahan terhadap infeksi dan penyakit seperti yang diberikan ASI.
3. Tidak Sepraktis ASI
Tidak seperti ASI yang selalu tersedia, tidak terbatas, dan disajikan pada suhu yang tepat, pemberian susu formula pada bayi memerlukan perencanaan yang tepat.
Misalnya Parents harus selalu punya stok susu formula untuk menghindari kehabisan susu, harus mensterilkan botol dot terlebih dahulu sebelum dipakai, harus menghangatkan botol di malam hari, dan lain sebagainya.
Bayi baru lahir butuh diberi susu 8 hingga 10 kali dalam periode 24 jam sehingga orang tua yang menggunakan susu formula bisa kewalahan jika mereka tidak siap.
4. Susu Formula Memicu Gas dan Sembelit
Bayi yang tidak minum ASI cenderung akan lebih banyak gas dan buang air besar lebih banyak.
Itulah informasi mengenai lebih baik menggunakan ASI atau susu formula. Semoga bermanfaat untuk Parents.
Artikel diupdate oleh: Annisa Pertiwi
Baca juga:
Mencampur susu formula dan ASIP untuk meningkatkan nutrisi, amankah bagi bayi?
Bebas Drama di Awal Masa Menyusui, Ini yang Perlu Bunda Perhatikan
10 Ciri-Ciri Bayi Tidak Cocok dengan Susu Formula yang Diberikan
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.