Parents, Ketahui Kadar Hb Normal pada Anak Sesuai Usianya Berikut Ini!

Kadar hemoglobin dalam darah bisa bervariasi tergantung usia, jenis kelamin, dan kondisi kesehatan.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Penting untuk memastikan kadar hemoglobin atau Hb normal pada anak.

Untuk mengetahui kadar Hb normal pada anak, perlu dilakukan pemeriksaan menggunakan uji sampel darah.

Selain hasil yang normal, bisa juga diperoleh hasil Hb terlalu tinggi atau terlalu rendah.

Apa penyebab Hb terlalu tinggi atau rendah ini? Berikut penjelasannya.

Apa Itu Hemoglobin?

Sumber: Freepik

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Sebelumnya, Parents harus mengetahui terlebih dahulu apa itu Hb atau hemoglobin.

Hemoglobin adalah bagian utama dari sel darah merah yang terdiri dari protein yang disebut globin dan senyawa yang disebut heme.

Heme terdiri dari zat besi dan pigmen yang disebut porfirin, yang memberi warna merah pada darah.

Hemoglobin berperan penting untuk membawa oksigen dan karbon dioksida melalui darah.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Jika hemoglobin terlalu rendah, sel-sel yang ada di dalam tubuh tidak akan mendapatkan pasokan oksigen yang dibutuhkan untuk bertahan hidup.

Namun, jika hemoglobin terlalu tinggi, kemungkinan ada penyakit lain yang menyebabkannya.

Artikel Terkait: 21 Jenis Makanan Penambah Hb yang Paling Ampuh dan Populer

Kadar Hb Normal pada Anak Sesuai Usianya

Sumber: Freepik

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Berbagai faktor dapat memengaruhi kadar hemoglobin seseorang termasuk usia, jenis kelamin, dan riwayat kesehatan.

Melansir dari Healthline, bayi cenderung memiliki kadar hemoglobin rata-rata yang lebih tinggi daripada orang dewasa karena mereka memiliki kadar oksigen yang lebih tinggi di dalam rahim dan membutuhkan lebih banyak sel darah merah untuk mengangkut oksigen.

Namun, level hemoglobin yang tinggi ini akan mulai turun setelah beberapa minggu dilahirkan.

Selain itu, tingkat Hb untuk anak perempuan dan anak laki-laki juga berbeda. Berikut adalah tabel kadar Hb normal pada anak.

Usia Kadar Hb Normal (g/dL)
Perempuan Laki-Laki
0-30 hari 13.4-19.9 13.4-19.9
31-60 hari 10,7-17,1 10,7-17,1
2-3 bulan 9.0-14.1 9.0-14.1
3-6 bulan 9.5-14.1 9.5-14.1
6-12 bulan 11.3-14.1 11.3-14.1
1-5 tahun 10.9-15.0 10.9-15.0
5-11 tahun 11.9-15.0 11.9-15.0
11-18 tahun 11.9-15.0 12,7-17,7

Penyebab Level Hemoglobin di Atas Batas Normal

Sumber: Freepik

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Kadar hemoglobin yang tinggi umumnya menyertai jumlah sel darah merah yang tinggi.

Sebab, hemoglobin ditemukan dalam sel darah merah, jadi semakin tinggi jumlah sel darah merah maka semakin tinggi kadar hemoglobin dan sebaliknya.

Kondisi ini juga disebut dengan polisitemia.

Kadar hemoglobin yang tinggi dapat menyebabkan pusing, kelelahan, mudah memar dan gejala lainnya.

Namun, kadar hemoglobin yang tinggi tidak boleh disepelekan karena bisa jadi merupakan tanda adanya penyakit tertentu yang mendasarinya.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Bahkan jika setelah dilakukan pemeriksaan dan seseorang dengan kadar Hb tinggi tidak mengidap penyakit apa pun, perlu diberikan pengobatan tertentu untuk mengobati jumlah hemoglobin yang tinggi.

Kadar hemoglobin yang tinggi secara tidak teratur dapat menyebabkan komplikasi seperti pembekuan darah.

Jumlah sel darah merah dan kadar hemoglobin yang tinggi dapat menunjukkan beberapa penyakit, seperti:

  • Penyakit Jantung Bawaan: Kondisi ini dapat mempersulit jantung untuk memompa darah secara efektif dan mengirimkan oksigen ke seluruh tubuh dan menyebabkan produksi sel darah merah tambahan.
  • Dehidrasi: Tidak memiliki cukup cairan dapat menyebabkan jumlah sel darah merah tampak lebih tinggi karena tidak ada banyak cairan untuk menyeimbangkannya.
  • Tumor Ginjal: Beberapa tumor ginjal merangsang ginjal untuk membuat eritropoietin, yaitu hormon yang merangsang produksi sel darah merah, secara berlebihan
  • Penyakit Paru-Paru: Jika paru-paru tidak bekerja secara efektif, tubuh mungkin akan mencoba memproduksi lebih banyak sel darah merah untuk membantu membawa oksigen ke seluruh tubuh.
  • Polisitemia Vera: Kondisi bawaan ini menyebabkan tubuh memproduksi sel darah merah ekstra. Seseorang kemungkinan mengalami polisitemia jika memiliki riwayat keluarga dengan gangguan yang memengaruhi jumlah sel darah merah, seperti pengindraan oksigen yang berubah.

Mereka yang tinggal di dataran tinggi juga secara alami memiliki Hb yang lebih tinggi dibandingkan yang tidak.

Selain itu, kadar Hb bisa menjadi lebih tinggi jika seseorang baru saja menerima transfusi darah.

Artikel Terkait: Apakah Kelebihan Asupan Zat Besi Bisa Berbahaya? Ini Penjelasannya

Penyebab Level Hemoglobin di Bawah Batas Normal

Sumber: Freepik

Tingkat hemoglobin yang rendah biasanya terlihat dengan jumlah sel darah merah yang rendah.

Dalam banyak kasus, jumlah hemoglobin rendah yang hanya sedikit lebih rendah dari biasanya tidak terlalu berpengaruh pada kondisi fisik secara normal dan tidak menimbulkan gejala apa pun.

Penurunan sel darah merah atau kadar hemoglobin mungkin disebabkan oleh cacat sel darah merah yang diturunkan, infeksi, penyakit, obat-obatan tertentu, dan/atau kekurangan beberapa vitamin atau mineral dalam makanan.

Sedangkan jumlah hemoglobin rendah yang lebih parah dan menyebabkan gejala mungkin berarti menderita anemia.

Anemia sering terjadi pada anak-anak dan ada banyak jenis anemia.

Anemia memiliki 3 penyebab utama yaitu kehilangan sel darah merah, ketidakmampuan untuk membuat sel darah merah yang cukup, dan hancurnya sel darah merah.

Berikut adalah beberapa tipe anemia berdasarkan penyebabnya:

  • Anemia Defisiensi Besi
    Anemia jenis ini disebabkan karena tidak cukupnya zat besi dalam darah. Zat besi dibutuhkan untuk membentuk hemoglobin. Anemia defisiensi besi merupakan penyebab paling umum dari anemia.

  • Anemia Megaloblastik
    Kondisi ketika sel darah merah terlalu besar karena kekurangan asam folat atau vitamin B-12. Salah satu jenis anemia megaloblastik adalah anemia pernisiosa yaitu masalah dalam penyerapan vitamin B-12 yang penting untuk membuat sel darah merah.

  • Anemia Hemolitik
    Anemia ini terjadi ketika sel darah merah hancur. Ada banyak penyebab yang berbeda, seperti infeksi serius atau obat-obatan tertentu.

  • Anemia Sel Sabit
    Anemia sel sabit merupakan jenis hemoglobinopati, yaitu jenis anemia yang diturunkan dengan sel darah merah berbentuk tidak normal.

  • Thalassemia
    Merupakan jenis anemia turunan lainnya dengan sel darah merah yang abnormal.

  • Anemia Aplastik
    Kegagalan sumsum tulang untuk membuat sel darah.

Beberapa kondisi medis yang dapat menyebabkan penurunan sel darah merah atau kadar hemoglobin adalah:

1. Gangguan Sumsum Tulang

Misalnya leukemia, limfoma, atau anemia aplastik yang dapat menyebabkan jumlah sel darah merah yang rendah.

2. Gagal Ginjal

Ketika ginjal tidak berfungsi dengan baik, mereka tidak menghasilkan cukup hormon eritropoietin yang merangsang produksi sel darah merah.

3. Fibroid Rahim

Tumor yang biasanya tidak bersifat kanker, tetapi dapat menyebabkan pendarahan yang signifikan, yang menyebabkan jumlah sel darah merah yang lebih rendah.

4. Kondisi yang Menghancurkan Sel Darah Merah

Contohnya anemia sel sabit, thalasemia, defisiensi G6PD, dan sferositosis herediter.

Seseorang juga lebih mungkin memiliki kadar hemoglobin rendah jika:

  • Memiliki kondisi yang menyebabkan perdarahan kronis, seperti tukak lambung, polip usus besar, atau periode menstruasi yang berat
  • Kekurangan folat, zat besi, atau vitamin B-12
  • Sedang hamil
  • Terlibat dalam kecelakaan traumatis, seperti kecelakaan mobil

Cara Tes

Sumber: Freepik

Tes hemoglobin mengukur jumlah hemoglobin dalam darah dan pengukuran hemoglobin diberikan dalam gram per desiliter (g/dL).

Seseorang, baik anak-anak maupun orang dewasa, mungkin menjalani tes hemoglobin karena beberapa alasan, seperti untuk memantau kesehatan umum dan untuk menyaring berbagai penyakit seperti anemia.

Dokter akan menyarankan tes hemoglobin jika seseorang mengalami lemah, lelah, sesak napas atau pusing.

Tanda dan gejala ini mungkin menunjukkan anemia atau polisitemia. Tes hemoglobin dapat membantu mendiagnosis kondisi ini atau kondisi medis lainnya.

Untuk tes hemoglobin, dokter atau perawat akan mengambil sampel darah dengan menusuk ujung jari atau memasukkan jarum ke pembuluh darah di lengan.

Untuk bayi, sampel dapat diperoleh dengan menusuk tumit. Sampel darah kemudian dikirim ke laboratorium untuk dianalisis.

Jika pasien telah didiagnosis dengan anemia atau polisitemia, dokter juga akan menggunakan tes hemoglobin untuk memantau kondisi pasien dan memandu pengobatan.

Artikel Terkait: Anemia Defisiensi Besi Bisa Ganggu Kecerdasan Anak, Kenali Gejalanya!

Apa Itu Hemoglobin A1c?

Saat melakukan pemeriksaan darah, Parents mungkin juga melihat hasil untuk hemoglobin A1c (HbA1c), terkadang disebut hemoglobin terglikasi.

Tes HbA1c mengukur jumlah hemoglobin terglikasi, yaitu hemoglobin yang memiliki glukosa yang melekat dalam darah.

Dokter sering menyarankan tes ini untuk penderita diabetes untuk membantu memberikan gambaran yang lebih jelas tentang kadar glukosa darah rata-rata seseorang selama 2 hingga 4 bulan yang lalu.

Glukosa, atau juga disebut gula darah, beredar ke seluruh darah dan menempel pada hemoglobin. Glukosa akan tetap melekat pada hemoglobin selama sekitar 120 hari.

Semakin banyak glukosa dalam darah, maka semakin besar kemungkinan seseorang memiliki kadar hemoglobin terglikasi yang lebih tinggi.

Kadar HbA1c yang tinggi menandakan bahwa gula darah seseorang sudah tinggi selama beberapa bulan.

Dalam kebanyakan kasus, seseorang dengan diabetes harus mencapai tingkat HbA1c 6.5 persen atau kurang.

Mereka yang tidak menderita diabetes cenderung memiliki kadar HbA1c dibawah 5,7 persen.

***
Berdasarkan informasi di atas, apakah kadar Hb pada anak Parents termasuk normal?

Jangan lupa untuk selalu memberikannya makanan bergizi lengkap agar ia tidak kekurangan vitamin dan mineral yang bisa berpengaruh pada kadar hemoglobin dalam darahnya.

Baca Juga:

Bisa Memperlambat Pertumbuhan Anak, Ketahui Jenis Tes Thalassemia yang Bisa Dilakukan Sejak Hamil

12 Jenis Kelainan Darah yang Paling Sering Ditemui, Cek Gejalanya!

Benarkah Anemia Bisa Perburuk Gejala COVID-19? Ini Faktanya