Bayi, terutama yang berusia kurang dari satu tahun, hanya bisa mengandalkan tangisan untuk memberi tahu ketidaknyamanan yang ia rasakan. Dari berbagai penyebab tangisan bayi, masalah pencernaan termasuk yang paling sering ditemui.
Saluran cerna pada bayi belum sempurna
Banyaknya kasus masalah pencernaan pada bayi pada umumnya dikarenakan saluran pencernannya masih belum matang. Bayi yang tadinya menerima nutrisi melalui plasenta ibunya saat dalam kandungan, ketika lahir baru mulai beradaptasi dengan saluran pencernaannya sendiri untuk mencerna dan menyerap nutrisi.
Beberapa enzim pencernaan belum langsung tersedia dalam jumlah yang cukup saat lahir, dan baru akan mencapai kadar yang cukup seiring dengan bertambahnya usia. Aktivitas enzim pada anak di usia awal setelah kelahirannya belum optimal.
Enzim ‘enterokinase’ dalam sistem pencernaan anak yang fungsinya mengaktivasi enzim untuk memecah protein, baru aktif sebanyak 25%, sedangkan ‘laktase’ yang berfungsi memecah laktosa yang terdapat dalam susu, juga baru aktif sebanyak 70% kapasitasnya saat bayi masih di usia dini.
Masalah pencernaan akibat saluran cerna yang belum sempurna
Pada saluran cerna yang telah matang, saat makanan dicerna, makanan akan dipecah secara kimiawi menjadi bentuk yang lebih kecil sehingga dapat diserap oleh tubuh. Karena pada sebagian bayi enzim pencernaan belum tersedia dalam jumlah yang cukup, maka sebagian makanan yang masuk tidak dapat dipecah secara kimia dan tidak tercerna sempurna.
Akibatnya sisa makanan tersebut akan berlanjut ke usus besar dan diuraikan oleh bakteri di usus besar menjadi asam dan gas. Karena itu apabila menerima asupan nutrisi yang sulit dicerna, tubuh si kecil akan memberikan reaksi dan mengalami keluhan-keluhan seperti:
– Gumoh
– Diare
– Konstipasi
– Kolik
– Perut kembung dan mengeluarkan gas
– Bentuk BAB tidak beraturan
– Sering menangis yang tidak jelas penyebabnya
– Muncul ruam pada sebagian anak yang hipersensitif
Pada bayi yang mengalami keadaan demikian, nutrisi yang masuk ke dalam tubuhnya harus diupayakan dalam bentuk yang lebih kecil, lebih halus, atau tercerna sebagian, agar sesuai dengan kapasitas enzim yang tersedia dan tidak meninggalkan sisa makanan tak tercerna di dalam usus besar.
Karakteristik nutrisi khusus pada bayi dengan masalah pencernaan
Tidak semua bayi mengalami masalah pencernaan. Namun ada sebagian yang perutnya lebih sensitif dari yang lainnya. Susu formula umumnya memiliki protein susu utuh, atau bahan dasar protein kasein dari susu sapi, sementara sebagian bayi belum memiliki pencernaan yang siap mencerna protein utuh tersebut. Pada bayi yang demikian dapat diberikan protein dalam bentuk terhidrolisis parsial.
Protein terhidrolisis parsial adalah teknologi yang memotong panjang rantai protein dan memperkecil ukuran massa molekul protein sehingga protein lebih mudah dicerna dan diserap oleh sistem pencernaan si kecil. Untuk mengatasi belum optimalnya enzim laktase saat lahir, pengurangan kadar laktosa dalam susu dapat bermanfaat. Laktosa sendiri adalah jenis gula yang terdapat pada susu. Jika si kecil yang tidak dapat mentoleransi laktosa tidak dapat mengonsumsi susu, maka asupan nutrisinya tentu akan berkurang.
Apa yang harus dilakukan bila bayi saya mengalami masalah pencernaan?
Nutrisi yang tepat dan dapat dicerna dengan baik akan membuat zat gizi dapat diserap dan digunakan oleh tubuh. Nutrisi yang terserap dengan baik akan mendukung tercapainya pertumbuhan yang optimal. Bayi yang tidak mendapat nutrisi yang cukup dapat kehilangan kesempatan untuk bertumbuh dan berkembang.
Selain itu, masalah pencernaan seperti perut kembung, sering buang angin, sering buang air, rasa tidak nyaman, tidak hanya akan membuat bayi kehilangan nutrisi, namun juga mengganggu aktivitas sehari-hari, gangguan dalam bersosialisasi dan belajar.
Karena itu apabila Anda menduga bayi mengalami masalah pencernaan, segera konsultasikan ke dokter agar dapat dilakukan evaluasi lebih lanjut.
ditulis oleh DR. Dr. Ariani Dewi Widodo, Sp.A(K)
Baca juga:
Ketahui Penyebab, Gejala dan Cara Mengatasi Sakit Perut pada Anak
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.