Kista ovarium merupakan tumor jinak yang tumbuh dan berkembang di dalam organ reproduksi perempuan, di mana keberadaannya sering kali tidak ditandai gejala dan tidak berbahaya. Meski demikian, kondisi ini tidak bisa diabaikan karena bisa berisiko kanker.
Simak penjelasan di bawah ini mengenai cara mengetahui apakah Anda memiliki kista ini dan bagaimana cara mengobatinya.
Apa Itu Kista Ovarium?

Ovarium adalah sepasang organ dari sistem reproduksi perempuan yang terletak di kedua sisi rahim, di mana ukuran dan bentuknya menyerupai almond. Keduanya memiliki dua fungsi utama, yaitu:
- Bertugas menghasilkan dan melepaskan hormon estrogen dan progesteron yang memainkan peran penting dalam reproduksi serta memicu menstruasi.
- Melepaskan sel telur kira-kira setiap 28 hari sebagai bagian dari siklus menstruasi yang siap dibuahi di tuba fallopi. Siklus ini disebut ovulasi.
Lantas apa yang dimaksud dengan kista ovarium?
Kista ovarium adalah tumor jinak berupa kantung berisi cairan atau materi semi cairan yang terbentuk akibat pembesaran atau benjolan pada ovarium (indung telur) atau di permukaannya. Kista ini bisa memengaruhi kedua ovarium secara bersamaan, atau hanya memengaruhi salah satunya.
Kondisi ini sering dan umum terjadi pada perempuan, dan biasanya terjadi selama masa melahirkan.
Pada banyak kasus, kista tidak menyebabkan sakit dan tanpa gejala yang berarti. Meski terkadang menyebabkan ketidaknyamanan pada beberapa penderitanya, kista ovaraium tidak berbahaya dan banyak yang hilang tanpa menjalani pengobatan –tidak selalu menyebabkan kemandulan dan keguguran juga.
Kondisi ini bisa menimbulkan gejala yang parah bila kista bengkok atau pecah (ruptur). Oleh sebab itu, untuk melindungi diri Anda dan mencegah masalah serius, rutinlah melakukan pemeriksaan panggul dan ketahui gejala-gejala yang dapat menandakan masalah serius.
Walau demikian, kondisi ini tidak dapat diabaikan. Sebab, dalam beberapa kasus yang jarang terjadi dapat menyebabkan masalah serius, di mana kista ovarium (tumor jinak) dapat berkembang menjadi kanker –hanya terjadi kurang dari 1% pada penderita, menurut Cleveland Clinic.
Artikel terkait: Ingin hamil tapi punya kista? Begini cara menyiasatinya!
Gejala
Sering kali, kondisi ini tidak menimbulkan gejala apa pun. Menurut National Health Service, gejala baru bisa dirasakan bila kista pecah (ruptur), berukuran sangat besar, atau menghalangi suplai darah ke ovarium.
Kondisi ini umumnya ditandai dengan gejala:
- Nyeri atau kembung di perut atau perut terasa buncit.
- Kesulitan buang air kecil, atau sering buang air kecil.
- Rasa sakit di punggung bagian bawah.
- Nyeri selama hubungan seksual
- Nyeri haid dan perdarahan yang tidak biasa.
- Meningkatnya berat badan
- Mual atau muntah
- Kehilangan nafsu makan, perut terasa penuh dengan cepat (padahal makan hanya sedikit).
- Nyeri panggul –ini dapat berkisar dari sensasi tumpul dan berat hingga nyeri yang tiba-tiba, parah, dan tajam.
- Kesulitan mengosongkan usus
- Sulit hamil
Jika Anda memiliki salah satu dari gejala di bawah ini, penting untuk diperiksakan ke dokter.
Dampak Kista Ovarium pada Kesuburan
Mengutip dari laman Mayo Clinic, beberapa kasus ini dapat dikaitkan dengan penurunan kesuburan. Namun, itu pun tergantung pada jenisnya yang Anda miliki.
Jenis dan Penyebab

Kista Fungsional
Kebanyakan, kondisi ini berkembang sebagai hasil atau respons dari fungsi normal perubahan tubuh selama siklus menstruasi –terjadi akibat dari ovulasi (pelepasan sel telur dari ovarium).
Inilah yang dikenal sebagai kista fungsional atau kista sederhana. Sangat jarang jenis kista ini yang terbentuk karena alasan yang tidak terkait dengan menstruasi.
Kista fungsional adalah jenis yang paling umum dan tidak berhubungan dengan penyakit, serta bisa menjadi tanda bahwa indung telur Anda berfungsi sebagaimana mestinya. Kista fungsional umumnya menyusut dari waktu ke waktu, biasanya dalam 60 hari atau 2-3 kali siklus haid, tanpa pengobatan khusus.
Ada dua jenis kista fungsional, yaitu:
- Kista folikel. Kantung kecil di ovarium yang disebut folikel, melepaskan sel telur setiap bulan sebagai bagian dari siklus menstruasi. Kista folikel terbentuk ketika folikel tidak melepaskan sel telur. Sebaliknya, folikel terisi dengan cairan dan tumbuh lebih besar.
- Kista korpus luteum. Setelah folikel melepaskan sel telur, ia membentuk kelompok sel penghasil hormon yang disebut korpus luteum. Kista terbentuk ketika cairan terkumpul di korpus luteum dan menyebabkannya tumbuh.
Kista Lainnya
Adalah kista ovarium yang tidak terbentuk sebagai respons terhadap siklus menstruasi dan tanda penyakit. Di antaranya:
- Kistadenoma. Kista ini terbentuk di permukaan ovarium yang berisi cairan tipis dan berair atau lebih tebal dan seperti lendir.
- Kista dermoid (teratoma) yang terdiri dari sel-sel yang menyusun semua jenis jaringan dalam tubuh manusia, mulai dari kulit, rambut, gigi bahkan jaringan otak.
- Endometrioma. Kista yang juga disebut endometriosis ini diisi dengan jaringan endometrium, jaringan yang sama yang Anda keluarkan setiap bulan selama menstruasi. Endometriosis dapat sangat menyakitkan dan memengaruhi kesuburan.
- Kanker ovarium. Berbeda dengan kondisi di atas, kista (tumor) kanker ovarium merupakan kumpulan sel kanker yang padat.
- Ovarium polikistik. Penyakit ini disebabkan oleh sindrom ovarium polikistik (PCOS), folikel di mana telur biasanya matang gagal untuk membuka sehingga menyebabkan kista terbentuk. Kondisi ini berarti ovarium mengandung sejumlah besar kista kecil yang kemudian dapat menyebabkan ovarium membesar. Jika tidak diobati, ovarium polikistik dapat menyebabkan kemandulan.
Artikel terkait: Sindrom Ovarium Polikistik (PCOS) yang menyebabkan perempuan sulit hamil.
Faktor Risiko
Mengutip laman Mayo Clinic, siapa saja bisa mengalami kondisi ini, dan risikonya lebih tinggi pada:
- Usia. Lebih sering terjadi pada perempuan yang belum mengalami menopause.
- Kehamilan. Terkadang, folikel yang terbentuk saat Anda berovulasi tetap berada di ovarium selama kehamilan –terkadang bisa tumbuh lebih besar.
- Perlvic inflammatory disease (PID) atau penyakit radang panggul yang parah dapat menyebar ke ovarium dan menyebabkan kista.
- Riwayat kista ovarium. Jika Anda pernah memiliki satu kista ini sebelumnya, besar kemungkinan Anda akan memiliki lebih banyak lagi.
Masalah Hormonal
- Endometriosis. Beberapa jaringan dapat menempel pada ovarium Anda dan membentuk kista.
- Mengonsumsi obat kesuburan untuk membantu ovulasi, seperti clomiphene atau letrozole.
- Reproduksi sel yang tidak normal. Reproduksi sel atipikal dapat menyebabkan kista seperti dermoid dan cystadenoma terbentuk.
Komplikasi yang Mungkin Terjadi
Kondisi ini bisa saja menyebabkan komplikasi, seperti:
- Ovarian Torsion. Kista yang menjadi besar dapat menyebabkan ovarium bergerak. Ini meningkatkan kemungkinan puntiran ovarium yang menyakitkan (torsi ovarium). Jika ini terjadi, Anda mungkin mengalami nyeri panggul yang parah dan tiba-tiba serta mual dan muntah. Torsi ovarium juga dapat mengurangi atau menghentikan aliran darah ke ovarium.
- Cyst rupture. Kista yang pecah (ruptur) dapat menyebabkan nyeri hebat dan pendarahan di dalam panggul. Semakin besar kista, semakin besar risiko pecahnya. Aktivitas berat yang memengaruhi panggul, seperti seks vaginal, juga meningkatkan risiko ruptur.
- Kista ovarium yang terinfeksi. Melansir laman WebMD, kista dapat berkembang sebagai respons terhadap infeksi panggul dan membentuk abses. Jika abses pecah, bakteri berbahaya dapat menyebar ke seluruh tubuh.
Artikel terkait: Endometriosis, Penyakit yang Membuat Wanita Sulit Punya Anak
Diagnosis

Bila dari gejala yang Anda laporkan dokter menaruh kecurigaan adanya kista ovarium di rahim Anda, ia mungkin akan merekomendasikan satu atau lebih dari tes berikut ini:
- Tes kehamilan untuk memastikan Anda tidak hamil. Bila hasilnya positif mungkin, mungkin Anda memiliki kista korpus luteum.
- USG panggul menggunakan gelombang suara untuk membuat gambar rahim dan ovarium Anda, apakah ada kista atau tidak, lokasi kista, dan mencari tahu jenisnya.
- Uji tingkat hormon untuk memeriksa masalah yang terkait dengan hormon, seperti terlalu banyak estrogen atau progesteron.
- Laparoskopi. Melalui sayatan kecil di bawah perut, dokter akan memasukkan instrumen tipis dengan lampu dan kamera ke dalam perut Anda sehingga ia dapat melihat ovarium Anda.
- Tes darah CA-125 untuk memastikan kanker ovarium. Jika Anda memiliki kista yang sebagian padat, dokter mungkin akan menganalisi darah Anda untuk mengetahui kadar protein yang disebut CA 125 (antigen kanker 125). Kanker ovarium umumnya lebih berisiko terjadi pada mereka yang memiliki kondisi fibroid rahim, endometriosis, dan penyakit radang panggul (PID).
Artikel terkait: Cerita Shireen Sungkar Mengalami Kista Dermoid Setelah Melahirkan Anak Pertama
Cara Menangani

Dalam kebanyakan kasus, kista menghilang dalam beberapa bulan tanpa perlu pengobatan. Namun, dokter perlu melakukan pemeriksaan USG beberapa minggu atau bulan setelahnya untuk melihat apakah kista menghilang atau tidak.
Jika tidak menghilang, dokter akan melakukan beberapa perawatan, seperti:
Jika Anda memiliki kista ovarium berulang, dokter dapat meresepkan kontrasepsi oral untuk menghentikan ovulasi dan mencegah perkembangan kista baru –bukan untuk membuat kista hilang. Kontrasepsi oral juga dapat mengurangi risiko kanker ovarium. Risiko kanker ovarium lebih tinggi pada perempuan pascamenopause.
Beberapa kondisi memerlukan pembedahan, termasuk yang ukuranya besar, tidak hilang, menimbulkan gejala, atau mendekati masa menopause. Apakah kista diambil sebagian atau seluruhnya, tergantung pada kasus yang Anda alami.
Jika kista kecil dan hasil tes pencitraan adalah kanker, dokter dapat melakukan prosedur laparoskopi (sayatan kecil di perut bawah) sebagai proses pembedahan pengangkatan kista.
Jika kista besar, dokter akan melakukan pembedahan laparotomi dengan mengangkat kista melalui sayatan yang besar di perut. Dokter akan melakukan biopsi langsung untuk menentukan bahwa kista adalah kanker.
Sekalipun Anda merasakan berbagai gejalanya, jangan sampai melakukan diagnosis sendiri terhadap penyakit Anda. Segera periksakan kondisi Anda ke dokter.
Jika tubuh Anda mengalami beberapa gejala seperti di atas, catatlah gejala tersebut dan konsultasikan ke dokter. Termasuk catatan jadwal haid, kesakitan yang dirasakan, dan gejala lain yang mencurigakan.
Artikel terkait: Dapat Mengganggu Kesuburan Perempuan, Kenali Perbedaan Tumor, Miom, dan Kista
Pencegahan
Tidak ada cara untuk mencegah sebagian besar kista ini. Namun, pemeriksaan panggul secara teratur dapat membantu memastikan bahwa perubahan pada ovarium Anda didiagnosis sedini mungkin.
Waspadai setiap perubahan dalam siklus bulanan Anda. Catat gejala menstruasi yang tidak biasa, terutama yang berlangsung lebih dari beberapa siklus.
Setelah itu, konsultasikan dengan dokter tentang perubahan atau gejala yang membuat Anda khawatir.
Kapan Harus Menemui Dokter?
Dapatkan bantuan medis segera jika Anda mengalami:
- Nyeri perut atau panggul yang tiba-tiba dan parah.
- Nyeri disertai demam atau muntah.
- Tanda-tanda syok, termasuk kulit yang dingin dan lembap, pernapasan cepat serta merasa pusing atau lemah.
Ciri-Ciri
Kista ovarium sering tidak menimbulkan gejala apapun. Namun, ciri-ciri kista ini dapat muncul saat kista tumbuh. Salah satu ciri-cirinya yang jelas dirasakan adalah nyeri di punggung bawah atau paha. Beberapa ciri-ciri yang lain sebagaimana dijelaskan laman Healthline di antaranya adalah:
- perut kembung atau bengkak
- buang air besar yang menyakitkan
- nyeri panggul sebelum atau selama siklus menstruasi
- hubungan seksual yang menyakitkan
- nyeri di punggung bawah atau paha
- Payudara melembut
- mual dan muntah
Ciri-ciri yang parah dan memerlukan perhatian medis segera meliputi:
- nyeri panggul yang parah atau tajam
- demam
- pingsan atau pusing
- pernapasan cepat
Gejala-gejala ini dapat mengindikasikan kista yang pecah atau torsi ovarium. Kedua komplikasi tersebut dapat menimbulkan konsekuensi serius jika tidak ditangani sejak dini.
Artikel Terkait: 6 Kebutuhan Ibu Hamil Trimester 2 Rekomendasi, Cek!
Makanan Penyebab Kista Ovarium
Jika Anda mempunyai kista ovarium, berikut adalah daftar makanan yang harus dihindari agar gejalanya tidak semakin parah. Berikut selengkapnya sebagaimana dikutip laman Super Food Sanctuary:
1. Daging Merah
Cobalah untuk menghindari makan daging merah seperti daging babi, sapi dan kambing. Jika Anda tidak bisa menghindarinya, setidaknya batasi konsumsinya. Makanan ini dapat menyebabkan terbentuknya kista ini dan memperparah kista yang sudah ada juga. Daging gelap juga tinggi lemak yang merupakan alasan lain mengapa Anda harus menghindarinya.
2. Gorengan
Jenis makanan yang digoreng seperti kentang goreng, ayam goreng, dan lainnya, adalah beberapa makanan yang harus dihindari penderita kista ini. Ini karena makan banyak gorengan bisa menyebabkan kenaikan berat badan berlebih dengan cepat. Minyak nabati olahan yang digunakan untuk menggoreng makanan ini buatan dan mengandung bahan kimia yang mengganggu hormon.
3. Makanan yang Tinggi Lemak Jenuh
Lemak jenuh adalah jenis lemak makanan yang tidak sehat jika dikonsumsi berlebihan. Hal ini dapat meningkatkan kadar kolesterol dalam tubuh. Yang termasuk makanan kaya lemak jenuh adalah mentega, keju & krim, daging sapi dan kambing, makanan kemasan & permen, junk food dan banyak lagi.
Makan lebih sedikit lemak jenuh jika Anda mencoba menghindari dan menyembuhkan kondisi ini.
4. Makanan Tinggi Gula
Gula rafinasi adalah salah satu makanan terburuk yang dapat menjadi penyebab munculnya kista ini. Makanan tinggi gula rafinasi termasuk minuman ringan, jus olahan, kue, kue kering, biskuit, dan manisan. Gula rafinasi menyebabkan ketidakseimbangan besar dalam kadar hormon yang menyebabkan pembentukan kista jenis ini atau mengiritasi yang sudah ada.
5. Alkohol
Minuman keras seperti alkohol adalah makanan yang harus dihindari pasien dengan kista ovarium. Makanan ini mengganggu keseimbangan hormon tubuh kita yang menyebabkan kista ovarium diproduksi. Hindari alkohol sepenuhnya saat Anda mencoba mengecilkan kista ovarium.
6. Minuman Berkafein
Kafein adalah penyebab utama dehidrasi tubuh dan peningkatan peradangan. Jika Anda rentan terhadap kista ovarium, harap hindari minuman berkafein seperti kopi, soda teh, minuman ringan. Minuman tersebut sangat mungkin menyebabkan kista baru sekaligus memperburuk yang sudah ada.
7. Karbohidrat Sederhana
Karbohidrat sederhana mengacu pada makanan yang mengandung karbohidrat sederhana. Jenis makanan ini memiliki indeks glikemik tinggi yang cepat dicerna, diserap dan dimetabolisme yang menyebabkan kenaikan tajam glukosa darah dan membutuhkan produksi insulin tingkat tinggi. Karbohidrat sederhana seperti gandum, tepung olahan, roti putih, dan nasi berbiji pendek adalah makanan yang harus dihindari pasien dengan kista ovarium.
8. Makanan Bertepung
Kategori makanan lain yang harus dihindari termasuk makanan bertepung seperti kentang, jagung, pasta, roti, dan lainnya. Anda dapat membatasi konsumsi makanan ini karena menyebabkan lonjakan insulin dalam waktu singkat dan menyebabkan pembentukan kista ovarium.
Artikel Terkait: 7 Snack Ibu Hamil Pilihan, Enak dan Sehat!
Operasi Kista Ovarium
Jika kista ovarium sudah di tingkat parah dan pecah, dokter Anda mungkin menyarankan operasi untuk mengeluarkan kista yang besar, kista yang tidak fungsional, yang tumbuh atau yang menyebabkan rasa sakit. Beberapa kista dapat diangkat tanpa mengangkat ovarium (sistektomi). Dalam beberapa kasus, ovarium dengan kista diangkat (ooforektomi).
Pembedahan seringkali dapat dilakukan dengan menggunakan pembedahan invasif minimal (laparoskopi) dengan laparoskop dan instrumen yang dimasukkan melalui sayatan kecil di perut Anda. Jika kista besar atau kanker menjadi perhatian, prosedur terbuka menggunakan potongan yang lebih besar mungkin diperlukan.
Kista yang berkembang setelah menopause terkadang merupakan kanker. Dalam hal ini, Anda mungkin perlu menemui spesialis kanker ginekologi. Anda mungkin memerlukan operasi pembedahan untuk mengangkat rahim, leher rahim, saluran tuba dan ovarium. Anda mungkin juga memerlukan kemoterapi atau radiasi.
Tanda Kista Ovarium Pecah
Lantas, bagaimana kita bisa tahu jika kista ovarium telah pecah?
Laman Hopkins Medicine menjelaskan, tidak semua perempuan merasakan kista ovarium pecah. Namun, umumnya sebagian besar merasakan sakit pada saat pecah dan kemudian merasa tidak nyaman selama beberapa hari sesudahnya. Biasanya, gejalanya bisa diredakan dengan obat-obatan yang dijual bebas.
Tanda yang mungkin dialami jika kista ovarium pecah meliputi:
- Nyeri tajam dan tiba-tiba di perut bagian bawah atau punggung
- Bercak atau pendarahan vagina
- Perut kembung.
Cari pertolongan medis darurat jika Anda juga mengalami sakit perut dengan:
- Mual dan muntah yang parah (dapat mengindikasikan torsi ovarium)
- Demam (dapat mengindikasikan infeksi)
- Pendarahan vagina yang berat
- Pingsan atau pusing
Perawatan untuk kista ovarium yang pecah termasuk menunggu dengan waspada, obat-obatan dan pembedahan.
Pertanyaan Populer Terkait Kista ovarium
Kista ovarium adalah kantung berisi cairan yang ditemukan di dalam atau melekat pada ovarium. Sebagian besar wanita usia reproduksi mengembangkan kista ovarium kecil setiap bulan. Kista ini tidak berbahaya dan biasanya tidak memiliki gejala, beberapa yang lain mungkin akan menyebabkan kembung, nyeri perut bagian bawah, atau nyeri punggung bagian bawah. Kista ini berhubungan dengan ovulasi dan biasanya menghilang pada setiap siklus menstruasi. Berikut adalah beberapa pertanyaan terkait kista ovarium yang bisa menjadi bahan diskusi.
Apakah kista ovarium itu berbahaya?
Memiliki kista pada ovarium sering terjadi dan seringkali tanpa gejala. Kista ovarium biasanya tidak berbahaya. Namun pada beberapa kasus, kista dapat pecah (terbuka).
Kista ovarium yang pecah tidak secara otomatis merupakan kondisi yang mengancam jiwa. Pada sebagian besar kasus, cairan kista akan menghilang dan akan sembuh tanpa intervensi apa pun. Namun, ada beberapa kasus di mana kista yang pecah menjadi keadaan darurat yang perlu dilakukan tindakan medis secepatnya, demikian dikutip Hopkins Medicine.
Apa penyebab dari kista ovarium?
Penyebabnya bisa terjadi karena disebabkan oleh masalah hormonal, endometriosis, kehamilan, dan infeksi panggul. Gangguan kesehatan ini biasanya terjadi pada wanita usia reproduksi atau sekitar 20 sampai 40 tahun.
Apa yang dirasakan penderita kista ovarium?
Beberapa tanda-tanda yang dirasakan penderita kista ovarium adalah kista ovarium sering buang air kecil, mengalami rasa sakit saat berhubungan seksual, dan mengalami nyeri panggul secara tiba-tiba.
Berapa biaya untuk operasi kista ovarium?
Biaya operasi kista ovarium 2022 sangat bergantung pada rumah sakit yang dipilih. Di Indonesia, operasi kista ovarium biayanya di range kisaran Rp5 juta hingga Rp7 juta, ada juga yang sampai hingga puluhan juta rupiah tergantung jenis perawatan, tindakan dan rumah sakit.
Apakah kista ovarium ditanggung BPJS?
Operasi kista dan miom termasuk dalam daftar 19 layanan operasi medis yang biayanya ditanggung oleh BPJS Kesehatan. Jadi, operasi kista ovarium termasuk tindakan yang dicover BPJS.
Demikian penjelasan terkait kista ovarium. Jangan sampai terlambat ditangani, ya. Sehat-sehat selalu Bunda.
***
Artikel diupdate oleh: Ester Sondang & Kalamula Sachi
Baca juga:
Hamil dengan kista, berbahayakah bagi kesehatan janin?
Punya Kista Bisakah Hamil? Simak Penjelasannya
Rachel Goddard Pernah Jalani Operasi Angkat Rahim, Bagaimana Kisahnya?
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.