Pilihan untuk ibu melahirkan di rumah cukup banyak diminati. Selain karena praktis, alasan lain melahirkan di rumah yaitu akan terasa nyaman karena dikelilingi oleh anggota keluarga.
Akan tetapi, pertanyaannya adalah apakah boleh melakukan persalinan di rumah tanpa bantuan, serta bukan di fasilitas kesehatan seperti rumah sakit dan klinik? Apa saja syarat ibu hamil boleh melahirkan di rumah?
Persalinan di rumah bisa dikatakan aman jika ibu hamil mempunyai risiko rendah terhadap komplikasi kesehatan dan telah mempersiapkan diri secara menyeluruh dengan mengikuti kelas pendidikan persalinan. Namun, melahirkan di rumah juga memiliki risiko yang penting untuk dipertimbangkan juga, Bun.
Jika Anda berpikir untuk melahirkan di rumah, baca terus artikel ini untuk mengetahui lebih lanjut tentang manfaat, risiko, serta cara membuat rencana kelahiran di rumah yang sesuai untuk Bunda dan keluarga.
Artikel Terkait: 30 Kompilasi Foto Melahirkan ini Tunjukkan Pentingnya Peran Seorang Bidan
Apakah Bisa dan Aman Melahirkan Sendiri di Rumah?

Apakah melahirkan di rumah tepat untuk setiap ibu hamil? Pilihan melahirkan di rumah ini sebenarnya menjadi pro dan kontra beberapa pihak.
Laman What to Expect menulis organisasi profesional, seperti American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG) masih berhati-hati dalam merekomendasikan ibu hamil melahirkan di rumah. ACOG mengatakan bahwa sementara ini rumah sakit dan pusat bersalin adalah tempat teraman untuk melahirkan. Para ibu harus memiliki dasar dan alasan yang kuat untuk bisa melahirkan di rumah. Ibu hamil sebaiknya dibelajarkan dengan benar tentang risiko dan manfaatnya, terutama peningkatan risiko kematian neonatal.
Namun, profesional medis lainnya, seperti American College of Nurse-Midwives (ACNM), sangat mendukung kelahiran di rumah dan mengatakan proses ini adalah alternatif yang cenderung aman, selain melahirkan di rumah sakit.
Namun, para ahli setuju bahwa tidak semua ibu hamil bisa/boleh melahirkan di rumah. Menurut ACOG dan ACNM, serta American Academy of Pediatrics (AAP), ibu hamil harus memenuhi sejumlah syarat untuk melahirkan di rumah, misalnya termasuk risiko kehamilan yang rendah dan bukan bumil dengan bayi kembar.
Syarat dan Pertimbangan Jika Ibu Ingin Melahirkan di Rumah
Pilihan untuk melakukan persalinan di rumah diperbolehkan dengan persyaratan. Berikut ini adalah beberapa syarat yang harus dipenuhi agar ibu hamil bisa melakukan persalinan dengan aman di rumah.
1. Sehat

Jika ibu hamil memiliki kondisi kesehatan yang baik, pilihan untuk bisa melahirkan di rumah bisa dilakukan. Pemeriksaan kandungan secara rutin setiap bulannya bisa membuat prediksi tentang masalah kesehatan ibu dan komplikasi dalam janin, jika memang ada.
Menurut American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG), seorang ibu hamil tidak boleh melahirkan di rumah ketika ia memiliki risiko kehamilan sebagai berikut:
- Pernah melakukan operasi caesar pada persalinan sebelumnya
- Hamil anak kembar
- Mengalami lahir prematur
- Mengalami lahir postmatur, yakni ketika usia kehamilan sudah di atas 41 minggu
- Posisi bayi sungsang
- Memiliki diabetes gestasional, yaitu diabetes yang terjadi saat kehamilan
- Preeklamsia, dan
- Infeksi ketuban
Kehamilan dengan kondisi seperti di atas memerlukan intervensi medis, sehingga berbahaya untuk bisa melakukan persalinan di rumah. Ibu dengan kondisi lansia juga direkomendasikan untuk tidak melakukan persalinan di rumah.
Artikel Terkait: Mengenal Diabetes Gestasional pada ibu hamil, waspadai gejalanya!
2. Bukan Persalinan Pertama
Kelahiran pertama memiliki risiko yang lebih besar dibandingkan dengan persalinan kedua dan seterusnya. Dengan demikian, direkomendasikan untuk melakukan persalinan di rumah sakit atau klinik.
Jadi, jika Bunda merencanakan kelahiran kedua atau selanjutnya, dengan kondisi tubuh dan janin yang baik, persalinan dapat dilakukan di rumah saja.
3. Ada Dokter atau Bidan yang Siap Menolong
Ini adalah persyaratan yang sangat penting untuk bisa melahirkan di rumah, yakni ada tenaga medis yang siap membantu. Selain itu, konsultasikan pilihan untuk melahirkan di rumah dengan dokter kandungan agar ia bisa merekomendasikan keputusan terbaik untuk Parents.
4. Sarana Kesehatan dan Kondisi Lingkungan Rumah
Jika lingkungan rumah sangat jauh dari fasilitas kesehatan, biasanya dokter atau bidan tidak akan merekomendasikan untuk melahirkan di rumah.
Selain itu, hal yang perlu diperhatikan ketika memutuskan melahirkan di rumah adalah kelengkapan sarana yang dimiliki bidan untuk memfasilitasi persalinan, kebersihan tempat tinggal, dan kebersihan lingkungan sekitar.
5. Akses ke Fasilitas Kesehatan
Sebaiknya rumah yang dijadikan tempat melahirkan memiliki jarak yang cukup dekat dengan fasilitas kesehatan. Tujuannya adalah untuk mengantisipasi segala kemungkinan yang buruk selama proses persalinan berlangsung, sehingga ibu hamil bisa langsung dipindahkan ke fasilitas kesehatan yang lebih lengkap.
Persiapan Persalinan di Rumah agar Tetap Aman

Jika Bunda memenuhi semua kriteria yang tercantum di atas untuk persalinan di rumah dan tertarik untuk mempelajari lebih lanjut, berikut adalah apa saja yang sebaiknya kita persiapkan.
1. Menemukan Seorang Praktisi yang Tepat
Laman Mayo Clinic menyarankan Bunda untuk memilih perawat bersertifikat, bidan bersertifikat, bidan yang pendidikannya memenuhi standar tertentu atau dokter praktik kebidanan dalam sistem kesehatan yang terintegrasi.
Cari tahu peralatan resusitasi apa saja yang akan dibawa oleh praktisi Anda ke rumah Anda. Pastikan untuk mendiskusikan pengalaman praktisi terkait dengan komplikasi persalinan dan kelahiran yang pernah ia tangani. Apakah dia pernah menghadapi situasi tertentu, dan bagaimana cara mengatasinya?
Pastikan dia memiliki akses untuk berkonsultasi dengan dokter atau spesialis di rumah sakit yang bekerja sama. Jika Anda tertarik dengan dukungan tambahan, pertimbangkan untuk menyewa asisten tenaga kerja profesional (doula).
Doula adalah seorang profesional terlatih yang membantu Bunda selama hamil, menghadapi proses persalinan, pun setelah Bunda melahirkan. Tidak sembarang orang bisa menjalani profesi ini, ia harus memiliki sertifikat Doula Internasional sebelum bisa bekerja.
American Academy of Pediatrics merekomendasikan untuk menghadirkan setidaknya satu orang terlatih yang tanggung jawab utamanya adalah merawat bayi Anda yang baru lahir. Hal-hal ini penting untuk dipersiapkan, karena Bunda melahirkan di rumah (bukan di RS yang biasanya memang sudah disediakan perawat yang berjaga).
2. Membuat Rencana Kelahiran
Apakah Bunda akan menggunakan metode khusus untuk mengatasi rasa sakit selama proses persalinan? Apakah Bunda ingin melahirkan di bak mandi? Apakah Bunda akan menyusui bayi Anda segera setelah melahirkan? Diskusikan rencana persalinan Anda dengan penyedia layanan kesehatan atau dokter Anda dan tanyakan tentang persediaan yang Anda perlukan.
Untuk memulai, bidan Anda akan bertemu dengan Anda untuk mendiskusikan kemungkinan faktor risiko dan memastikan bahwa Bunda memenuhi syarat yang baik untuk melahirkan di rumah.
Bunda akan terus menemuinya untuk pemeriksaan rutin (seperti yang Anda lakukan ke dokter kandungan) selama kehamilan Anda, dan dia akan membantu Anda menyiapkan rencana kelahiran selama persalinan ke depan.
Bunda dan bidan Anda dapat mendiskusikan di mana akan melahirkan di rumah, bagaimana pilihan Anda untuk mengurangi ketidaknyamanan (rasa nyeri) dan bagaimana menangani komplikasi atau keadaan darurat. Bidan juga akan memberi tahu Bunda sebelumnya persediaan apa yang harus dimiliki dan cara terbaik untuk mempersiapkan rumah Anda.
Juga diskusikan siapa saja yang akan mendampingi Bunda selama kelahiran. Ingatlah bahwa banyak ahli merekomendasikan untuk membatasi jumlah orang di dalam ruangan selama persalinan dan melahirkan.
Meskipun mungkin tampak menyenangkan memiliki banyak teman dan keluarga, kerumunan mungkin hanya akan mengalihkan perhatian dan fokus Anda.
3. Persiapan Pemindahan Rumah Sakit/Siapkan Kemungkinan Adanya Kondisi Darurat
Diskusikan dengan dokter Anda tentang tanda dan gejala yang mungkin mengharuskan Bunda pergi ke rumah sakit dan bagaimana proses pemindahan dari rumah ke RS akan memengaruhi rencana persalinan Anda.
Idealnya, rumah Anda (lokasi kelahiran) berada dalam jarak 15 menit dari rumah sakit dengan perawatan bersalin 24 jam.
Pastikan Bunda memiliki akses transportasi. Mintalah penyedia layanan kesehatan Anda untuk membuat perjanjian dengan rumah sakit terdekat untuk memastikan bahwa Anda dapat segera dipindahkan dan dirawat, jika perlu.
4. Pastikan Bunda Sehat, Lakukan Tes Kesehatan Terlebih Dulu
Akses ke pelayanan kesehatan saat melahirkan di rumah sendiri tentunya sangat terbatas. Maka itu, Bunda sebaiknya melakukan tes kesehatan terlebih dulu sebelum memutuskan bersalin di rumah. Pasalnya, ini memiliki risiko lebih tinggi.
5. Pastikan Perlengkapan Bersalin Sudah Lengkap
Agar persalinan di rumah nyaman, pastikan perlengkapan yang dibutuhkan sudah tersedia ya, Bun. Beberapa perlengkapan bersalin yang dibutuhkan biasanya adalah; handuk, selimut, plastik sampah, kapas, seprai, alas kasur, beberapa jenis alkohol, dan sebagainya.
Anda juga bisa berdiskusi dengan dokter atau bidan sekiranya perlengkapan apa saja yang hendak digunakan saat proses persalinan nanti.
Kelebihan dan Manfaat Melahirkan di Rumah

Persalinan di rumah mulai menjadi pilihan sebagian orang tua karena beberapa alasan seperti mudah, nyaman, murah, dan ditemani oleh keluarga terdekat. Berikut ini adalah beberapa manfaat melakukan persalinan di rumah.
- Persalinan di rumah membuat risiko intervensi medis, seperti caesar dan induksi, menjadi rendah
- Mengurangi potensi infeksi karena persalinan pada ibu hamil
- Memiliki kontrol yang lebih tinggi, Bunda bisa melakukan berbagai hal sembari menunggu proses terbukanya jalan lahir.
- Lebih privasi dan nyaman untuk Bunda
- Memiliki ruang yang dekat dengan bayi, karena ada beberapa rumah sakit yang memisahkan ruang kamar antara ibu dan anaknya.
- Bisa menghemat biaya
Artikel Terkait: Pendarahan Setelah Melahirkan
Risiko Ibu Melahirkan di Rumah yang Perlu Diperhatikan

Meskipun pilihan persalinan di rumah terlihat begitu menggoda, dengan semua kemudahan dan kebebasan yang dimiliki, tetap ada risiko yang perlu ibu hamil pahami terlebih dahulu. Berikut ini adalah beberapa risiko ibu yang persalinan di rumah.
1. Berisiko Alami Komplikasi
Menurut ACOG, melakukan persalinan di rumah meningkatkan risiko kematian perinatal dan risiko kejang pada bayi yang baru dilahirkan. Ibu hamil yang melahirkan di rumah juga memiliki risiko lebih besar untuk mengalami pendarahan pasca persalinan.
2. Pindah ke Rumah Sakit
Sekitar 23-37% orangtua yang melakukan persalinan di rumah untuk pertama kali akhirnya dipindahkan ke rumah sakit karena berbagai alasan.
Salah satu alasannya adalah sarana yang tidak lengkap untuk menunjang persalinan di rumah, kebutuhan pereda nyeri, hipertensi, pendarahan, dan malposisi janin.
3. Asuransi
Biaya untuk persalinan di rumah jelas tidak akan dibayarkan oleh asuransi kesehatan. Jika Parents memiliki asuransi kesehatan, sebaiknya pertimbangkan dengan bijak tentang pilihan seperti ini.
4. Cara Memilih Bidan
Tenaga fasilitator medis yang akan menolong persalinan di rumah adalah bidan. Sebab, hampir semua dokter kandungan hanya akan melayani persalinan di fasilitas kesehatan dengan sarana yang lengkap.
Ada beberapa hal yang perlu Bunda perhatikan saat memilih bidan untuk persalinan di rumah, seperti:
- Pengalamannya menangani persalinan di rumah
- Bidan profesional bersertifikat yang pernah mendapat pelatihan
- Jumlah pengalaman bidan menolong persalinan
Menurut Chris Ann Beard, seorang perawat bersertifikat di Oregon, bidan membutuhkan paling tidak seratus kali pengalaman untuk bisa melayani permintaan persalinan di rumah.
Apakah Anda Membutuhkan Kolam untuk Melahirkan di Rumah?
Untuk Bunda yang berencana melahirkan di air (water birth), jika bak mandi Bunda tidak cukup besar untuk Anda bersalin, Anda dapat mempertimbangkan untuk membeli kolam buatan yang dibeli secara online. Kolam-kolam ini dilengkapi dengan liner yang dapat dilepas sendiri yang dapat diganti, demikian sebagaimana dikutip laman What to Expect.
Namun, Anda perlu berkonsultasi terlebih dahulu dengan expert atau dokter kandungan Anda untuk prosedur ini. Bagaimana air yang digunakan, proses, dan apa yang harus diperhatikan, semua harus jelas untuk diketahui terlebih dahulu untuk menghindari risiko apa pun.
Merawat Bayi Setelah Melahirkan di Rumah
AAP menyarankan bahwa setidaknya ada satu orang yang hadir selama kelahiran, yang tanggung jawab utamanya adalah merawat bayi Anda yang baru lahir.
Orang ini harus memiliki pelatihan, keterampilan, dan peralatan yang sesuai, terutama skill untuk melakukan resusitasi penuh pada bayi. Ia akan memeriksa tanda-tanda vital bayi Anda dan juga membantu Bunda mengatasi permasalahan menyusui.
Bunda juga harus berbicara dengan dokter anak atau praktisi keluarga yang Anda tuju, jauh sebelum tanggal HPL sehingga Bunda dapat memberi tahu dia tentang rencana kelahiran Anda, dan kemudian menghubungi lagi segera setelah bayi Anda lahir.
Perawatan Pascapersalinan setelah Melahirkan di Rumah
Selain memberi tahu cara menangani bayi baru lahir dan memberi dukungan laktasi, bidan bersertifikat juga akan melakukam perawatan pada bayi dan ibu pascapersalinan.
Bidan Anda biasanya akan mengunjungi Anda lagi sehari setelah Bunda melahirkan. Jika ada yang tidak beres dengan kesehatan Anda, bidan Anda mungkin merujuk Anda ke tempat lain untuk perawatan lebih lanjut, demikian sebagaimana dikutip What to Expect.
Pilihan Bunda yang bersalin di rumah memang bisa membuat aman dan nyaman. Namun, pertimbangkan faktor risiko dan manfaat secara seksama, agar ibu dan buah hati bisa melewati proses persalinan dengan selamat.
Rumah sakit atau pusat bersalin adalah tempat paling aman untuk melahirkan. Namun, Bunda memiliki hak untuk membuat keputusan berdasarkan kondisi kesehatan Anda. Ingatlah bahwa masalah yang mengancam jiwa dapat terjadi selama persalinan.
Pahami risiko dan manfaat melahirkan di rumah sebelum Anda membuat keputusan tentang tempat melahirkan ya, Bun.
***
Artikel telah diupdate oleh: Kalamula Sachi
Baca Juga:
Ketahui 12 Komplikasi Persalinan yang Mungkin Terjadi, Distosia Bahu hingga Bayi Sungsang
Perjuangan ibu melahirkan normal di rumah selama 33 jam tanpa anestesi
Kisah Nyata : Saya Melahirkan di rumah
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.