Gigi Bertumpuk pada Anak: Tanda, Penyebab, Cara Mengatasi

Masalah gigi bertumpuk sangat mungkin terjadi pada anak. Kenali yang menjadi faktor penyebabnya!

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Tak menutup kemungkinan masalah gigi bertumpuk terjadi pada anak Anda, Parents. Terlebih jika si kecil memiliki kebiasaan kurang baik yang dapat berdampak pada kesehatan giginya. 

Masalah gigi bertumpuk pada anak ini harus segera ditangani agar kondisinya tidak berlanjut sampai ia dewasa. Sebab, bisa jadi penanganan masalah ini saat dewasa akan lebih sulit dilakukan.

Nah, pada artikel ini, akan dibahas lengkap tentang kondisi gigi bertumpuk pada anak, penyebab, dampaknya bagi kesehatan, serta pilihan perawatan yang efektif.

Artikel Terkait: Merawat Gigi Anak Sejak Dini

Apa Itu Gigi Bertumpuk pada Anak?

Gigi yang tumpang tindih bisa disebut malocclusion, artinya posisi gigi yang tidak sempurna saat rahang tertutup. Maloklusi juga dikenal sebagai ketidaksejajaran gigi yang dapat menyebabkan masalah kesehatan mulut.

Maloklusi adalah ketika gigi anak menjadi bengkok atau berjejal. Kondisi ini terjadi karena gigi yang tumbuh lebih besar dari ruang yang tersedia pada rahang sehingga gigi yang tumbuh akan mengikuti jalur yang paling sedikit resistensinya.

Gigi susu biasanya tumbuh diawali di bagian depan, antara usia 6 hingga 24 bulan. Melansir dari laman Better Health, jumlah gigi susu ada 20 buah, terdiri dari 8 buah gigi seri, 4 gigi taring, dan 8 buah gigi geraham.

Lalu, saat berusia 5-6 tahun gigi susu tersebut akan tanggal satu persatu dan gigi permanen mulai tumbuh.

Kapan Gigi Permanen Tumbuh?

Melansir dari laman Better Health, seperti halnya gigi susu, waktu tumbuhnya gigi permanen bisa berbeda. Secara umum, urutan dan prediksi tumbuh untuk setiap jenis gigi permanen adalah:

  • Geraham pertama - antara usia 6 dan 7 tahun.
  • Gigi seri tengah – antara usia 6 dan 8 tahun.
  • Gigi seri lateral – antara usia 7 dan 8 tahun.
  • Taring – antara usia 9 dan 13 tahun.
  • Premolar – antara usia 9 dan 13 tahun.
  • Geraham kedua - antara usia 11 dan 13 tahun.
  • Geraham ketiga (gigi bungsu) – antara usia 17 dan 21 tahun, jika ada.

Jadi anggapan yang mengatakan nanti saja merawat gigi anak kalau semua gigi susu sudah tanggal, sudah pasti salah besar. Sebab, pertumbuhan gigi tetap ini juga akan mengikuti letak gigi susu.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Artikel Terkait: Si Kecil Punya Gigi Gingsul, Apa Penyebab dan Bagaimana Cara Merawatnya?

Tanda-Tanda Gigi Bertumpuk pada Anak

Jika gigi susu tidak dirawat, kemungkinan besar nantinya akan muncul kelainan pada komposisi gigi tetap. 

Anak mungkin juga memiliki masalah dengan gigitannya. Itu berarti gigi rahang atas tidak bertemu secara normal dengan gigi rahang bawah saat rahang tertutup.

Melansir dari laman Stanford Children's, seorang anak dengan maloklusi memiliki gigi yang berjejal atau bengkok, dia mungkin juga memiliki 1 dari masalah gigitan ini:

  • Overbite. Gigi depan di rahang atas menonjol di atas gigi di rahang bawah.
  • Underbite. Gigi di rahang bawah menonjol di atas gigi di rahang atas.
  • Open bite. Gigi depan tidak bertemu saat rahang tertutup.
  • Crossbite. Gigi atas berada di belakang gigi bawah.

Maloklusi dapat menyebabkan seorang anak memiliki:

  • Masalah makan atau berbicara
  • Si kecil suka menggertakkan gigi
  • Kehilangan gigi susu terlalu cepat atau sangat terlambat
  • Si kecil terbiasa bernapas melalui mulut
  • Kerusakan gigi
  • Penyakit gusi
  • Masalah sendi rahang

Penyebab Gigi Bertumpuk pada Anak

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Maloklusi terkadang dapat disebabkan oleh cedera pada rahang. Namun, itu sering kali merupakan hasil dari banyak hal yang berbeda. Mungkin dari gen, lingkungan, atau keduanya. Maloklusi dapat berkembang seiring pertumbuhan anak.

Dilansir dari Healthline, beberapa penyebab gigi bertumpuk pada anak yang paling umum termasuk:

Sifat Genetik

Gigi yang tumpang tindih bisa turun temurun atau diturunkan dari orang tua atau kakek-nenek Anda. Ini adalah penyebab paling umum dari gigi yang tidak sejajar, menurut University of Florida Health.

Sifat keturunan dapat memengaruhi ukuran rahang atau gigi. Jika rahang Anda terlalu kecil, atau jika gigi Anda terlalu besar, mungkin tidak ada cukup ruang bagi gigi Anda untuk tumbuh tanpa saling tumpang tindih.

Kebiasaan Masa Kecil

Banyak bayi dan balita menenangkan diri dengan mengisap ibu jari mereka, yang biasanya tidak menjadi masalah ketika anak masih kecil.

Jika kebiasaan itu berlanjut setelah gigi permanen anak tumbuh, mengisap jempol dapat menyebabkan masalah pada susunan gigi mereka. Ini juga dapat menyebabkan masalah dengan pertumbuhan mulut atau rahang yang tepat, dan menyebabkan perubahan pada langit-langit mulut.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Meskipun tidak seserius mengisap jempol, penggunaan dot dalam waktu lama juga dapat menyebabkan perubahan pada gigi atau rahang anak. Untuk mencegah masalah penyelarasan gigi, American Academy of Family Physicians (AAFP) merekomendasikan untuk menyapih anak dari dot mereka pada usia 3 tahun.

Beberapa penyebab lain yang bisa menyebabkan gigi bertumpuk pada anak selain kebiasaan masa kecil dan faktor keturunan:

  • Si kecil mengalami gigi berjejal atau ruang yang tidak mencukupi di dalam tulang rahang
  • Pernah cedera yang menyebabkan ketidaksejajaran rahang
  • Ada masalah bibir sumbing dan langit-langit mulut
  • Gigi yang telah ditambal dan menembus gusi (dihapus ya)
  • Gigi berbentuk tidak normal
  • Memiliki gigi ekstra
  • Mahkota dan tambalan yang tidak pas
  • Ada tumor di rahang atau mulut

Saat gigi pertamanya tumbuh, sebenarnya anak sudah bisa diajak ke dokter gigi. Selain untuk memeriksakan kondisi kesehatan giginya, tujuan lainnya adalah agar anak bisa lebih familier dengan dokter gigi. Hal itu untuk menghindari ketakutan anak pergi ke dokter gigi. Jadi orang tua lebih mudah merawat gigi anak.

Artikel Terkait: Kapankah Gigi-Gigi Susu Tanggal?

Anak yang Berisiko Mengalami Gigi Bertumpuk

Anak-anak yang masih sering mengisap ibu jari setelah usia 5 tahun sangat besar risikonya mengalami gigi bertumpuk. Tinggalkan kebiasaan itu sejak dini sehingga potensinya kecil anak mengalami kondisi gigi bertumpuk. 

Kemudian, anak-anak dengan jarak yang sangat kecil di antara gigi susu mereka juga berisiko. Mereka mungkin memiliki masalah dengan maloklusi ketika gigi permanen mereka mulai tumbuh. Sebab, gigi permanen lebih besar dan membutuhkan lebih banyak ruang sehingga mencari ruang untuk muncul ke permukaan.

Diagnosis Gigi Bertumpuk pada Anak

Dokter anak Anda dapat mendiagnosis maloklusi dengan riwayat kesehatan lengkap dan pemeriksaan fisik. 

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Dokter kemungkinan akan merujuk anak Anda ke dokter gigi atau ortodontis untuk evaluasi dan perawatan penuh. Ortodontis adalah dokter gigi yang terlatih secara khusus. Mereka mengobati ketidakteraturan gigi, gigitan, dan rahang.

Si kecil mungkin juga membutuhkan:

  • Sinar X. Tes ini diperlukan untuk membuat gambar jaringan internal, tulang, dan posisi gigi.
  • Impressions of the teeth. Ini adalah jejak gigi yang dibuat dengan plester yang dituangkan ke dalam cetakan. Jejak gigi akan membantu mengevaluasi gigi bertumpuk pada anak.

Gigi bertumpuk pada anak adalah masalah gigi yang umum. Jika tumpang tindihnya kecil, dokter gigi atau ortodontis mungkin tidak menyarankan perawatan.

Pilihan perawatan biasanya termasuk kawat gigi, aligner bening, atau veneer. Dalam kasus yang lebih parah, pencabutan gigi atau pembedahan mungkin direkomendasikan. Jika Parents memiliki kekhawatiran tentang gigi si kecil yang tumpang tindih, buatlah janji untuk berbicara dengan dokter gigi atau ortodontis.

Adakah Cara Mengatasi Gigi Bertumpuk pada Anak?

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Periksakan ke Dokter Gigi

Tak banyak hal yang bisa dilakukan, kecuali mengunjungi dokter gigi secara rutin untuk memantau kondisi gigi seperti ini, setidaknya tiap 6 bulan sekali. Dokter gigi akan membantu mengambil langkah yang diperlukan sesuai dengan kondisi gigi si kecil. 

Jaga Kebersihan Gigi Si Kecil

Selain itu, tetap merawat dan membersihkan gigi susu buah hati, sangat direkomendasikan ketika menangani kondisi gigi bertumpuk. Parents bisa menggunakan kain kasa atau sikat jari yang banyak dijual di pasaran. Gunakan air hangat, lalu bersihkan mulut dan gigi buah hati. Penggunaan odol saat membersihkan gigi bayi tidak terlalu disarankan karena bisa tertelan.

Hampir semua orang tahu, seorang anak yang masih kecil harus mulai diajari mengenai cara merawat dan membersihkan gigi mereka. Hal ini agar saat kelak telah tumbuh dewasa, mereka terbiasa untuk melakukan hal tersebut. 

Gigi milik mereka pun akan menjadi lebih kuat dan bersih saat dirawat dengan benar. Tak hanya itu, gunakan pula teknik yang benar saat mengajari si kecil menyikat atau membersihkan giginya.

***

Demikian informasi tentang maloklusi atau gigi bertumpuk pada anak yang perlu Parents ketahui. Semoga bermanfaat dan jangan lupa untuk mulai rutin merawat gigi anak sejak masih bayi sehingga kondisi gigi bertumpuk bisa dihindari. 

Baca Juga:

id.theasianparent.com/inilah-jadwal-tumbuh-gigi-anak

id.theasianparent.com/merawat-gigi-anak

id.theasianparent.com/kerusakan-gigi-anak-rasa-bersalah-pada-orangtua