Imunisasi Bayi 3 Bulan yang Sebaiknya Parents Ketahui Beserta Efek Samping dan Cara Mengatasinya

Berikut adalah penjelasan tentang imunisasi bayi 3 bulan, mulai dari polio, DPT, Hib, hingga HB, beserta efek samping dan cara mengatasinya.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Imunisasi bayi 3 bulan merupakan salah satu hal yang penting dipahami setiap orangtua. Jika Parents baru memiliki anak pertama, hendaknya memahami apa saja jenis-jenis vaksin untuk bayi berusia 3 bulan beserta efek sampingnya, serta cara meredakan efek sampingnya jika sewaktu-waktu terjadi pada bayi Anda.

Imunisasi merupakan pemberian vaksin agar seorang anak kebal terhadap penyakit tertentu, terutama penyakit akibat virus dan bakteri. Pemberian imunisasi bayi 3 bulan harus dilakukan sesuai jadwal agar terbentuk kekebalan yang diharapkan. Maka penting untuk mengetahui jadwal imunisasi bayi 0-24 bulan. 

Inilah beberapa imunisasi bayi 3 bulan yang bisa Parents ketahui beserta cara meredakan efek samping jika muncul setelah imunisasi. Yuk simak. 

Artikel Terkait: Penelitian: Menyusui Mengurangi Rasa Sakit Saat Imunisasi pada Bayi

5 Jenis Imunisasi Bayi 3 Bulan

Imunisasi dilakukan dengan cara menyuntikkan virus yang mati atau sudah dilemahkan sehingga membentuk antibodi yang kelak dapat melawan virus atau bakteri yang menyerang tubuh si kecil. Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC) dikutip dari laman WebMD, sebagian besar imunisasi anak yang direkomendasikan 90 hingga 100 persen efektif menangkal penyakit tertentu. Selain itu, imunisasi anak juga mengurangi kemungkinan semua orang terpapar penyakit ini.

Dilansir dari laman web Kids Health, berikut adalah imunisasi umum yang direkomendasikan:

  • Polio (IPV – Inactivated Polio Vaccine)

Imunisasi bayi 3 bulan yang pertama adalah IPV atau polio. Imunisasi anak polio bermanfaat untuk menguatkan imunitas anak terhadap virus polio. Vaksin ini dapat menekan risiko tertular virus polio hingga dewasa. Bila sudah mendapatkan vaksin polio saat berusia kanak-kanak, orang dewasa pada umumnya tidak lagi memerlukan imunisasi.

Imunisasi polio dilakukan empat kali, yaitu polio-1 (usia 2 bulan), polio-2 (usia 3 bulan), polio-3 (usia 4 bulan), dan polio booster (OPV atau IPV)

Vaksin polio sebaiknya diberikan segera setelah lahir. Apabila lahir di fasilitas kesehatan, pemberian bOPV-0 (Vaksin polio oral tipe 1 & 3) yaitu saat bayi pulang atau pada kunjungan pertama. Selanjutnya berikan bOPV atau IPV bersama DTwP atau DTaP. 

Sementara, vaksin IPV atau polio suntik minimal diberikan 2 kali sebelum berumur 1 tahun bersama  DTwP atau DTaP.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan
  • DTP (Difteri, Tetanus, acellular pertussis)

Imunisasi bayi 3 bulan ada vaksin DTP. Vaksin difteri merupakan vaksin yang diberikan untuk melawan Corynebacterium diphtheriae, yaitu bakteri yang menyebabkan penyakit difteri

Penggunaannya telah mengurangi lebih 90% kasus difteri di seluruh dunia dari tahun 1980 hingga 2000, dilansir dari WHO.

Vaksin DTP dapat diberikan mulai umur 6 minggu berupa vaksin DTwP atau DTaP. Vaksin DTaP diberikan pada umur 2, 3, 4 bulan atau 2, 4, 6 bulan. 

Booster pertama diberikan pada umur 18 bulan. Booster berikutnya diberikan pada umur 5-7 tahun atau pada program BIAS (Bulan Imunisasi Anak Sekolah) kelas 1. Umur 7 tahun atau lebih menggunakan vaksin Td atau Tdap. Booster selanjutnya pada umur 10-18 tahun. Booster Td diberikan setiap 10 tahun.

  • Hib (Haemophilus influenzae type b)

Selanjutnya adalah vaksin Hib. Pemberian vaksin Hib adalah pada usia 2, 3, dan 4 bulan. Sementara itu booster Hib diberikan pada umur 18 bulan, dilansir dari laman web Australian Immunisation Handbook.

Vaksin DPT-HB-HIB diberikan guna mencegah 6 penyakit, yakni Difteri, Pertussis, Tetanus, Hepatitis B, serta Pneumonia (radang paru) dan Meningitis (radang selaput otak) yang disebabkan infeksi kuman Hib.

Pertusis atau batuk rejan adalah infeksi bakteri (Bordetella pertussis) pada saluran pernapasan dan paru-paru.

  • Rotavirus (RV)

Imunisasi bayi 3 bulan ada vaksin RV. Rotavirus Vaccine (RV) adalah vaksin untuk mencegah infeksi rotavirus yang bisa menyebabkan diare, muntaber atau gastroenteritis. Manfaat utama imunisasi rotavirus adalah mencegah penularan diare akibat rotavirus.

Vaksin rotavirus diberikan 3 kali, dosis pertama 6-12 minggu, dosis kedua dan ketiga dengan interval 4 sampai 10 minggu, harus selesai pada umur 32 minggu, dilansir dari laman web Australian Immunisation Handbook.

  • Hepatitis B

Salah satu imunisasi bayi 3 bulan adalah vaksin hepatitis B. Pada usia 1-2 bulan, bayi Parents harus menerima dosis kedua vaksin hepatitis B (HepB). Imunisasi HB ini dilakukan pada usia 0, 2, 3, dan 4 bulan.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Vaksin hepatitis B (HB) monovalen sebaiknya diberikan kepada bayi segera setelah lahir sebelum berumur 24 jam, didahului penyuntikan vitamin K1 minimal 30 menit sebelumnya. 

Bayi dengan berat lahir kurang dari 2000g, imunisasi hepatitis B sebaiknya ditunda sampai berumur 1 bulan atau lebih, kecuali ibu HBsAg positif dan bayi bugar berikan imunisasi HB segera setelah lahir, tetapi tidak dihitung sebagai dosis primer dikutip dari laman CDC.

Bayi lahir dari ibu HBsAg positif, akan segera diberikan vaksin HB dan imunoglobulin hepatitis B (HBIg) pada ekstremitas yang berbeda, maksimal dalam 7 hari setelah lahir. 

Imunisasi HB selanjutnya diberikan bersama Diphtheria Tetanus and whole cell Pertussis (DTwP) atau Diphtheria Tetanus Pertussis (DTaP).

Jika mengacu jadwal imunisasi wajib (imunisasi dasar) yang tergabung dalam program pemerintah yang didanai oleh pemerintah Indonesia, berikut adalah jadwal selengkapnya:

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Imunisasi bayi usia 0 bulan: BCG, HB-0, Polio-0
Imunisasi bayi usia 2 bulan: DPT/HB/Hib-1, Polio-1
Imunisasi bayi usia 3 bulan: DPT/HB/Hib-2, Polio-2
Imunisasi bayi usia 4 bulan: DPT/HB/Hib-3, Polio-3
Imunisasi bayi usia 9 bulan: Campak.

Parents sebaiknya melengkapi imunisasi untuk si kecil sesuai jadwal yang sudah ditentukan.

Artikel Terkait: 13 Jenis Imunisasi untuk Bayi Baru Lahir dan Manfaatnya yang Perlu Parents Ketahui

Efek Samping

Imunisasi bayi 3 bulan melindungi terhadap penyakit anak yang serius. Vaksin seperti obat lainnya dapat menyebabkan efek samping. Efek samping yang umum terjadi pasca imunisasi adalah demam, pusing, dan nyeri pada area suntikan.

Dilansir dari laman IDAI, inilah beberapa efek samping yang mungkin muncul:

Hepatitis B

Efek samping setelah imunisasi pada hepatitis B jarang terjadi, segera setelah imunisasi dapat timbul demam yang tidak tinggi, pada tempat penyuntikan timbul kemerahan, pembengkakan, nyeri, rasa mual dan nyeri sendi. 

DPT

Efek samping setelah imunisasi yang dapat terjadi segera setelah vaksinasi DPT antara lain demam tinggi, rewel, di tempat suntikan  timbul kemerahan, nyeri dan pembengkakan, yang akan hilang dalam 2 hari. 

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

DT

Efek samping imunisasi 3 bulan yang dapat terjadi pasca vaksinasi DT antara lain kemerahan, pembengkakan dan nyeri pada bekas suntikan. Bekas suntikan yang bisa menimbulkan nyeri dapat dikompres dengan air dingin. Semoga tidak perlu tindakan khusus.

Cara Meredakan Efek Samping

Dilansir dari laman IDAI, untuk mengurangi ketidaknyamanan pasca vaksinasi, Parents dianjurkan untuk memberikan minum lebih banyak (ASI atau air buah) kepada si kecil.

Jika bayi demam bisa menggunakan pakaian yang tipis dan berikan paracetamol 15 mg/kgbb setiap 3 – 4 jam bila diperlukan, maksimal 6 kali dalam 24 jam bila diperlukan.

Jika Parents melihat di tempat suntikan timbul kemerahan, terjadi pembengkakan, bayi Anda merasa gatal dan nyeri selama 1 sampai 2 hari. Parents bisa mencoba untuk memberikan kompres hangat di area suntikan, harapannya bisa mengurangi ketidaknyamanan yang si kecil alami. 

Bayi boleh dimandikan atau cukup diseka dengan air hangat. Jika reaksi tersebut menjadi semakin berat dan parah, atau jika Parents merasa khawatir, bawalah bayi Anda ke dokter.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Kapan Harus Berkonsultasi dengan Dokter?

Beberapa masalah medis umum pada imunisasi bayi 3 bulan ini mungkin memerlukan perhatian dokter jika muncul masalah seperti di bawah ini:

  • diare dan muntah, yang dapat disebabkan oleh infeksi dan membuat bayi Anda berisiko mengalami dehidrasi
  • infeksi telinga; bayi dengan infeksi telinga mungkin menjadi mudah tersinggung, dan bisa mengalami demam
  • ruam, yang umum terjadi pada bayi. Beberapa mungkin tidak mengganggu bayi Anda, tetapi kondisi kulit seperti eksim dapat menyebabkan kulit kering dan gatal. Dokter Anda dapat merekomendasikan losion, krim, dan sabun untuk dicoba.
  • infeksi saluran pernapasan atas (termasuk flu biasa), yang mempengaruhi jalur pernapasan bayi 
  • Bayi tidak dapat meniup hidungnya sendiri, jadi Parents mungkin perlu membantu membersihkan lendir dengan alat sedot ingus. 

Jangan berikan obat apapun pada bayi tanpa berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter Anda. Hubungi kantor dokter segera jika bayi Anda mengalami kesulitan bernapas, menolak untuk makan, memiliki suhu tubuh di atas 38°C, atau saat si buah hati sangat rewel.

Artikel Terkait: Jadwal Imunisasi Bayi Usia 0-24 Bulan Sesuai Arahan IDAI

Sekali lagi, jangan ragu untuk menghubungi dokter tentang masalah kesehatan atau apapun kondisi si kecil setelah imunisasi ya Bun.

 

 

Baca Juga:

Jadwal Imunisasi Bayi Usia 0-24 Bulan Sesuai Arahan IDAI

Bumil tak dianjurkan duduk terlalu lama, berikut penjelasannya

Ketahui Umur Berapa Bayi Bisa Duduk dan Cara Melatih Si Kecil Duduk