Seperti apa kondisi rahim setelah melahirkan?
Selama hamil, rahim mengalami banyak sekali perubahan. Peran pentingnya sebagai ‘rumah’ bagi janin membuatnya membutuhkan waktu untuk kembali pulih.
Waktu pemulihan pascapersalinan berbeda-beda bagi setiap perempuan, mulai enam minggu hingga enam bulan bahkan lebih.
Saat pulih dari persalinan, Bunda mungkin mengalami perdarahan, berkeringat pada malam hari, kontraksi rahim, dan gejala lainnya.
Lantas, seperti apa ya, kondisi rahim setelah melahirkan? Simak artikel berikut sampai habis!
Daftar isi
Mengetahui Kondisi Rahim Setelah Melahirkan
Selama kehamilan rahim bisa membesar dan meluas. Dari ukuran sebesar kepalan tangan sampai terus berkembang selama masa kehamilan.
Enam minggu pertama setelah melahirkan disebut sebagai periode postpartum. Periode ini ialah waktu yang intens di mana ia membutuhkan segala macam perawatan untuk mengembalikan kondisi seperti sedia kala.
Selama waktu ini tubuh akan mengalami sejumlah perubahan, mulai dari penyembuhan setelah melahirkan hingga perubahan suasana hati karena pengaruh hormon.
Salah satu proses yang akan Bunda rasakan ialah keputihan yang disebut lochia yang biasanya keluar selama berminggu-minggu setelah melahirkan. Lochia berubah menjadi merah cerah segera setelah bayi lahir.
Jangan panik karena keputihan ini sebenarnya bagian dari proses pengosongan apa pun yang tersisa di rahim selama kehamilan.
Seiring waktu, cairan akan berubah menjadi merah muda atau cokelat, kuning atau putih, dan berkurang sampai akhirnya berhenti. Melalui perdarahan itulah, Bunda bisa mengamati kemajuan penyembuhan rahim.
Baik persalinan secara normal maupun caesar, rahim mengalami proses pengecilan rahim yang sama. Hal yang membedakan adalah derajat nyerinya saja.
Jika ibu melahirkan melalui operasi caesar, ia diharuskan menjalani sayatan di berbagai lapisan kulit, lemak, otot, peritoneum, lalu sampai ke rahim.
Tidak heran kalau proses caesar yang penuh dengan luka ini akan lebih terasa sakit waktu penyembuhannya.
Berikut ini adalah proses pemulihan rahim berdasarkan waktunya, dikutip dari Healthline.
1. Beberapa Hari Hingga 1 Minggu Setelah Melahirkan
Bila Bunda melahirkan di rumah sakit, mungkin Bunda akan menginap di sana selama beberapa hari setelah persalinan normal.
Tergantung apakah ada robekan perineum atau tidak (dan seberapa banyak), karena ini memerlukan evaluasi dokter bila area vagina Bunda terasa sakit.
Sedangkan pada persalinan caesar, sebagian besar ibu akan sulit bergerak karena luka sayatan masih sangat menyakitkan.
Meski begitu, Bunda perlu membiasakan diri untuk bergerak sesegera mungkin, setidaknya sedikit demi sedikit. Membiasakan diri untuk bergerak juga bisa menghindari pembekuan darah di area sekitar area luka jahitan.
Setelah bayi lahir, berat badan Bunda juga bisa turun sekitar 6 kg seiring menyusutnya ukuran rahim.
Ini karena selama proses persalinan, berat bayi, plasenta, cairan ketuban, dan darah maupun cairan tubuh lainnya sudah dikeluarkan dari tubuh.
Kemudian setelah melalui 1-2 hari setelah melahirkan, ukuran rahim akan seperti saat hamil 18 minggu atau sekitar 4-5 bulan.
Jadi, jangan heran kalau perut Bunda masih terlihat buncit dan besar, ya. Karena proses penyusutan rahim tidak secepat itu, Bunda.
Artikel terkait: Bumil Sudah Tahu? Ini 6 Keuntungan Melahirkan Saat Pandemi
2. Kondisi Rahim Setelah 2 Minggu Melahirkan
Baik proses melahirkan normal maupun caesar, Bunda akan mengalami masa nifas atau pendarahan pada vagina.
Ada beberapa ibu yang mengalami pendarahan selama dua minggu saja, tapi ada pula sampai enam minggu lamanya. Lama waktu tersebut lumrah bagi ibu yang melahirkan normal.
Bunda juga mungkin akan merasakan gatal pada area vagina pada persalinan normal, dan area sayatan pada persalinan caesar karena luka jahitan yang mulai sembuh. Mungkin ini akan membuat Bunda sangat tidak nyaman.
Bunda juga akan sering buang air kecil karena tubuh akan mengeluarkan cairan berlebih dari rahim yang sebelumnya dibutuhkan untuk perkembangan janin.
Pada minggu-minggu ini rahim seakan ‘membersihkan’ dirinya terlebih dahulu secara alami, dan kemudian Bunda akan merasakan kontraksi.
Tak perlu khawatir karena kontraksi ini adalah tanda kondisi rahim Bunda dalam keadaan sehat. Otot-otot rahim akan mulai menyusut ke bentuk semula.
3. Kondisi Rahim Setelah 1-2 Bulan Melahirkan
Bagaimana setelah 1-2 bulan melahirkan normal? Nah, jangan kaget kalau berat badan Bunda bisa turun sampai kurang lebih 10 kg.
Ini tandanya, berat badan Bunda akan segera kembali seperti sebelum hamil, bila Bunda juga rajin menyusui si Kecil.
Menyusui si Kecil secara langsung adalah cara alami untuk menurunkan berat badan setelah melahirkan. Sebab, proses ini bisa membakar banyak kalori dan membantu proses penyusutan rahim lebih cepat pula.
Meskipun begitu, jangan langsung berharap rahim Bunda akan menyusut dengan cepat, ya.
Pada satu bulan pertama, posisi rahim memang sudah menempati posisi semulanya, yaitu berada di dalam panggul.
Tapi, ukurannya belum benar-benar kembali seperti sebelum hamil, atau seukuran kepalan tangan.
Ada beberapa ibu yang mulai merasakan perubahan pada ukuran lebar perutnya, artinya perut sudah mulai terlihat lebih datar dan kecil. Biasanya pada masa ini, darah nifas juga mulai berhenti.
Bagaimana dengan proses persalinan caesar? Mengingat proses persalinannya yang lebih menyakitkan, proses pemulihan tubuh pasca caesar terbukti lebih lama.
Kondisi rahimnya lebih panjang, lebih lebar, dan lebih besar daripada kondisi setelah melahirkan normal.
Hal ini seperti ditulis dalam Archives of Gynecology and Obstetrics bahwa seorang ibu yang menjalani persalinan caesar, rahim akan kembali ke ukuran normal 6 minggu setelah melahirkan..
Bila Bunda melalui proses caesar, pada waktu ini Bunda sudah dibolehkan untuk mengangkat beban yang lebih berat daripada berat bayi.
Pun bila tak ada komplikasi, luka jahitan cesar sudah mulai mengering meski masih terasa gatal.
4. Kondisi Rahim Setelah Melahirkan 6 Bulan
Setelah 6 bulan, rahim sudah kembali ke ukuran semula. Baik persalinan caesar maupun persalinan normal.
Bila Bunda merasa belum kembali ke berat badan sebelum hamil, mungkin itu adalah pertambahan lemak selama hamil yang masih ada.
Pada saat ini juga rambut Bunda sudah tidak rontok lagi. Menstruasi Bunda juga mulai kembali normal seperti sebelumnya.
Atau ada beberapa ibu yang baru mulai menstruasi setelah satu tahun pasca persalinan.
5. Kondisi Rahim Setelah Melahirkan 9-12 Bulan
Pada kondisi normal atau caesar, rahim sudah sepenuhnya kembali ke ukuran semula. Meski mungkin kulit perut Bunda akan terlihat lebih tebal.
Elastisitas kulit beberapa perempuan bisa tidak kembali seperti sebelumnya. Menyoal berat badan, juga tidak semua perempuan bisa kembali ke berat badan seperti sebelum hamil.
Bagi Bunda yang melahirkan caesar, setelah 9-12 bulan luka bekas jahitan biasanya sudah memudar.
Dan baik persalinan normal atau caesar, produksi ASI Bunda bisa mulai berkurang seiring dengan kebutuhan ASI bayi yang juga berkurang.
Kapan Bisa Melakukan Seks Setelah Melahirkan?
Pertanyaan ini pasti banyak ditanyakan oleh ibu yang baru melahirkan. Maklum saja, ini karena sebagian ibu masih khawatir dengan kondisi fisiknya.
Sedangkan kebutuhan seks tentu akan terus muncul. Jadi, kapan waktu yang tepat melakukan seks setelah melahirkan?
1. Seks Setelah Persalinan Normal
Sebenarnya tidak ada waktu pakem kapan boleh melakukan seks setelah melahirkan.
Biasanya para dokter atau tenaga medis lainnya akan menyarankan menunggu hingga kondisi ibu pulih secara fisik dan mental, sebelum melakukan seks.
Mereka merekomendasikan setidaknya menunggu hingga empat sampai enam minggu, terlepas apakah itu persalinan normal atau caesar.
Alasannya, untuk menghindari terjadinya komplikasi setelah melahirkan di minggu pertama dan kedua.
Apalagi bila Bunda mendapatkan ‘bonus’ robekan perineum, pasti rasanya akan sakit melakukan hubungan seks bila area vagina masih tidak nyaman.
Kapan waktu yang tepat untuk melakukan seks, sebaiknya dikondisikan dengan fisik dan mental Bunda, ya. Komunikasikan dengan suami bila Bunda belum siap untuk melakukan seks.
2. Seks Setelah Persalinan Cesar
Waktu penyembuhan luka cesar tergantung seberapa luas dan posisi lukanya. Setelah enam minggu pun, Bunda masih bisa merasakan nyeri atau tidak nyaman bila berhubungan seks.
Artinya, paling tidak Bunda perlu menunggu hingga enam minggu setelah melahirkan. Bunda juga akan melaksanakan beberapa pemeriksaan terkait bekas luka caesar.
Kalau luka jahitan sudah sembuh dengan baik, dan perdarahan sudah berhenti, Bunda boleh melakukan seks.
Bila Bunda sudah yakin ingin melakukan seks, sebaiknya perhatikan posisi seks yang aman.
Artikel terkait: Melahirkan Normal Setelah Caesar Itu Mungkin, Ini Penjelasan Dokter Soal VBAC
Pemeriksaan Setelah Melahirkan
Dokter biasanya akan menjadwalkan pemeriksaan setelah melahirkan empat hingga enam minggu setelah melahirkan.
Tapi, mungkin jadwal bisa lebih awal jika Bunda memiliki kondisi medis tertentu selama kehamilan. Baik persalinan normal maupun caesar, dokter juga akan memeriksa fisik Bunda dan melihat bagaimana keadaan emosional setelah melahirkan.
Pemeriksaan fisik di sini termasuk pemeriksaan berat badan, tekanan darah, kondisi rahim, kondisi bekas luka sayatan caesar atau robekan perineum.
Dokter akan memeriksa keseluruhan fisik Bunda, dan bila Bunda memiliki komplikasi, dokter juga akan memeriksanya.
Beberapa dokter akan menyarankan pemeriksaan pap smear untuk mendeteksi perubahan sel abnormal pada serviks, setidaknya enam minggu setelah melahirkan.
Jika Bunda menderita diabetes gestasional selama kehamilan, tes toleransi glukosa oral akan dilakukan untuk memastikan bahwa kadar glukosa sudah kembali normal.
Begitu juga Bunda akan ditanya tentang suasana hati sebagai bagian dari evaluasi kesehatan mental dan kesejahteraan Bunda.
Selain itu, Bunda akan disarankan untuk menggunakan kontrasepsi dan membantu memutuskan kontrasepsi mana yang paling cocok untuk Bunda.
Perhatikan bahwa kesuburan Bunda dapat kembali dengan sangat cepat, terutama jika memberi susu botol kepada bayi. Bahkan perempuan yang hanya menyusui terkadang bisa mulai berovulasi lagi dalam beberapa bulan.
Tapi, dianjurkan untuk menunggu satu setengah tahun di antara kehamilan agar tubuh Bunda cukup pulih dan siap untuk kehamilan berikutnya.
Bunda bisa menanyakan tentang proses penyembuhan yang Anda jalankan. Atau menanyakan perihal menyusui, olahraga yang bisa dilakukan setelah melahirkan, dan seks.
Bunda, itu dia penjelasan mengenai kondisi rahim setelah melahirkan yang patut diketahui. Setiap ibu berbeda prosesnya. Jangan ragu berkonsultasi dengan dokter perihal gejala yang terjadi usai melahirkan.
***
Your six-week postnatal check-up is one appointment you definitely shouldn’t miss
www.healthhub.sg/live-healthy/1662/what-happens-during-your-postnatal-visit
Return of Ovulation and Menses in Postpartum Nonlactating Women
Physical status, after C-section
www.healthline.com/health/postpartum-recovery-timeline#Parenthood-How-To:-DIY-Padsicle
Pregnancy: Physical Changes After Delivery
my.clevelandclinic.org/health/articles/9682-pregnancy-physical-changes-after-delivery
YOUR BODY AFTER BABY: THE FIRST 6 WEEKS
www.marchofdimes.org/pregnancy/your-body-after-baby-the-first-6-weeks.aspx
Changes in uterine size after vaginal delivery and cesarean section determined by vaginal sonography in the puerperium
pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/10728621/
How long does postpartum recovery last?
www.babycenter.com/baby/postpartum-health/body-changes-after-childbirth_1456740
Baca juga:
Gejala Endometritis, infeksi rahim pasca melahirkan yang perlu diwaspadai
Gejala infeksi ovarium kadang tak disadari, komplikasinya bisa berbahaya!
Pentingnya Jaga Hubungan Intim dalam Pernikahan, Sudahkah Parents Jalankan?