Polio bisa terjadi pada siapa saja, tapi polio pada anak lebih sering ditemui dibandingkan pada orang dewasa.
Polio atau poliomyelitis merupakan suatu penyakit virus menular yang menyerang saraf hingga bisa menyebabkan kelumpuhan secara permanen, sulit bernapas, bahkan hingga menyebabkan kematian.
Rentan terjadi di usia belia, sebaiknya Parents mewaspadai gejalanya serta melakukan pencegahan dengan melakukan vaksin.
Artikel terkait: Vaksin Polio Tetes (OPV): Dosis, Jadwal Pemberian, Efek Samping, dan Bedanya dengan IPV
Penyebab Polio pada Anak yang Perlu Diwaspadai
Penyakit ini disebabkan karena virus yang ditularkan melalui kontak langsung dengan seseorang yang terinfeksi virus.
Selain itu, penyebaran juga bisa terjadi melalui kontak makanan dan air.
Virus satu ini hidup di saluran tenggorokan dan usus.
Seseorang yang menderita polio bisa menyebarkan virus ini selama berminggu-minggu karena terdapat dalam kotorannya.
Virus ini akan lebih mudah menular pada orang yang belum pernah vaksin polio sebelumnya.
Artikel terkait: Diduga Polio, Satu Keluarga di Banten Lumpuh, Apakah Polio Ditularkan secara Genetik?
Gejala Polio pada Anak
Seseorang yang menderita polio seringkali tidak menyadari karena gejala yang dirasakan samar atau mirip sakit ringan biasa.
Namun seseorang yang sudah terkena virus walau tak menimbulkan gejala tetap bisa menularkannya pada orang lain.
Polio terbagi menjadi dua jenis yakni:
- polio yang tidak menimbulkan kelumpuhan (nonparalisis)
- polio yang menimbulkan kelumpuhan (paralisis).
Gejala Polio Nonparalisis
Pada polio nonparalisis ada berbagai gejala yang sebaiknya diwaspadai, di antaranya :
- Demam
- Sakit tenggorokan
- Sakit kepala
- Muntah
- Kelelahan
- Kaku atau nyeri punggung
- Nyeri leher atau kekakuan
- Kaku atau nyeri di lengan atau kaki
- Kelemahan otot
Gejala Polio Paralisis
Biasanya gejala awal kondisi ini ialah demam dan sakit kepala.
Hanya saja dalam satu minggu biasanya muncul gejala-gejala seperti :
- Hilangnya refleks
- Nyeri atau kelemahan otot yang parah
- Tungkai dan tangan terasa lemah
Komplikasi dari polio ini cukup serius mulai dari kecacatan, kelainan tungkai, hingga kelumpuhan sementara maupun permanen.
Sindrom Pasca-polio
Post-polio syndrome adalah gejala-gejala melumpuhkan yang dialami berulang kali dan bisa memengaruhi selama bertahun-tahun.
Beberapa gejala yang bisa dirasakan antara lain :
- Kelemahan dan nyeri otot progresif atau persendian
- Kelelahan
- Pengecilan otot (atrofi)
- Masalah pernapasan atau menelan
- Gangguan pernapasan terkait tidur, seperti sleep apnea
- Menurunnya toleransi pada suhu dingin
Artikel terkait: Tangan Kanan Mendadak Lumpuh, Bayi Terserang Penyakit Langka Mirip Polio
Cara Mencegah Polio pada Anak: dengan Vaksin Polio
Cara untuk mencegah penyakit ini terjadi pada si Kecil adalah dengan memberikan vaksin sesuai dengan jadwal.
Ada dua jenis vaksin polio yang sering kali diberikan, yakni vaksin secara oral atau Oral Polio Vaccine (OPV) dan vaksin polio tidak aktif atau Inactivated Polio Vaccine (IPV).
Seperti namanya, OPV diberikan secara oral atau diteteskan ke mulut si Kecil, sedangkan IPV disuntikkan ke lengan atau tungkai.
OPV mengandung virus polio yang dilemahkan sedangkan IPV menggunakan virus yang memang tidak aktif lagi.
Artikel terkait : Pengalaman Melahirkan dari Seorang Ibu Penyandang Polio
Agar perlindungannya maksimal, vaksin sebaiknya diberikan sejak bayi lahir.
Beberapa jadwal yang disarankan antara lain :
- Saat bayi lahir
- Ketika bayi berusia 2 bulan
- Usia 3 bulan
- Saat bayi berusia 4 bulan
- Usia 18 tahun (vaksin polio booster)
Vaksin polio yang terlambat diberikan tak perlu diulang kembali dari awal ya, Parents. Anda dapat tetap melanjutkan hingga dosisnya tepat.
Pasca Vaksin
Seperti vaksin dan obat pada umumnya, vaksin polio juga berisiko memicu alergi pada si Kecil.
Namun tak perlu khawatir, risiko lainnya kemungkinan kecil terjadi.
Oleh karena itu disarankan untuk menunda pemberian vaksin polio bila kondisi si Kecil sedang tidak fit.
Setelah vaksin, sering kali anak mengalami nyeri atau demam.
Khusus vaksin IPV biasanya bintik merah bekas suntikan bisa terasa lebih nyeri. Bila ini terjadi Anda bisa konsultasikan dengan dokter, ya.
***
Nah Parents yuk cegah penyakit ini dengan melakukan vaksin dengan dosis dan waktu yang tepat.
Semoga informasi ini bermanfaat.
Baca Juga:
Dikira hanya flu biasa, anak ini mengalami penyakit saraf akut mirip polio!
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.