Model pembelajaran STEAM adalah pendekatan pendidikan modern yang memaparkan siswa ke berbagai bidang dan keterkaitannya, sambil mendorong pemikiran yang mendalam dan penelitian yang bermakna. Tujuannya adalah agar siswa mendapatkan pengalaman nyata memecahkan tantangan yang akan dihadapi di dunia kerja dalam dunia nyata.
Proyek-proyek dalam metode STEAM akan melibatkan siswa dalam proses berpikir desain, mempelajari keterampilan penting seperti penelitian, wawancara, pembuatan prototipe, pengujian, dan gagasan.
Seperti apa metode pembelajaran STEAM dilakukan dan apa saja manfaatnya? Simak ulasan berikut ini.
Artikel Terkait: 6 Metode Belajar Generasi Alpha, Tak Harus dengan Gadget
Apa Itu STEAM?
Sumber: xFrame
STEAM adalah singkatan dari Science, Technology, Engineering, Arts, and Mathematics. Merupakan metode pembelajaran yang dikembangkan dari salah satu bentuk pendekatan pembelajaran yang populer dari National Science Foundation (NSF) Amerika Serikat sejak tahun 1990-an yaitu STEM (Science, Technology, Engineering, and Mathematics).
Metode yang sama dipakai untuk salah satu sekolah bertaraf internasional yaitu Sampoerna Academy.
Mengutip dari situs resmi Sampoerna Academy, metode STEAM adalah cara mendukung dan membantu siswa untuk mengintegrasikan dan menerapkan pengetahuan yang mereka miliki di berbagai disiplin ilmu, serta memfasilitasi mereka untuk berpikir dengan cara yang lebih terhubung dan holistik.
Berbeda dengan metode pembelajaran atau pendidikan lainnya, metode STEAM dirancang untuk mempersiapkan anak-anak untuk belajar bagaimana caranya berpikir, alih-alih fokus pada apa yang harus dipikirkan.
STEAM memperkuat empat komponen penting yang disebut 5C: Kreativitas (Creativity), Berpikir Kritis (Critical Thinking), Komunikasi (Communication), Kolaborasi (Collaboration), dan Pengembangan Karakter (Character Development). Keterampilan penting ini memungkinkan anak-anak untuk memecahkan masalah dan mendorong mereka untuk menjadi inovator di masa depan.
Mengapa Model Pembelajaran STEAM Penting?
Pembelajaran STEAM muncul sebagai jawaban atas kebutuhan untuk meningkatkan minat dan keterampilan siswa di bidang sains, teknologi, teknik, seni, dan matematika.
Berdasarkan data dari Georgetown Public Policy Institute, STEAM adalah salah satu bidang dengan pertumbuhan tercepat di Amerika. Pada tahun 2020, jumlah pekerjaan di bidang STEAM diperkirakan akan tumbuh sebesar 26 persen, menjadi peringkat kedua pekerjaan yang dibutuhkan dan diminati kedua setelah bidang kesehatan.
Program pembelajaran berbasis STEAM membekali siswa dengan keterampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan untuk berkembang di abad ke-21. Pembelajaran STEAM tidak hanya akan menghasilkan desainer dan insinyur, tetapi juga akan mengembangkan pola pikir inovatif dan kemampuan untuk memecahkan masalah, serta memastikan bahwa siswa akan menjadi pencipta teknologi, bukan sekadar konsumen pasif.
Model pembelajaran STEAM menggabungkan seni dengan pembelajaran STEAM dengan tujuan meningkatkan keterlibatan siswa, kreativitas, inovasi, keterampilan pemecahan masalah, dan manfaat kognitif lainnya dan untuk meningkatkan keterampilan kerja (misalnya kerja tim, komunikasi, kemampuan beradaptasi) yang diperlukan untuk kemajuan karier dan ekonomi.
Artikel Terkait: Bagaimana Metode Belajar Progresif Dapat Mendukung Masa Depan Generasi Alpha? Ini Penjelasan dari Psikolog Anak & Keluarga
Manfaat Metode STEAM
Sumber: xFrame
Pakar pendidikan mengatakan pendidikan STEAM lebih dari sekadar mengembangkan keterampilan praktis, tetapi juga membantu siswa mengembangkan kapasitas untuk:
- Mengambil risiko yang bijaksana
- Terlibat dalam kegiatan belajar yang bermakna
- Menjadi pemecah masalah (problem solver)
- Merangkul dan menghargai kolaborasi
- Bekerja melalui proses kreatif
- Berpikir out of the box
- Merasa aman untuk mengekspresikan ide-ide kreatif
- Bekerja sama dengan orang lain
- Memahami cara sains, matematika, seni, dan teknologi saling berkaitan
- Menjadi semakin ingin tahu tentang dunia di sekitar mereka
- Merasa diberdayakan untuk mengubah sesuatu menjadi lebih baik
Melalui metode STEAM, siswa akan diberdayakan untuk menjadi pelajar yang ingin tahu dan mencari solusi kreatif untuk pertanyaan yang tidak dapat mereka cari secara online, mengarahkan siswa untuk mengembangkan soft skill sekaligus hard skill yang diperlukan untuk berhasil di jenjang pendidikan yang lebih tinggi dan dalam karier.
Pendidikan yang berfokus pada STEAM mengintegrasikan aspek-aspek ini dengan pelajaran langsung dan langsung yang sangat efektif dalam melibatkan siswa. Kurikulum berbasis STEAM akan memberi anak-anak kesempatan untuk mengeksplorasi konsep terkait STEAM dan melihat bagaimana penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
Bagaimana Cara Menerapkannya?
STEAM adalah pengetahuan terapan yang menggunakan prinsip-prinsip dari berbagai bidang pembelajaran untuk memecahkan masalah di dunia nyata. Untuk mengembangkan program STEAM yang otentik, guru perlu memikirkan secara mendalam tentang bagaimana mengintegrasikan matematika, sains, seni, dan teknologi ke dalam aktivitas pembelajaran langsung
Menyelenggarakan proyek STEAM sebenarnya tidak terlalu rumit, juga tidak harus mahal. Guru dapat menerapkan model STEAM dengan sumber daya yang sudah dimiliki sebelumnya untuk mengatur proyek kecil di kelas.
Dalam pembelajaran melalui STEAM, kelompok siswa akan terlibat dalam penyelidikan yang bermakna yang merupakan minat pribadi mereka. Masalah-masalah ini berorientasi pada kehidupan nyata, baik berbasis kurikulum atau tidak, dan sering kali interdisipliner.
Siswa akan memutuskan bagaimana mendekati suatu masalah dan aktivitas atau proses apa yang akan mereka lakukan. Mereka kemudian akan mengumpulkan informasi dari berbagai sumber, dan menganalisis, mensintesis, hingga memperoleh pemahaman darinya.
Pada dasarnya proyek STEAM adalah versi mikro dari tempat kerja seperti versi orang dewasa. Siswa belajar untuk bekerja sebagai bagian dari tim, memaksimalkan sumber daya, dan menghargai semua keterampilan dan sifat kepribadian yang berbeda.
Model STEAM menyarankan untuk mengatur setiap proyek mengikuti 6 langkah di bawah ini:
Fokus
Pada langkah pertama ini, pilih pertanyaan untuk dijawab atau masalah untuk dipecahkan, pastikan jelas bagaimana kaitannya dengan satu atau beberapa topik STEAM.
Tujuan pendidikan STEAM adalah untuk merangsang minat dan meningkatkan pengetahuan di sekitar semua disiplin ilmu inti. Oleh karena itu, sebaiknya memasukkan sebanyak mungkin hal yang berkaitan dengan STEAM dalam proyek.
Proyek STEAM memperkenalkan siswa pada proses kreatif, dari pembuatan ide dan pemetaan pikiran. Dengan pergeseran fokus dari hasil akhir ke proses yang diikuti, ada ruang bagi pemikiran kreatif dan lateral untuk berkembang.
Sumber: xFrame
Artikel Terkait: Manfaat Metode Belajar Eksperimen Sains untuk Anak, Sayang untuk Dilewatkan!
Detail
Setelah menentukan topik, siswa akan melihat lebih dalam pada masalah yang ada, kemudian mencoba mengidentifikasi elemen-elemen yang berkontribusi padanya dan kemungkinan korelasi ke area lainnya. Bekerja dalam kelompok, siswa dapat meningkatkan keterampilan terkait seperti komunikasi, mendengarkan secara aktif, dan empati.
Penemuan (Discovery)
Siswa meneliti solusi yang sudah ada untuk mencari tahu apa yang berhasil dan apa yang tidak. Siswa akan bekerja sama untuk melakukan brainstorming solusi dan menyaring perspektif yang berbeda.
Mereka juga mendelegasikan tanggung jawab dan tugas sesuai dengan keterampilan dan bakat masing-masing. Setiap orang anggota kelompok berkontribusi dengan kemampuan mereka masing-masing, atau bahkan menantang diri mereka sendiri dalam peran baru.
Aplikasi
Setelah menganalisis solusi yang tersedia saat ini, siswa kemudian menemukan solusi mereka sendiri menggunakan keterampilan, pengetahuan, dan proses yang mereka pelajari selama fase penemuan.
Model pembelajaran STEAM mendorong pemecahan masalah secara mandiri dan melahirkan pemikiran kritis. Dengan bimbingan minimal dari guru mereka, siswa harus memberikan jawaban atas pertanyaan dan masalah yang tengah dihadapi. Sepanjang proses ini, peran guru adalah untuk membimbing dan menasihati siswa, bukan untuk mengarahkan dan mengelola pekerjaan siswa.
Tujuan dari proses ini bukanlah untuk menemukan solusi yang sempurna, tetapi untuk mengeksplorasi masalah dari sudut dan alternatif yang berbeda.
Presentasi
Di tahap akhir, siswa mendemonstrasikan pengetahuan yang baru mereka peroleh dan dievaluasi berdasarkan seberapa banyak yang telah mereka pelajari dan seberapa baik mereka mengomunikasikannya.
Para siswa mempresentasikan solusi mereka, menjelaskan bagaimana mereka sampai di sana dan perspektif mereka tentang masalah yang harus mereka pecahkan. Selama tahap ini, mereka belajar bagaimana menerima dan memberi umpan balik (feedback). Siswa juga melakukan evaluasi diri untuk menilai pertumbuhan dan pembelajaran mereka sendiri.
***
Model pembelajaran STEAM adalah metode yang sangat menarik untuk diaplikasikan pada kehidupan sekolah sang buah hati. Mempersiapkannya untuk beragam tantangan yang akan dihadapi di dunia kerja nantinya merupakan bekal yang sangat penting baginya.
Baca Juga:
Fun Learning, metode belajar yang menumbuhkan minat belajar pada anak
Metode Pembelajaran STEAM, Solusi Belajar Sambil Bermain untuk Anak
Mengenal Hybrid Learning Atau Metode Belajar Campuran, Solusi Baru Pembelajaran Saat Pandemi
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.