Imunisasi MR adalah salah satu jenis vaksin yang masuk ke dalam program imunisasi dasar pemerintah. Vaksinasi ini diberikan pada anak usia 9 bulan sampai dengan kurang dari 15 tahun. Vaksin tersebut bertujuan untuk mencegah terjadinya penyakit campak dan rubella (campak Jerman).
Beberapa waktu lalu, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia menggelar program Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN) pada Mei dan Agustus 2022. Dalam program tersebut, pemerintah berupaya menutup kesenjangan imunitas anak. Adapun upaya yang dilakukan yaitu dengan memberikan imunisasi tambahan (imunisasi MR atau imunisasi campak-rubella), dan imunisasi kejar (OPV, IPV, dan DPT-HB-Hib).
Berdasarkan data Kemenkes RI pada tanggal (02/12) lalu, hasil evaluasi capaian BIAN kedua tahap tersebut hanya berkisar 72,7% atau sekitar 26,5 juta anak Indonesia. Plt. Direktur Pengelolaan Imunisasi dr. Prima Yosephine menjelaskan secara rinci capaian imunisasi di tiap tiap provinsi. Capaian imunisasi MR semua provinsi di regional Jawa-Bali (Jawa Barat, Jawa Tengah, Banten, DKI Jakarta,dan Jawa Timur) sudah bisa mencapai target 95%. Sementara, hanya satu provinsi di luar Jawa-Bali yang bisa mencapai target 95%, yaitu provinsi Sulawesi Selatan.
Melihat data tersebut, Kemenkes meminta agar semua provinsi untuk melanjutkan pemberian imunisasi tambahan dan imunisasi kejar.
“Sebagai tindak lanjut semua provinsi harus melanjutkan imunisasi kejar polio khususnya dan memastikan semua sasaran balita 12-59 bulan harus mendapatkan dosis polio tetes 4 dosis dan 1 dosis untuk imunisasi polio suntik,” jelas dr. Prima, dikutip dari laman Sehat Negeriku.
“Provinsi dan Kabupaten/Kota juga harus melanjutkan imunisasi kejar untuk pentavalen DPT, HB-Hib dan campak-rubella bagi semua anak anak yang berusia dibawah 5 tahun yang belum atau tidak lengkap status imunisasinya, sampai akhir tahun,” lanjutnya.
Mengapa Vaksin MR Penting?
Banyak orangtua yang mungkin belum memahami pentingnya imunisasi MR, tidak hanya untuk kesehatan sang anak, tetapi berpengaruh pada imunitas di suatu kelompok. Belum lagi yang mempertanyakan mengapa jadwal imunisasi MR justru diberikan kepada bayi 9 bulan hingga anak-anak 15 tahun.
Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDAI) Dokter Piprim Basarah Yanuarso menjelaskan pentingnya pemberian imunisasi MR pada anak usia 9 bulan hingga 15 tahun.
Masih banyak yang bingung tentang vaksinasi MR, kenapa diberikan pada anak 9 bulan sampai 15 tahun? Padahal katanya MR ini kan untuk cegah Sindrom Rubella Kongenital yang menyerang janin dan bikin bayi lahir cacat berat. Gimana logikanya ya?
Jadi gini ibu-ibu yang baik hati dan tidak sombong serta peduli dengan kesehatan anak-anaknya…
Di Indonesia negeri tercinta ini masih banyak lahir bayi dengan Sindorm Rubella Kongenital. Tau kan bayi yang lahir buta, tuli, otak kecil, jantung bocor…
Nah, bayi tsb jadi sakit berat kayak gitu karena si ibu tertular Rubella saat dia hamil muda. Hampir 90% ibu hamil muda yang tertular Rubella maka janinnya bisa cacat berat kayak gitu.
Si virus Rubella itu hidup subur berkembang biak di anak-anak kelompok usia 9 bulan sampai 15 tahun.
Jadi, kalo kita ingin melindungi bumil agar tidak tertular Rubella, maka di Indonesia negeri tercinta ini virus Rubella harus kita basmi agar lenyap. Bagaimana caranya?
Dr. Piprim juga menjelaskan bahwa salah satu cara membasmi campak-rubella adanya dengan melakukan imunisasi serentak. Program imunisasi tersebut bertujuan mulia, yaitu untuk mencegah lahirnya bayi cacat berat.
Manfaat Imunisasi MR
Sesuai namanya, imunisasi MR bertujuan untuk mencegah terjadinya penyakit campak dan rubella, serta meningkatkan daya tahan tubuh jika terserang penyakit tersebut.
Campak merupakan penyakit yang sangat mudah menular yang disebabkan oleh virus dan ditularkan melalui batuk dan bersin. Gejala penyakit campak adalah demam tinggi, bercak kemerahan pada kulit (rash) disertai dengan batuk, dan/atau pilek, dan/atau konjungtivitis akan tetapi sangat berbahaya apabila disertai dengan komplikasi pneumonia, diare, meningitis, dan bahkan dapat menyebabkan kematian.
Sementara, rubella adalah penyakit akut dan ringan yang sering menginfeksi anak dan dewasa muda yang rentan, seperti ibu hamil. Infeksi rubella yang terjadi sebelum konsepsi dan selama awal kehamilan dapat menyebabkan abortus, kematian janin atau sindrom rubella kongenital (Congenital Rubella Syndrome atau CRS) pada bayi yang dilahirkan.
Dengan kata lain, manfaat imunisasi MR yaitu mencegah terjadinya pneumonia, diare, meningitis, abortus, kematian janin atau sindrom rubella kongenital, bahkan kematian.
Siapa yang Tidak Boleh Mendapat Imunisasi MR?
Umumnya, imunisasi MR yang digunakan oleh pemerintah Indonesia adalah buatan dari PT Bio Farma. Menurut Bio Farma, imunisasi MR sebaiknya ditunda jika anak mengalami demam tinggi, flu berat, diare berat, atau jika anak tidak sehat dapat berkonsultasi dengan petugas kesehatan.
Centers for Disease Control and Prevention (CDC) menjabarkan lebih detail beberapa orang yang tidak boleh menerima imunisasi MR, yaitu:
- Memiliki alergi yang parah dan mengancam jiwa. Seseorang yang pernah mengalami reaksi alergi yang mengancam jiwa setelah satu dosis vaksin MMR, atau memiliki alergi parah terhadap bagian mana pun dari vaksin ini, dapat disarankan untuk tidak divaksinasi. Tanyakan kepada penyedia layanan kesehatan Anda jika Anda menginginkan informasi tentang komponen vaksin.
- Sedang hamil atau berpikir dia mungkin hamil. Ibu hamil harus menunggu untuk mendapatkan vaksin MR sampai setelah mereka tidak lagi hamil. Wanita harus menghindari hamil setidaknya 1 bulan setelah mendapatkan vaksin MR.
- Memiliki sistem kekebalan yang lemah karena penyakit (seperti kanker atau HIV/AIDS) atau perawatan medis (seperti radiasi, imunoterapi, steroid, atau kemoterapi).
- Memiliki orang tua, saudara laki-laki, atau saudara perempuan dengan riwayat masalah sistem kekebalan tubuh.
- Pernah mengalami kondisi yang membuat mereka mudah memar atau berdarah.
- Baru-baru menjalani transfusi darah atau menerima produk darah lainnya. Anda mungkin disarankan untuk menunda vaksinasi MR selama 3 bulan atau lebih.
- Memiliki tuberkulosis.
- Pernah mendapat vaksin lain dalam 4 minggu terakhir. Vaksin hidup yang diberikan terlalu berdekatan mungkin tidak akan bekerja dengan baik.
Kendati demikian, IDAI menuturkan, jika anak mengalami batuk dan pilek ringan, imunisasi tetap tidak boleh ditunda atau boleh dilakukan.
Jadwal Imunisasi MR
https://www.instagram.com/p/Bl6zeS1hTum/?taken-by=kemenkes_ri
Sesuai jadwal imunisasi anak IDAI, pemberian vaksin MR dilakukan pada usia 9 bulan. Kemudian vaksin booster pertama pada usia 18 bulan, dan booster kedua pada usia 5-7 tahun pada program Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS). Namun, jika anak sampai umur 12 bulan belum mendapat vaksin MR, Parents dapat memberikan vaksin MMR.
Efek Samping Imunisasi MR
Pada umumnya vaksin MR sangat aman seperti imunisasi lainnya, nyeri ringan dapat terjadi pada tempat penyuntikan 24 jam setelah vaksinasi. Demam ringan dapat terjadi pada 5-15% penerima vaksin yang terjadi pada hari ke-7 sampai ke-12 setelah vaksinasi. Demam ringan dapat terjadi selama 1-2 hari.
Efek lainnya mungkin bengkak ringan dan nyeri di tempat suntikan setelah imunisasi adalah reaksi normal yang akan menghilang dalam 2-3 hari. Kejadian ikutan pasca imunisasi yang serius sangat jarang terjadi.
Harga Imunisasi MR
Adapun harga imunisasi MR tersebut berkisar Rp 300-600 ribu. Namun karena imunisasi MR termasuk ke dalam program imunisasi dasar pemerintah, hal ini bisa didapatkan secara gratis di Posyandu, Puskesmas, dan fasilitas kesehatan lainnya yang disubsidi pemerintah.
Pengalaman Vaksin MR
Seorang ibu membagikan pengalaman sang anak usai mendapat imunisasi MR. Salah satunya yaitu Mom Wahyu yang menceritakan bahwa sang anak mengalami demam selama 3 hari.
“Bun, anak saya setelah imunisasi MR kok tiga hari masih demam ya? Suhunya naik turun bahkan kadang sampe 38° lebih. Apakah itu reaksi imunisasi biasa atau saya harus bagaimana ya bunda2? Makasih atas jawabannya,” tulisnya dalam laman theAsianparents Community.
Melihat pertanyaan tersebut, beberapa ibu memberi rekomendasi obat penurun demam. Meski begitu, mereka tetap menganjurkan untuk berkonsultasi terkait dosis pemberian obat tersebut.
Pertanyaan Populer Terkait Imunisasi MR
Simpang siur mengenai imunisasi MR di Indonesia tampaknya sudah mendapat jawaban dari Majelis Ulama Indonesia (MUI). MUI telah mengizinkan umat Islam di negara itu untuk menerima vaksin campak dan rubella yang disponsori pemerintah. Kendati demikian, ada beberapa pertanyaan mengenai vaksinasi tersebut. Di antaranya:
Apakah imunisasi MR itu wajib?
Saat ini, Kementerian Kesehatan RI menyebutkan bahwa imunisasi MR adalah tergolong wajib karena masuk ke dalam imunisasi dasar lengkap dan imunisasi tambahan, bersama dengan imunisasi JE dan PCV. Vaksinasi ini diberikan untuk melindungi anak Indonesia dari penyakit kelainan bawaan seperti gangguan pendengaran, gangguan penglihatan, kelainan jantung dan retardasi mental yang disebabkan adanya infeksi rubella pada saat kehamilan.
Imunisasi MR diberikan pada anak usia berapa?
Vaksinasi MR diberikan pada usia 9 bulan. Kemudian vaksin booster pertama pada usia 18 bulan, dan booster kedua pada usia 5-7 tahun (anak kelas 1 SD pada program BIAS).
Apa efek imunisasi MR?
Seperti imunisasi pada umumnya, efek imunisasi campak-rubella dapat berkisar demam ringan, ruam merah, bengkak ringan dan nyeri di tempat suntikan. Kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI) yang serius sangat jarang terjadi.
Apa itu imunisasi BIAS MR?
Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) adalah kegiatan pemberian vaksin sebagai perlindungan kepada anak-anak usia Sekolah Dasar (SD). Imunisasi MR diberikan pada anak kelas 1 SD yang berusia kurang dari 7 tahun, bersamaan dengan imunisasi diphtheria tetanus (DT).
Vaksin MMR dan MR apa bedanya?
Vaksin MMR mencegah gondongan, campak, dan rubella. Sedangkan, imunisasi MR tujuannya adalah mencegah campak dan rubella. Kedua vaksin tersebut sama-sama bagus namun penggunaannya akan menyesuaikan dengan kejadian penyakit di suatu negara. Saat ini, pemerintah memprioritaskan pengendalian campak dan rubella karena bahaya komplikasinya yang berat dan mematikan.
***
Artikel telah diupdate oleh: Nikita Ferdiaz
Baca Juga:
Vaksin MR tidak ada logo halal, bagaimana solusinya?
Benarkah vaksin tidak halal? Ini jawaban MUI untuk kaum anti vaksin
Ketahui Manfaat Vaksin Influenza Anak dan Kapan Waktu yang Tepat Vaksinasi
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.