Setiap anak terlahir dengan kemampuan belajar yang berbeda-beda. Beberapa anak terlihat mengalami berbagai jenis kesulitan belajar. Mulai dari masalah membaca, menulis, berhitung, memahami arah, atau lainnya.
Berdasarkan data Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia (Kemendikbudristek RI), sebesar 77,1 persen anak mengalami kesulitan belajar pada tahun 2020.
Hal ini dikarenakan mereka bosan hingga adanya fasilitas yang kurang memadai selama masa sekolah dari rumah saat pandemi.
Akan tetapi, bukan hanya faktor pandemi yang menyebabkan anak mengalami berbagai jenis kesulitan belajar.
Ada banyak faktor penyebab yang memengaruhi kemampuan mereka dalam berpikir.
Apa saja? Simak ulasan berikut!
Artikel Terkait: 5 Cara Mengatasi Kesulitan Anak dalam Belajar Membaca
Definisi Kesulitan Belajar
National Institute of Neurological Disorders and Stroke (NINDS) menjelaskan, kesulitan belajar adalah gangguan yang memengaruhi kemampuan untuk memahami atau menggunakan bahasa lisan atau tulisan, melakukan perhitungan matematis, mengoordinasikan gerakan, atau mengarahkan perhatian.
Meskipun ketidakmampuan belajar terjadi pada anak-anak yang sangat muda, gangguan tersebut biasanya tidak dikenali sampai anak mencapai usia sekolah.
Kesulitan belajar tidak ada hubungannya dengan seberapa pintar seseorang. Namun sebaliknya, seseorang dengan ketidakmampuan belajar mungkin hanya melihat, mendengar, atau memahami sesuatu secara berbeda.
Hal itu bisa membuat tugas sehari-hari, seperti belajar untuk ujian atau tetap fokus di kelas, jauh lebih sulit.
Ada strategi yang bisa dipelajari seseorang untuk membuatnya lebih mudah mengatasi perbedaan ini.
Artikel terkait: Pentingnya Menerapkan Model Pembelajaran STEAM, Dukung Anak Berpikir Kritis
Jenis Kesulitan Belajar
Ada banyak jenis ketidakmampuan belajar, dan mereka dapat memengaruhi orang secara berbeda. Jenis utama kesulitan belajar meliputi:
1. Dispraksia
Dispraksia memengaruhi keterampilan motorik seseorang. Keterampilan motorik membantu kita dengan gerakan dan koordinasi.
Seorang anak kecil dengan dispraksia mungkin menabrak sesuatu atau mengalami kesulitan memegang sendok atau mengikat tali sepatu mereka.
Kemudian, mereka mungkin kesulitan dengan hal-hal seperti menulis dan mengetik.
Masalah lain yang terkait dengan dispraksia meliputi:
- Kesulitan bicara
- Kepekaan terhadap cahaya, sentuhan, rasa, atau bau
- Kesulitan dengan gerakan mata.
2. Disleksia
Disleksia memengaruhi bagaimana seseorang memproses bahasa, dan dapat membuat membaca dan menulis menjadi sulit.
Ini juga dapat menyebabkan masalah dengan tata bahasa dan pemahaman bacaan.
Anak-anak juga mungkin mengalami kesulitan mengekspresikan diri mereka secara verbal dan menyusun pemikiran selama percakapan.
3. Disgrafia
Disgrafia memengaruhi kemampuan menulis seseorang. Orang dengan disgrafia mungkin memiliki berbagai masalah, termasuk:
- Tulisan tangan yang buruk
- Masalah dengan ejaan
- Kesulitan menuliskan pikiran di atas kertas
4. Diskalkulia
Diskalkulia memengaruhi kemampuan seseorang untuk melakukan matematika.
Gangguan matematika dapat mengambil banyak bentuk dan memiliki gejala yang berbeda dari orang ke orang.
Pada anak kecil, diskalkulia dapat memengaruhi belajar menghitung dan mengenali angka.
Seiring bertambahnya usia anak, mereka mungkin mengalami kesulitan memecahkan masalah matematika dasar atau menghafal hal-hal seperti tabel perkalian.
5. Gangguan Pemrosesan Pendengaran
Ini adalah masalah dengan cara otak memproses suara yang diterima seseorang. Ini bukan disebabkan oleh gangguan pendengaran.
Orang dengan gangguan ini mungkin mengalami masalah:
- Belajar membaca
- Membedakan suara dari kebisingan latar belakang
- Mengikuti arahan lisan
- Menceritakan perbedaan antara kata-kata yang terdengar mirip
- Mengingat hal-hal yang mereka dengar
6. Gangguan Pemrosesan Visual
Seseorang dengan gangguan pemrosesan visual mengalami kesulitan menafsirkan informasi visual.
Mereka mungkin mengalami kesulitan membaca atau membedakan antara dua objek yang terlihat serupa.
Orang dengan gangguan pemrosesan visual sering mengalami masalah dengan koordinasi tangan-mata.
7. Gangguan Belajar Nonverbal
Mengalami kesulitan menafsirkan isyarat nonverbal seperti ekspresi wajah atau bahasa tubuh dan mungkin memiliki koordinasi yang buruk.
8. Defisit Pemahaman Membaca Spesifik
Ketidakmampuan belajar yang memengaruhi pemahaman individu tentang apa yang mereka baca atau bahasa lisan.
Kemampuan untuk mengekspresikan diri dengan bahasa lisan juga dapat terpengaruh.
Artikel Terkait: 4 Penyebab Orangtua Sulit Dampingi Anak Belajar dari Rumah
Penyebab
Tidak selalu diketahui alasan seorang anak memiliki kesulitan belajar.
Kadang-kadang karena perkembangan otak seseorang terpengaruh, baik sebelum mereka lahir, selama kelahiran mereka, atau di masa kanak-kanak.
Melansir dari Mayo Clinic, faktor-faktor yang mungkin memengaruhi perkembangan belajar meliputi:
Riwayat Keluarga dan Genetik
Riwayat keluarga dengan gangguan belajar meningkatkan risiko anak mengalami gangguan.
Risiko Prenatal dan Neonatus
Pertumbuhan rahim yang buruk, paparan alkohol atau obat-obatan sebelum lahir, kelahiran prematur, dan berat badan lahir sangat rendah telah dikaitkan dengan gangguan belajar.
Hal ini dapat disebabkan oleh hal-hal seperti:
- Ibu sakit saat hamil
- Pertumbuhan janin terhambat atau intrauterine growth restriction (IUGR)
- Masalah selama kelahiran yang menghentikan cukup oksigen masuk ke otak.
Trauma Psikologis
Adanya trauma psikologis atau pelecehan pada anak usia dini dapat memengaruhi perkembangan otak dan meningkatkan risiko gangguan belajar.
Trauma Fisik
Cedera kepala atau infeksi sistem saraf mungkin berperan dalam perkembangan gangguan belajar.
Paparan Lingkungan
Paparan racun tingkat tinggi, seperti timbal, telah dikaitkan dengan peningkatan risiko gangguan belajar.
Penyakit Tertentu
Penyakit, seperti meningitis, gangguan pemusatan perhatian hiperaktif atau attention deficit hyperactivity disorder (ADHD), atau gangguan spektrum autisme dapat memengaruhi kemampuan belajar anak.
Artikel terkait: 5 Tips Memotivasi Anak yang Malas Sekolah, Coba Terapkan Bun!
Ciri Anak yang Mengalami Kesulitan Belajar
Sering kali, perbedaan belajar tidak menjadi jelas sampai seorang anak mencapai usia sekolah.
Meski begitu, kesulitan mungkin tidak kentara dan sulit dikenali.
Menurut National Institutes of Health, gejala ketidakmampuan belajar meliputi:
- Masalah membaca dan/atau menulis
- Masalah dengan matematika
- Memori buruk
- Masalah memperhatikan
- Masalah mengikuti petunjuk
- Kecanggungan
- Kesulitan menentukan waktu
- Masalah tetap teratur
Sementara para ahli memperingatkan bahwa hanya seorang profesional yang dapat secara formal mendiagnosis ketidakmampuan belajar, tanda-tanda lain mungkin:
- Kurangnya semangat untuk membaca atau menulis
- Bertindak tanpa benar-benar memikirkan kemungkinan hasil (impulsif)
- Bertingkah di sekolah atau dalam situasi sosial
- Kesulitan untuk tetap fokus atau mudah terganggu
- Kesulitan mengucapkan kata dengan benar dengan keras atau mengungkapkan pikiran
- Masalah dengan kinerja sekolah
- Berbicara seperti anak kecil, seperti menggunakan frasa pendek dan sederhana, atau meninggalkan kata-kata dalam kalimat
- Sulit mendengarkan
- Masalah yang berhubungan dengan perubahan jadwal atau situasi
- Masalah dalam memahami kata atau konsep
Jika Parents mencurigai si kecil adanya gangguan belajar, bicarakan dengan dokter anak atau guru untuk mengevaluasinya.
Mungkin perlu menemui beberapa spesialis sebelum mendapatkan diagnosis pasti.
Spesialis ini mungkin termasuk psikolog klinis, psikolog sekolah, psikolog perkembangan, terapis okupasi, atau terapis bicara dan bahasa, tergantung pada masalah yang dialami anak.
Mereka akan melakukan berbagai tes dan penilaian untuk sampai ke akar permasalahan.
Artikel Terkait: Si Kecil Kesulitan Belajar Matematika? Benarkah Ia Mengalami Dyscalculia?
Cara Mengatasi
Kesulitan belajar bisa sulit untuk didiagnosis, karena tidak ada daftar gejala pasti yang cocok untuk setiap anak.
Pun banyak anak mencoba menyembunyikan masalahnya.
Parents mungkin tidak melihat sesuatu yang lebih jelas daripada keluhan yang sering terjadi tentang pekerjaan rumah atau anak yang tidak mau pergi ke sekolah.
Mengetahui tanda-tanda awal dari kemungkinan ketidakmampuan belajar dapat membantu anak mendapat bantuan yang mereka butuhkan sesegera mungkin.
Itulah alasannya penting bagi orang tua memperhatikan tonggak perkembangan anak.
Keterlambatan seperti terlambat berjalan atau berbicara atau kesulitan bersosialisasi dapat menjadi tanda gangguan belajar pada balita dan anak-anak prasekolah.
Perawatan yang paling umum untuk ketidakmampuan belajar adalah pendidikan khusus.
Pendidik yang terlatih secara khusus dapat melakukan evaluasi pendidikan diagnostik menilai potensi akademik dan intelektual anak dan tingkat kinerja akademik.
Setelah evaluasi selesai, pendekatan dasarnya adalah mengajarkan keterampilan belajar dengan membangun kemampuan dan kekuatan anak sambil mengoreksi dan mengompensasi kecacatan dan kelemahannya.
Profesional lain seperti terapis bicara dan bahasa juga mungkin terlibat.
Beberapa obat mungkin efektif dalam membantu anak belajar dengan meningkatkan perhatian dan konsentrasi. Terapi psikologis juga dapat digunakan.
Hal terbaik yang dapat Parents lakukan sebagai orang tua adalah dengan mencintai dan mendukung anak.
Kiat-kiat ini juga dapat membantu anak, yaitu:
1. Pelajari Semua yang Anda Bisa
Dapatkan semua fakta tentang ketidakmampuan belajar anak dan bagaimana hal itu memengaruhi proses belajar.
Teliti layanan dan strategi pendukung sehingga Parents dapat berperan aktif dalam memutuskan perawatan yang tepat untuk anak.
2. Jadilah Advokat Anak
Bekerjasamalah dengan sekolah anak untuk mengembangkan rencana pendidikan individual atau rencana khusus yang menetapkan tujuan untuk anak dan menjelaskan dukungan yang mungkin diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut.
Pahami undang-undang pendidikan khusus dan kebijakan sekolah sehingga Parents dapat memastikan anak mendapatkan hasil maksimal dari sekolah.
Banyak layanan mungkin tersedia, tetapi mungkin tidak ditawarkan sampai Parents memintanya.
Artikel terkait: 3 Alasan Membiasakan Anak Menulis Tangan, Manfaatnya Luar Biasa!
3. Pastikan Anak Memiliki Kebiasaan Sehat
Anak yang cukup tidur di malam hari, makan makanan seimbang, dan banyak berolahraga adalah anak yang lebih sehat, baik mental maupun fisik.
4. Perhatikan Suasana Hati Anak
Ketidakmampuan belajar bisa berdampak buruk bagi harga diri anak. Awasi gejala depresi, seperti kemurungan, perubahan dalam tidur atau nafsu makan, atau kehilangan minat dalam aktivitas yang biasa mereka lakukan.
5. Cari Bantuan Khusus
Spesialis membaca, tutor matematika, atau profesional terlatih lainnya dapat mengajarkan teknik anak untuk meningkatkan keterampilan akademik, organisasi, dan belajarnya.
Akomodasi kelas mungkin termasuk lebih banyak waktu untuk menyelesaikan tugas atau tes, duduk di dekat guru untuk meningkatkan perhatian, penggunaan aplikasi komputer yang mendukung penulisan, termasuk lebih sedikit masalah matematika dalam tugas, atau menyediakan buku audio untuk melengkapi bacaan.
Artikel Terkait: Bagaimana Mengatasi Kesulitan Belajar pada Anak?
Itulah beberapa jenis kesulitan belajar. Jika anak mengalami beberapa ciri-cirinya, segera cari bantuan tenaga terlatih untuk mengatasi masalahnya.
Semoga informasi di atas dapat bermanfaat bagi Parents!
***
Baca Juga:
Pentingnya Mengasah Kemampuan Anak Belajar Progresif Menurut Psikolog Anak
Benarkah Main dengan Alam Bisa Meningkatkan Kemampuan Belajar si Kecil?
Mengapa Kemampuan Belajar Siswa Sekolah Dasar di Indonesia Buruk?
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.