Dalam beberapa kasus, persalinan terkadang membutuhkan alat bantu khusus, misalnya forcep maupun vakum. Lantas, lebih baik melahirkan caesar atau dengan alat bantu? Baik pervaginam maupun caesar, keduanya memiliki risiko masing-masing. Saat persalinan berjalan sulit, misalnya saat bayi terhenti di jalan lahir, dokter mungkin mengambil tindakan caesar atau menggunakan alat bantu persalinan. Mana yang lebih baik? Simak penjelasannya!
Plus Minus Melahirkan Caesar
Sumber: unsplash
C-section atau disebut juga sebagai operasi caesar merupakan prosedur pembedahan melalui sayatan di perut dan rahim untuk melahirkan bayi. Melansir Cleveland Clinic, prosedur ini dilakukan saat persalinan pervaginam tidak memungkinkan atau aman untuk dilakukan karena kesehatan ibu maupun adanya risiko pada bayi.
Kelebihan
Manfaat operasi caesar tergantung pada kondisi kehamilan. Pada kebanyakan kasus, manfaat terbesar operasi caesar adalah lebih aman untuk ibu dan bayi. Ketika persalinan pervaginam berisiko atau dapat membahayakan bayi, sebagian besar penolong persalinan akan menyarankan operasi caesar untuk meminimalkan risiko.
Kekurangan
Meski dipandang lebih aman dilakukan dalam beberapa kasus, prosedur persalinan caesar juga memiliki sejumlah risiko. Risiko komplikasi terbilang lebih tinggi pada operasi caesar dibandingkan dengan persalinan pervaginam. Beberapa risiko lainnya antara lain:
- Masa pemulihan yang lebih lama
- Operasi caesar mungkin menyebabkan nyeri panggul kronis.
- Memperbesar kemungkinan operasi caesar pada kehamilan berikutnya.
- Bayi mungkin mengalami kesulitan menyusu
- Bayi berisiko lebih besar mengalami masalah pernapasan.
Artikel Terkait: Seputar Operasi Caesar: Tahapan, Risiko dan Persiapan
Melahirkan dengan Alat Bantu
Sumber: unsplash
Persalinan pervagiman sekalipun terkadang menghadapi sejumlah kendala. Dalam beberapa kasus, ketika bayi berada di jalan lahir, terkadang penolong persalinan membutuhkan bantuan alat khusus, seperti vacuum atau forceps. Keduanya tidak digunakan dalam prosedur persalinan secara umum, hanya saja bila proses persalinan tidak berkembang sesuai dengan yang diharapkan. Penggunaan kedua alat ini juga memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Mengutip Healthline, berikut penjelasannya.
Kelebihan dan Kekurangan Melahirkan dengan Vacuum
Vacuum yang digunakan selama persalinan tidak sama dengan vakum yang sering digunakan dalam rumah tangga. Vacuum dalam persalinan berupa alat pengisap lembut ke kepala bayi. Alat ini memiliki pegangan yang memungkinkan dokter dengan lembut memandu kepala bayi menuju jalan lahir.
Meski bisa membantu persalinan, alat bantu vakum selama persalinan memiliki tingkat kegagalan yang lebih tinggi daripada menggunakan forceps. Vakum tidak akan diterapkan pada bayi yang berada dalam posisi sungsang atau melintang. Selain itu, persalinan dengan bantuan vakum dapat meningkatkan risiko komplikasi tertentu. Komplikasi ini meliputi:
- perdarahan retina: bila terjadi perdarahan di pembuluh darah retina bayi.
- cephalohematoma: kumpulan darah di antara tulang tengkorak dan jaringan kepala bayi.
- luka kulit kepala: bengkak atau luka di kepala dan kulit kepala bayi.
- penyakit kuning: menguningnya kulit dan mata.
- perdarahan intrakranial (pendarahan di tengkorak): meskipun jarang, perdarahan ini bisa memengaruhi kemampuan bicara dan ingatan.
Kelebihan dan Kekurangan Melahirkan dengan Forceps
Selain penggunaan alat bantu vakum, penggunaan forceps terkadang juga digunakan selama persalinan. Forceps terlihat seperti sendok besar yang terbuat dari logam untuk digunakan oleh penyedia perawatan memandu kepala bayi melalui jalan lahir selama persalinan yang sulit. Seorang dokter harus terlatih secara khusus dalam menggunakan alat-alat ini karena membutuhkan keterampilan dan teknik yang cermat.
Kelebihannya, forceps dapat digunakan untuk posisi sungsang, tetapi persalinan pervaginam bayi sungsang menjadi semakin jarang karena risiko cedera lahir. Selain itu, ada sejumlah risiko.
Melahirkan dengan bantuan forceps dikaitkan dengan risiko kerusakan saraf wajah yang lebih besar bila dibandingkan dengan persalinan dengan bantuan vakum.Forceps juga membawa risiko perdarahan retina dan cephalhematoma. Dalam sebuah studi tahun 2020, lebih banyak perempuan mengalami trauma dasar panggul ketika mereka melahirkan dengan bantuan forceps dibandingkan dengan vakum.
Artikel Terkait: Berencana melahirkan caesar, berikut hal penting yang harus dipersiapkan!
Melahirkan Caesar atau dengan Alat Bantu, Mana yang Lebih Aman?
Sumber: unsplash
Manakah yang lebih baik, melahirkan pervaginam dengan alat bantu atau pembedahan caesar? Semua itu tergantung situasi dan kondisi selama persalinan. Seperti dilansir dari Today’s Parent, dalam keadaan darurat, dokter cenderung memilih persalinan normal dengan bantuan vakum atau forceps karena lebih cepat dibandingkan operasi caesar. Contohnya bila kepala bayi sudah turun ke jalan lahir.
Namun, sebuah studi yang dilakukan oleh para peneliti dari University of British Columbia dan Arab Saudi, dan diterbitkan dalam Canadian Medical Association Journal. Di dalamnya membahas risiko penggunaan forsep dan vakum ketika kepala bayi pertengahan jalan lahir dibandingkan dengan risiko operasi caesar. Mereka menemukan bahwa menggunakan forsep dan vakum dalam keadaan ini menghasilkan tingkat trauma fisik bayi dan ibu yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan operasi caesar yang dilakukan dalam situasi yang sama.
Sementara itu melansir PubMed, baik caesar maupun persalinan dengan alat bantu tergantung pada situasinya. Ada asumsi bahwa persalinan pervaginam dengan alat bantu dipandang lebih baik dari operasi caesar didasarkan pada risiko peripartum, seperti perdarahan ibu. Namun, saat persalinan lama dengan henti sekunder, bayi terhenti di jalan lahir, persalinan caesar adalah pilihan yang lebih baik dan aman bagi ibu dan bayi. Tindakan ini juga menurunkan risiko cedera anus dan kemungkinan cedera panggul jangka panjang.
Artikel Terkait: ERACS ala Nagita Slavina, Bisa Gratis Tanpa Biaya.
Pertanyaan Populer Terkait Lebih Baik Melahirkan Caesar atau dengan Alat Bantu
Sumber: unsplash
1. Apa bedanya caesar dengan Eracs?
Caesar biasa biasanya membutuhkan pemulihan yang lebih lama. Sementara ERACS atau Enhanced recovery after cesarean surgery (ERAS) adalah konsep yang menggabungkan berbagai aspek perawatan untuk mempercepat pemulihan pasien.
2. Setelah cesar kapan boleh hubungan intim?
Biasanya, sekitar enam minggu pascapersalinan. Mengutip Verywell Health, ibu bisa mulai berhubungan seks setelah nifas selesai. Namun, bisa lebih lama karena tubuh membutuhkan waktu untuk pulih.
3. Berapa biaya operasi caesar?
Biasa operasi caesar di Indonesia bervariasi tergantung rumah sakit dan kelas rawat inap. Namun, umumnya pada kisaran Rp7.000.000 hingga lebih dari Rp50.000.000.
Baik caesar maupun dengan alat bantu, masing-masing memiliki risiko dan kelebihannya. Mana yang lebih baik? Semua itu tergantung pada kondisi ibu dan pertimbangan dokter. Namun, setiap ibu juga berhak mengambil keputusan tentang cara persalinan mereka.
***
Baca Juga:
Memilih Melahirkan di Rumah, Andien Melahirkan Bayi Laki-laki
Metode Persalinan ERACS, Apa Bedanya dengan Operasi Caesar Biasa?
5 Perubahan Emosi Pasca Melahirkan
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.