Parents, adanya gelembung kemerahan di sekitar hidung dan mulut dapat menandakan impetigo pada bayi. Impetigo merupakan infeksi kulit yang disebabkan bakteri berupa bercak luka atau melepuh menyerupai cacar yang kemudian menimbulkan kerak berwarna kuning atau kecokelatan.
Berikut adalah ulasan lebih lengkap mengenai impetigo. Yuk, disimak!
Daftar isi
Penyebab Impetigo pada Bayi
Bakteri Staphylococcus aureus atau Streptococcus pyogenes menjadi pemicu utama impetigo atau kulit melepuh pada bayi. Impetigo sangat menular, tetapi tidak berbahaya bagi bayi. Biasanya impetigo akan hilang dalam beberapa minggu, dan antibiotik dapat membantu membersihkannya dengan lebih cepat.
Parents sebaiknya waspada karena bakteri ini menular melalui kontak fisik atau perantara. Bayi bisa terkena impetigo dengan menyentuh seseorang yang terinfeksi, atau dengan berbagi mainan, pakaian, atau handuk dengan mereka.
Sangat mudah bagi bayi untuk terkena impetigo jika ia memiliki kulit yang terluka sebelumnya, misalnya karena gigitan serangga, atau kondisi kulit yang ada seperti eksim. Bakteri penyebab impetigo juga menyebar lebih mudah dalam cuaca panas dan lembap.
Artikel terkait: Kenali Milia pada Bayi, Bintik Putih yang Muncul di Wajah Si Kecil
Faktor Risiko Impetigo pada Bayi
Mengutip dari Mayo Clinic, ada beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan kemungkinan seorang anak terjangkit impetigo, termasuk:
1. Usia
Pada umumnya, kasus impetigo paling sering terjadi pada anak berusia 2 hingga 5 tahun karena sistem kekebalan tubuh yang belum sepenuhnya sempurna. Namun, tidak menutup kemungkinan impetigo bisa terjadi di usia lainnya.
2. Kontak dengan Orang Lain
Impetigo sangat mudah sekali menular di antara anggota keluarga, di tempat umum yang ramai seperti sekolah atau tempat penitipan anak, dan kegiatan yang melibatkan kontak kulit antar individu. Berbagi handuk atau pakaian juga bisa menularkan impetigo dengan mudah.
3. Suhu Udara
Infeksi impetigo diketahui lebih umum di lingkungan dengan suhu yang hangat dan lembap karena di lingkungan tersebut bakteri dapat berkembang biak dengan subur.
4. Luka pada Kulit
Bakteri penyebab impetigo akan lebih mudah menginfeksi kulit jika terdapat luka, misalnya lecet, bekas gigitan serangga, atau ruam.
5. Kondisi Kesehatan Lainnya
Anak yang menderita penyakit kulit lain seperti dermatitis atopik (eczema) cenderung lebih mudah terkena impetigo. Untuk orang dewasa, individu dengan penyakit diabetes atau sistem imun yang lemah juga memiliki risiko yang lebih tinggi.
Gejala Impetigo pada Bayi
Umumnya, ini ciri yang menandakan impetigo:
- Kulit melepuh, terdapat cairan yang terasa sakit dan membuat kulit gatal.
- Pecahan kulit yang menimbulkan kerak berwarna kuning bahkan kecokelatan. Jika sudah sembuh kerak ini akan menghilang tanpa meninggalkan bekas apa pun.
Sayangnya, gejala impetigo pada bayi tidak langsung terlihat. Gejala biasanya baru terlihat 4-10 hari sejak bayi terpapar bakteri. Untuk mencegah penyebaran infeksi lebih menular, sebaiknya Anda tidak menyentuh langsung area kulit yang terinfeksi.
Ada dua jenis impetigo yang dapat memengaruhi bayi dan keduanya memiliki gejala yang sedikit berbeda:
Impetigo Non-Bulosa
Impetigo non-bulosa adalah jenis impetigo yang paling umum. Biasanya, ini dimulai dengan luka di sekitar hidung dan mulut bayi, yang kemudian dapat menyebar ke area lain di wajah atau tubuhnya.
Luka ini dengan cepat pecah, meninggalkan kerak berwarna cokelat keemasan yang terlihat seperti serpihan jagung menempel di kulit bayi. Mereka biasanya sembuh sepenuhnya tanpa meninggalkan jaringan parut, dalam waktu dua atau tiga minggu.
Impetigo non-bulosa tidak menyakitkan bagi bayi, tetapi mungkin terasa sangat gatal. Si kecil mungkin tidak memiliki gejala lain, tetapi dalam kasus yang sangat buruk, ia bisa saja mengalami demam atau pembengkakan kelenjar, dan merasa tidak enak badan.
Impetigo Bulosa
Jenis impetigo ini cukup jarang terjadi dan umumnya dialami oleh bayi baru lahir dan bayi berusia kurang dari dua tahun.
Impetigo bulosa dimulai dengan lepuh yang lebih besar daripada impetigo non-bulosa (sampai 2 cm) di sekitar lipatan kulit bayi seperti siku, lutut, ketiak dan area popok. Selain itu, lepuhan bisa terjadi di wajah, dada, lengan atau kakinya.
Lepuh berlangsung selama sekitar dua atau tiga hari sebelum pecah, dan meninggalkan kerak kuning-cokelat. Impetigo bulosa secara bertahap akan sembuh tanpa jaringan parut selama sekitar dua atau tiga minggu.
Dibandingkan impetigo non-bulosa, impetigo bulosa cenderung menimbulkan rasa sakit. Oleh karena itu, biasanya bayi yang mengalami impetigo non-bulosa akan menjadi rewel dan lebih mudah marah.
Selain itu, impetigo non-bulosa juga bisa jadi muncul dengan gejala lain misalnya demam, pembengkakan kelenjar, diare, dan umumnya merasa tidak sehat.
Berbeda dengan impetigo bulosa, impetigo nonbulosa harus lebih diperhatikan karena lebih menular. Ditandai dengan bercak merah yang walaupun tidak sakit, tetapi menyebabkan gatal yang menyiksa.
Bercak ini akan menyebar jika disentuh atau digaruk lalu menyisakan bekas kemerahan. Bekas ini dapat sembuh tanpa bekas dalam jangka waktu beberapa hari atau minggu.
Artikel terkait: 6 Cara Mengatasi Ruam Air Liur Bayi di Rumah, Kenali Penyebabnya!
Kapan Harus Hubungi Dokter?
Melansir dari What to Expect, meski kelihatannya menyeramkan, infeksi impetigo adalah hal yang umum dan pada dasarnya tidak berbahaya. Dengan pengobatan yang tepat, infeksi tersebut dapat sembuh seperti sediakala.
Oleh karena itu, jika bayi mengalami gejala impetigo sebaiknya jangan ragu untuk berkonsultasi ke dokter.
Dokter pada umumnya akan meresepkan obat seperti krim antibiotik. Ruam dan lesi impetigo akan hilang sekitar 24 jam setelah penggunaan antibiotik.
Jika ruam menyebar atau obat yang diberikan tampaknya tidak membuat impetigo anak membaik setelah tiga hari, sebaiknya segera hubungi dokter spesialis anak.
Dokter mungkin akan melakukan pemeriksaan dengan mengambil sampel jaringan (swab pada kulit dari area yang terinfeksi) untuk menentukan apakah antibiotik spesifik yang diresepkan perlu disesuaikan.
Waspadai pula tanda-tanda seperti berikut ini:
- Bayi demam
- Infeksi terlihat semakin berwarna mera
- Bayi terlihat kesakitan
- Bayi terus-menerus terinfeksi impetigo (ketika sudah hilang, muncul kembali)
Jika menemukan tanda-tanda seperti di atas, segeralah berkonsultasi kepada dokter karena bisa jadi infeksi yang muncul kasusnya lebih parah.
Komplikasi yang Ditimbulkan Impetigo
Menyadari gejala impetigo pada bayi penting untuk Parents lakukan, karena jika tidak ditangani dengan benar dapat menimbulkan komplikasi yang berakibat fatal antara lain:
- Selulitis, infeksi bakteri yang terjadi di lapisan kulit bagian dalam yang dapat mengancam jiwa.
- Psoriasis yang muncul di area dada, lengan dan anggota tubuh lain.
- Septicaemia yaitu infeksi bakteri yang terjadi di dalam darah.
- Scarlet fever, jenis demam langka yang diikuti ruam merah di seluruh tubuh.
- Glomerulonephritis, gangguan ginjal yang disertai tekanan darah melonjak dan adanya darah di urine.
- Staphylococcal Scalded Skin Syndrome (SSSS), infeksi kulit yang akan membuat kulit melepuh seperti tersiram air mendidih.
- Ektima, kondisi kala infeksi menyebar ke dalam kapisan kulit dan meninggalkan bekas luka permanen.
Sebagian besar kasus penyakit ini dapat sembuh dengan sendirinya dalam kurun waktu satu hingga tiga minggu tanpa diobati jika penyakit masih dalam intensitas ringan. Jika diperlukan, dokter akan memberikan antibiotik berbentuk salep atau diminum yang efektif menyembuhkan dalam waktu 10 hari.
Bawa bayi Anda ke dokter jika pengobatan tidak menunjukkan hasil apa pun setelah seminggu, atau bayi mengalami demam serta area yang terinfeksi semakin kemerahan dan bertekstur lembut.
Artikel terkait: Ciri Kulit Bayi Sensitif, Penyebab, dan Tips Merawatnya yang Perlu Bunda Ketahui
Pencegahan Impetigo pada Bayi
Munculnya impetigo tak bisa terprediksi, bahkan gejalanya tak langsung terlihat saat itu juga. Beberapa langkah berikut bisa Parents lakukan sebagai langkah mencegah impetigo:
- Lindungi luka yang terjadi pada kulit bayi dengan plester untuk mencegah luka terbuka pada kulit bayi.
- Pisahkan barang bayi seperti sabun, pakaian, handuk, sisir dan perlengkapan mandi dari anggota keluarga lainnya.
- Bersihkan semua barang bayi dengan temperatur tinggi setelah digunakan, termasuk mainan bayi yang terbuat dari plastik atau kayu.
- Rutinlah mencuci tangan untuk memutus rantai penyebaran bakteri.
- Hindari tempat umum yang rawan penularan bakteri, apalagi jika bayi sudah terkena impetigo tak dianjurkan untuk mengunjungi tempat yang ramai dahulu.
Lantaran impetigo sangat menular, Anda harus menjauhkan bayi dari tempat ramai seperti penitipan anak. Anak biasanya dapat kembali sembuh setelah dia dirawat dengan antibiotik selama 48 jam, tetapi tanyakan kepada dokter terlebih dahulu sebelum memutuskan untuk keluar rumah dan bertemu dengan orang lain.
Sudah pernah terkena impetigo bukan berarti seseorang akan menjadi kebal. Impetigo bisa saja muncul kembali di waktu yang akan datang. Menjaga kebersihan kulit adalah cara terbaik untuk menjaga anak tetap sehat. Sangat penting untuk segera mencuci luka, goresan, gigitan serangga dan luka lainnya jika terjadi.
Parents, semoga informasi mengenai impetigo pada bayi ini bermanfaat.
Artikel diupdate oleh: Annisa Pertiwi
Impetigo in Babies
www.whattoexpect.com/first-year/baby-care/baby-skin-care/impetigo.aspx
Impetigo in babies
www.babycentre.co.uk/a548384/impetigo-in-babies
What Is Impetigo?
www.webmd.com/skin-problems-and-treatments/understanding-impetigo-basics
Impetigo
www.mayoclinic.org/diseases-conditions/impetigo/symptoms-causes/syc-20352352
Baca juga:
Ini Pentingnya Menggunakan Produk Dermatologist untuk Kulit Bayi
id.theasianparent.com/minyak-kayu-putih-untuk-bayi